1. Latar Belakang Sejarah Gereja Bethel Indonesia
nyanyian-nyanyian ibadah. Hal ini juga tampak dalam ibadah mereka yang tidak fleksibel atau non-liturgikal. Ketiga, ciri kharisma menurut Weber merupakan suatu
sumber dari bentuk dan gerakan baru, sehingga ia bersifat “kreatif”.
2. 1. 2. Latar Belakang Sejarah Gereja Bethel Indonesia
Di Indonesia kabar Injil telah masuk sejak tahun 1511 Katholik dan tahun 1605 Protestan, sedangkan zaman Pentakosta masuk 300 tahun kemudian. Aliran
Pentakosta dibawa oleh penginjil keturunan Belanda yang bernama C Groesbeek dan D. Van Klaveren, namun keduanya berkebangsaan Amerika. Pada bulan Januari
tahun 1921 kedua penginjil bertolak dari Seattle, Washington, lalu ke Jakarta Batavia menggunakan kapal Jepang yang bernama Suwa Maru. Pada bulan Maret
mereka bersandar di Jakarta dan meneruskan perjalanan dengan kereta api melalui Surabaya ke Denpasar, Bali. Lalu mereka pindah ke Surabaya tahun 1922.
Gerakan Pentakosta mengalami banyak tantangan dan perlawanan, tetapi para jemaat yang telah menerima kuasa Roh Kudus terus memberitakan Injil Kristus ke
mana-mana dengan penyertaan kuasa Allah. Jemaat baru terus bertambah dan semakin besar, hingga pada tanggal 15 Juni 1937 Pemerintah harus mengakui
gerakan Pentakosta sebagai Kerkgenootschap Persekutuan Gereja atau Lembaga yang bersifat gereja berdasarkan Staatsblad 1927 No.156 dan 532. Kemudian yang
sebelumnya menggunakan nama Pinkster Gemeente berubah menjadi Pinkster Kerk in Nederlands Indie. Ketika kekuasaan Belanda diambil alih Jepang pada tahun 1942,
maka nama Belanda itu berubah menjadi Gereja Pentakosta di Indonesia GPDI, dan
Universitas Sumatera Utara
Dr.H.L Senduk—sebagai pendiri Gereja Bethel Indonesia—ketika itu menjabat sebagai Sekretaris Pengurus Pusat GPDI.
Kenyataan menunjukkan bahwa perselisihan juga hadir dalam gereja, termasuk GPDI. Sehingga perpecahan tidak terhindari dalam tubuh GPDI. Kalau
perpecahan terjadi oleh karena kehendak Tuhan 1 Korintus 11:19, maka hal itu akan membawa berkat pertumbuhan dan perkembangan. Tetapi kalau perpecahan terjadi
oleh karena kemarahan dan kebencian manusia, maka hal itu akan mendatangkan kekecewaan, kerugian dan malapetaka. Ibarat membangun rumah dari rumput kering
dan jerami 1 Korintus 3:15. Karena perpecahan yang terjadi di tubuh GPDI, dengan berbagai alasan ketidak cocokan dalam suatu pengajaran atau karena masalah
organisasi, maka pada tahun 1952 Dr. H.L Senduk dan F.G. Van Gessel keluar dari GPDI dan membentuk Gereja Bethel Injil Sepenuh GBIS—nama sebelum lahir
menjadi GBI—tetapi keinginan memisahkan diri bukan untuk membentuk suatu “organisasi gereja baru” seperti yang terjadi dalam sejarah gereja Pantekosta,
melainkan karena kondisi rohani GPDI saat itu, menyebabkan ketidakpuasan disebagian kalangan pendeta-pendeta gereja tersebut.
Karena perpecahan akan memberi dua dampak, yakni dampak negatif dan dampak positif. Negatif, karena merupakan “kerugian” dari gereja yang lama.
Positif, karena kehendak dan rencana Tuhan dapat dilaksanakan. Rasul Paulus mengatakan bahwa “Diantara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti
siapakah di antara kamu yang tahan uji”. 1 Korintus 11:19 Setelah GBIS resmi berpisah dari GPDI dan diakui oleh Pemerintah melalui
Universitas Sumatera Utara
Surat Keterangan Pendaftaran No.AVIII16 tanggal 31 Januari 1953 dan kemudian GBIS pada tahun 1968 diakui pemerintah sebagai Lembaga Gereja dengan Keputusan
Departemen Agama No.DdPDAKd05468 dibawah kepemimpinan Dr. H.L Senduk. Oleh karena perbedaan pandangan dan konflik pengajaran yang terjadi pada
tahun 1957 di dalam GBIS, hingga akhirnya pada tahun 1967 jalan sejarah GBIS semakin menurun
71
. Pada tahun 1968-1969 kepemimpinan Dr. H.L Senduk diambil alih oleh
pihak-pihak yang didukung oleh seuatu keputusan Menteri Agama. Kemudian Dr. H.L Senduk di atas jalan yang baru berjalan terus menggenapi panggilan Tuhan dan
dengan sedih hati harus berpisah dari saudara-saudara di GBIS. Perpisahan itu melahirkan sebuah wadah yang baru untuk menyatakan kemuliaan-Nya, yakni Gereja
Bethel Indonesia GBI. Secara etimologis Bethel berasal dari kata beth rumah dan El Allah, jadi nama Bethel artinya rumah Allah. Dr. H.L. Senduk mengatakan GBI
bukanlah sebuah gereja yang lahir sebagai akibat suatu perpecahan. Tetapi GBI adalah seperti seorang “anak” yang lahir setelah 18 tahun berada di dalam kandungan
GBIS, yakni 1952-1970
72
. GBI adalah gereja nasional yang termuda di Indonesia, lahir pada tanggal 6 Oktober 1970 di Sukabumi, Jawa Barat.
71
GBI lahir karena dilatarbelakangi beberapa permasalah di tubuh GBIS, seperti perselisihan tentang kerjasama antara GBIS-COG Church of God,beberapa hamba Tuhan tidak tunduk kepada
Keputusan Majelis Besar, saling pecat memecat sesama hamba Tuhan, dan sebagainya.
72
Dr. H.L. Senduk, Sejarah Gereja Bethel Indonesia,Untuk Kalangan Sendiri.hlm.25
Universitas Sumatera Utara