2. Label Kharismatik 2. 2. Gereja Sebagai Organisme dan Organisasi
teologis menyelidiki dan menganalisis musik dalam GBI Medan Plaza. Pengamatan yang saya lakukan merupakan pengalaman saya selama ± 3 tahun melayani di
beberapa cabang gereja Kharismatik yang dibawahi oleh GBI Rayon IV Medan Plaza.
1. 2. 1. Label Kharismatik
Ada dua hal berbeda yang dapat muncul dipikiran ketika seseorang mendengar istilah kharismatik”. Beberapa orang akan berpikir tentang sekelompok
orang “lapar” akan Tuhan, berjalan dalam kuasa rohani, Roh dalam ibadah, agresif dalam penginjilan, dan berlimpah dalam kasih. Orang lain melihat kharismatik
sebagai individu-individu yang berorientasi pengalaman, imperialis dalam pandangan hanya mereka yang memiliki Injil penuh, elitis dalam sikap, tidak terkontrol dalam
ibadah, dan bebas dari setiap pegangan nyata dari Alkitab yang lebih dari sekedar bukti teks. Gerakan Kharismatik memiliki perkembangan yang sangat pesat dan telah
menjadi lebih beragam, sehingga akan menyesatkan untuk menempatkan mereka semua di bawah panji identik.
38
Tingkah laku-tingkah laku demikian sangat melekat dengan orang-orang yang terlibat dalam gereja Kharismatik. Saat istilah “kebudayaan” digunakan dalam
konteks gereja kharismatik seperti GBI Medan Plaza, maka setiap pribadi-pribadi dan kelompok-kelompok yang ada didalamnya memiliki kebutuhan yang spesifik, seperti
38
Pastor Gilley’s March 1999, Thing on these Thing, IV No.3, Mei-Juni 1999.
Universitas Sumatera Utara
gaya, ekspresi, attitude yang mudah dikenali dan memberikan mereka image maupun identitas yang khas sebagai Kharismatik. Contohnya, jemaat dalam lingkungan
Kharismatik sangat senang menggunakan sapaan shalom ketika bertemu dengan yang lain, selalu berjabat tangan ketika bertemu dengan rekan-rekan, bahkan
beberapa orang memandang memiliki sikap rohani yang lebih—istilah populer oleh Pdt.R. Bambang Jonan terlalu ‘nge-roh’—dari orang lain. Ekspresi lain juga tampak
melalui orang yang “gemar” berbahasa Roh jika dalam satu perbincangan ada hal-hal yang mengejutkan dirinya, lalu dengan spontan ia mengeluarkan ucapan-ucapan
“seperti” bahasa Roh
39
tadi.