Pola Pola MUSIK DALAM IBADAH KONTEMPORER DI GBI MEDAN PLAZA

IIII-IV-IV-V-I di atas akan tampak seperti pada garis geometrik desain merah di bawah ini, Contoh 7. Ending yang menggunakan progresi akor menuju tingkat IV lalu iv merupakan pola ending yang juga “populer” digunakan oleh imam musik dalam mengakhiri sebuah lagu penyembah. Jenis pola ending kedua yang progresi akornya IV lalu iv dan sedikit berbeda dengan pola di atas juga cenderung digunakan untuk mengakhiri sebuah lagu, yaitu seperti pola 3 berikut ini.

3. Pola

ending I-IV-ivV-IV-vi-ii-V-I Pola ending dengan progresi akor I-IV-ivV-IV-vi-ii-V-I juga sangat sering digunakan untuk mengakhiri lagu-lagu penyembahan dalam ibadah. Tampak kecenderungan pemakain slash chord tidak terlepas dalam musik-musik yang digunakan di GBI Medan Plaza. Harmony contour akan memberi gambaran akan progresi akor melalui garis shape dan penempatan secara fisik dari progresi akor. Contoh 8. Universitas Sumatera Utara Dengan melihat pola progresi akor ending melalui garis harmoni harmony shape maka pola ending I-IV-ivV-IV-vi-ii-V-I di atas akan tampak seperti pada garis geometrik desain merah di bawah ini: Contoh 9.

4. Pola

ending I-IV-iii-vi-ii.V.-I Contoh 10. Universitas Sumatera Utara Pola ending dengan progresi akor I-IV-iii-ii-V-I juga sangat sering dijumpai dalam ibadah pujian dan penyembahan di GBI Medan Plaza. Sama dengan pola-pola ending yang lain, pada bagian akhir poco rit dan tutti selalu melihat instruksi yang diberikan oleh orang yang memimpin pujian dan penyembahan melalui aba-aba tangan atau melalui feeling imam musik kearah mana dan bagaimana worship leader akan mengakhirinya. Harmony contour akan memberi gambaran akan progresi akor melalui garis shape dan penempatan secara fisik dari progresi akor. Dengan melihat pola progresi akor ending melalui garis harmoni harmony shape maka pola ending I-IV-iii-vi-ii-V-I di atas akan tampak seperti pada garis geometrik desain merah di bawah ini: Contoh 11. Universitas Sumatera Utara Berbeda dengan lagu penyembahan, untuk lagu-lagu pujian ending yang digunakan biasanya mengikuti aransemen yang telah dibuat oleh musisi yang membawakan lagu sesuai rekaman album tertentu, karena lagu-lagu pujian yang digunakan dalam ibadah biasa memainkan versi dari musisi rohani yang mempopulerkan pertama sekali ke masyarakat. Kecuali tim musik tersebut melakukan kreativitas sendiri dengan melakukan aransemen yang mereka sukai, atau mungkin juga karena tidak mampu memainkan aransemen musisi yang mempopulerkannya karena terlalu rumit, maka disederhanakan dengan aransemen versi tim musik tersebut.

3. 9. Kadens