Tingkat Tarif dan Harga

41 kunci utama terjadinya seleksi produk oleh pelanggan telah menurun dan para pelanggan kembali terfokus pada pendorong historis yaitu cakupan jaringan, kualitas teknis, harga, ketersediaan layanan data dan itur-itur khusus. Berdasarkan estimasi internal Perseroan, ketiga penyelenggara mayoritas layanan nirkabel di Indonesia, Telkomsel, XL dan Perseroan, secara bersama-sama menguasai hampir 80 pangsa pasar jasa selular di Indonesia pada tahun 2013. Perseroan berkompetisi dengan Telkomsel dan XL terutama pada cakupan jaringan, kualitas layanan dan harga. Dengan basis pelanggan “on-net” yang lebih besar dan penawaran harga yang lebih menarik bagi panggilan on-net, Perseroan percaya bahwa jumlah pelanggan Perseroan akan memberikan keuntungan kompetitif yang signiikan terhadap penyelenggara selular kecil lainnya, mengingat Perseroan tidak perlu membayar biaya interkoneksi kepada pihak ketiga. Kompetisi pada jasa MIDI juga semakin meningkat. Dalam beberapa tahun ini, kompetisi antar penyelenggara layanan komunikasi data semakin meningkat, yang utamanya disebabkan oleh penerbitan berbagai lisensi baru setelah terjadinya deregulasi pada industri telekomunikasi di Indonesia. Selain itu layanan satelit Perseroan yang terutama terdiri dari penyewaan transponder kepada broadcaster dan penyelenggara telekomunikasi layanan VSAT, selular dan SLI serta ISP menghadapi kompetisi dari penyelenggara asing dan domestik yang memberikan layanan pada basis pelanggan yang sama. Perseroan tidak lagi menjadi satu-satunya penyelenggara jasa SLI tradisional di Indonesia yaitu non VoIP. Pemerintah dapat menerbitkan lisensi baru untuk jasa SLI kepada operator telekomunikasi lainnya yang akan menyebabkan meningkatnya kompetisi pada layanan telekomunikasi tetap. Perseroan menyadari bahwa kompetisi segmen-segment usaha Perseroan akan terus meningkat. Kompetisi telah dan akan memberikan dampak pada hasil operasi dan kondisi keuangan Perseroan.

3. Tingkat Tarif dan Harga

Berdasarkan peraturan yang berlaku, Menkominfo menetapkan formula tarif yang menentukan jumlah maksimum yang dapat dibebankan oleh operator atas layanan telekomunikasi tetap dan selular. Namun demikian, Menkominfo mengijinkan operator telekomunikasi tetap dan selular, termasuk Perseroan, untuk menawarkan paket-paket promosi yang menawarkan harga yang lebih rendah daripada tarif plafon yang ditentukan oleh Menkominfo berdasarkan formula tarif. Saat ini Perseroan menetapkan harga kepada layanan selular Perseroan berdasarkan berbagai program promosi yang sedang berlangsung yang dimaksudkan untuk menarik pelanggan-pelanggan baru, menstimulasi permintaan dan meningkatkan posisi saing Perseroan. Perubahan dalam struktur harga Perseroan, baik sebagai akibat dari kebijakan tarif Pemerintah atau sebagai tanggapan terhadap persaingan, dapat berdampak bagi pendapatan, hasil usaha dan keadaan keuangan Perseroan. Sebagai contoh, pada tanggal 12 Desember 2011, Pemerintah melalui BRTI mengeluarkan Surat No.262BRTIXII2011, yang mengubah tarif untuk layanan pesan singkat short messages services atau sms dari skema “sender-keeps all” menjadi skema berbasis biaya cost-based yang efektif pada tanggal 1 Juni 2012. Sebelumnya, tarif untuk layanan SMS termasuk SMS dan SMS nilai tambah menggunakan skema “sender-keeps all”, dimana Perseroan memperoleh pendapatan kapanpun salah satu pelanggan selular Perseroan mengirim SMS, namun tidak ketika salah satu pelanggan selular operator telekomunikasi lain mengirim sebuah SMS kepada salah satu pelanggan selular Perseroan. Berdasarkan skema berbasis biaya saat ini, Perseroan mencatat pendapatan dari biaya interkoneksi terutang dari operator lain ketika salah satu pelanggan selular Perseroan menerima sebuah SMS dari pelanggan di jaringan lain. Jika salah satu pelanggan selular Perseroan mengirimkan SMS kepada penerima di jaringan lain sebuah SMS “off-network”, Perseroan mencatat pendapatan untuk biaya SMS yang terutang dari pelanggan Perseroan dan Perseroan akan mencatat beban untuk biaya interkoneksi yang terutang kepada operator jaringan lain. Perseroan berharap untuk memulihkan setiap biaya interkoneksi yang terjadi ketika salah satu pelanggan Perseroan mengirimkan SMS off-network melalui pembebanan biaya yang lebih besar kepada pelanggan tersebut, sementara Perseroan mempertahankan struktur harga Perseroan sekarang ini untuk SMS 42 yang masuk ke jaringan Perseroan. Perseroan mengantisipasi bahwa peningkatan biaya untuk SMS off-network yang dibebankan kepada pelanggan Perseroan akan mengubah traik SMS dari off-network ke on-network, yang pada akhirnya akan mengurangi biaya interkoneksi yang akan Perseroan alami. Perseroan tidak dapat meyakinkan, bahwa Perseroan akan dapat memulihkan sepenuhnya semua biaya interkoneksi yang akan Perseroan bayarkan, atau pendapatan yang dihasilkan dari biaya interkoneksi yang Perseroan terima dari operator lain akan sepenuhnya mencakup offset biaya interkoneksi yang akan Perseroan bayar, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan pada laba usaha dari layanan selular Perseroan.

4. Ekonomi Indonesia