Arus Kas Konsolidasian LIKUIDITAS DAN SUMBER-SUMBER PERMODALAN

75 atau Indonesia memburuk, persaingan yang atau produk pengganti timbul lebih cepat di luar perkiraan saat ini atau nilai mata uang Rupiah melemah secara tajam terhadap Dolar AS, maka arus kas bersih Perseroan yang berasal dari kegiatan usaha dapat menurun dan jumlah pengeluaran barang modal yang dibutuhkan dalam mata uang Rupiah dapat meningkat, dimana salah satu di antaranya dapat memberikan dampak negatif bagi likuiditas Perseroan. Per tanggal 30 Juni 2014, Perseroan memiliki fasilitas pinjaman yang belum ditarik sebesar Rp1.500 miliar dan AS30,0 juta yang mencakup sumber likuiditas yang tidak digunakan sebagai berikut: • Rp1.500,0 miliar berdasarkan fasilitas kredit revolving tanpa jaminan dari PT Bank Mandiri Persero Tbk. • AS30,0 juta berdasarkan fasilitas korporasi dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Cabang Jakarta “HSBC Jakarta”.

1. Arus Kas Konsolidasian

Tabel di bawah ini menampilkan data historis arus kas Perseroan secara: dalam jutaan Rupiah Keterangan Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 2013 tidak diaudit 2013 2012 2011 Diperoleh dari kegiatan usaha 4.040.847 5.134.581 8.393.179 6.989.453 7.320.081 Digunakan untuk kegiatan investasi 1.846.156 5.243.141 9.067.977 2.688.906 6.037.912 Digunakan untuk kegiatan pendanaan 2.148.795 2.028.734 749.923 2.647.488 1.135.446 Pengaruh perubahan kurs bersih dari kas dan setara kas 60.500 18.133 221.260 39.971 2.213 Kas Bersih yang Diperoleh dari Kegiatan Usaha Kas bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha adalah masing-masing sebesar Rp7.320,1 miliar, Rp6.989,5 miliar dan Rp8.393,2 miliar untuk tahun 2011, 2012 dan 2013 Sedangkan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 masing-masing adalah Rp5.134,6 miliar dan Rp4.040,8 miliar. Untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014, kas bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha menurun terutama karena peningkatan pembayaran kepada otoritas, operator lain, pemasok dan lainnya, dan pembayaran yang lebih besar untuk beban pendanaan. Kas Bersih yang Digunakan untuk Kegiatan Investasi Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi adalah masing-masing sebesar Rp6.037,9 miliar, Rp2.688,9 miliar dan Rp9.068,0 miliar untuk tahun 2011, 2012, dan 2013 sedangkan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan Juni 2014 adalah Rp5.243,1 miliar dan Rp1.846,2 miliar. Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi untuk tahun 2011, 2012 dan 2013 terutama untuk perolehan aset tetap, mencapai total masing-masing sebesar Rp6.048,0 miliar, Rp5.765,9 miliar dan Rp9.332,4 miliar, seiring dengan dilakukannya perluasan cakupan dan kapasitas jaringan Perseroan serta modernisasi perangkat jaringan Perseroan selama tahun-tahun tersebut. Aset tetap yang dibeli terutama meliputi aset sentral dan jaringan, perlengkapan pelanggan dan peralatan lain dan aset sewa pembiayaan. Pada Juni 2014, kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi menurun terutama dikarenakan penerimaan bersih dari penjualan investasi saham Tower Bersama TBIG dan penurunan pembayaran untuk pengeluaran barang modal. Kas Bersih yang Digunakan untuk Kegiatan Pendanaan Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan adalah masing-masing sebesar Rp1.135,4 miliar, Rp2.647,5 miliar dan Rp749,9 miliar pada tahun 2011, 2012 dan 2013 sedangkan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 adalah sebesar Rp2.028,7 miliar dan Rp2.148,8 miliar. Kenaikan kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan untuk periode enam 76 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 terutama dikarenakan peningkatan jumlah pelunasan utang jangka pendek, utang jangka panjang dan obligasi. Pada tahun 2014, Perseroan juga mengurangi jumlah penarikan utang pinjaman dibandingkan dengan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013.

2. Utang Pokok