xxxi Laporan keuangan konsolidasian Perseroan per tanggal 30 Juni 2014 ditandatangani oleh Benyanto
Suherman, untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 ditandatangani oleh Roy Iman Wirahardja, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 ditandatangani
oleh Hari Purwantono.
Ikhtisar Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
dalam jutaan Rupiah
Keterangan 30 Juni
31 Desember 2014
2013 2012
2011 2010
2009tidak diaudit
Aset Lancar 6.314.331
7.169.017 8.308.810
5.767.565 5.455.940
7.139.627 Aset Tidak Lancar
45.916.218 47.351.874 46.916.251 47.465.447 47.869.188 47.901.860
Jumlah Aset 52.230.549 54.520.891 55.225.061 53.233.012 53.325.128
55.041.487
Liabilitas Jangka Pendek 13.175..413 13.494.437
11.015.751 11.968.067 12.024.949
13.071.234 Liabilitas jangka panjang
24.051.357 24.508.856 24.813.926 22.295.845 23.044.805 23.681.970
Jumlah Liabilitas 37.226.770 38.003.293 35.829.677 34.263.912 35.069.754
36.753.204
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik perusahaan 14.384.356 15.914.163 18.861.369 18.515.308
17.869.847 17.957.690
Kepentingan non pengendali 619.423
603.435 534.015
453.792 385.527
330.593
Jumlah Ekuitas 15.003.779 16.517.598
19.395.384 18.969.100
18.255.374 18.288.283
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 52.230.549 54.520.891
55.225.061 53.233.012
53.325.128 55.041.487
Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
dalam jutaan Rupiah
Keterangan 30 Juni
2014 30 Juni
2013 tidak diaudit
31 Desember 2013
2012 2011
2010 tidak
diaudit 2009
tidak diaudit
Jumlah Pendapatan usaha 11.613.117 11.708.059 23.855.272 22.418.812 20.529.292 19.735..046 18.824.186
Beban Bersih 11.603.037 10.514.132 22.346.056 19.228.914 17.364.983 16.321.946 15.996.929
Laba usaha 10.080
1.193.927 1.509.216
3.189.898 3.164.309
3.413.100 2.827.257
Laba rugi sebelum pajak penghasilan
1.073.821 209.754 3.333.837
461.618 1.331.357
1.121.355 2.231.993
Laba periode tahun berjalan 1.057.696
169.220 2.666.459 487.416
1.066.744 742.906
1.554.728 Laba rugi periode tahun
berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik Perusahaan 1.112.369
231.154 2.781.999 375.106
968.653 666.374
1.498.245 Kepentingan Nonpengendali
54.673 61.934
115.540 112.310
98.091 76.532
56.483
Labarugiperiode tahun berjalan
1.057.696 169.220 2.666.459
487.416 1.066.744
742.906 1.554.728
Telah disajikan kembali sehubungan dengan Penerapan PSAK 2011
G. RISIKO USAHA Risiko-risiko yang Terkait dengan Bisnis Selular Perseroan
1. Persaingan dari para pemain lama dan para pemain baru dalam industri dapat memberikan dampak negatif bagi bisnis jasa selular Perseroan, termasuk di dalamnya munculnya keberadaaan bisnis
OTT Over The Top di industri telekomunikasi;
2. Banyaknya jaringan selular dan terbatasnya ketersediaan spektrum dapat menghambat peningkatan jumlah pelanggan selular Perseroan dan dapat menyebabkan penurunan kualitas layanan selular
Perseroan; 3. Terlepas dari dikeluarkannya dana yang besar untuk meningkatkan jumlah pelanggan selular
Perseroan, jumlah pelanggan selular Perseroan meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan pendapatan usaha Perseroan;
4. Perseroan mengalami churn rate yang tinggi;
xxxii 5. Perseroan bergantung pada ketersediaan infrastuktur menara telekomunikasi;
6. Kemampuan Perseroan memelihara dan memperluas jaringan selular atau menjalankan usaha dapat dipengaruhi oleh gangguan pemasokan dan layanan dari para pemasok utama Perseroan,
termasuk didalamnya pasokan listrik dijaringan selular; 7. Perseroan bergantung pada izin-izin yang Perseroan miliki untuk menyelenggarakan jasa selular,
dan izin-izin ini dapat dibatalkan apabila Perseroan tidak dapat memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari izin tersebut
8. Peningkatan yang signiikan atas biaya frekuensi dapat menimbulkan dampak terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan;
9. Anggapan adanya risiko kesehatan sebagai akibat dari medan elektromagnetik yang ditimbulkan dari BTS dan peralatan telepon genggam, serta gugatan hukum dan publikasi mengenai hal
tersebut, tanpa memperhatikan nilainya, dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan; 10. Pendapatan Usaha dan ARPU Perseroan dari layanan suara dan layanan nirkabel tetap
telah menurun dan tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan sukses dalam memperluas atau meluncurkan produk dan layanan yang sudah ada atau yang baru untuk mengimbangi penurunan
tersebut; 11. Penangguhan terhadap layanan SMS premium oleh Pemerintah dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap pendapatan dari kegiatan usaha layanan selular Perseroan dan mengakibatkan pengenaan sanksi terhadap Perseroan.
Risiko-risiko yang Terkait dengan Bisnis MIDI
1. Persaingan layanan MIDI Perseroan meningkat, dan Perseroan mungkin akan mengalami penurunan marjin dari jasa tersebut seiring dengan meningkatnya persaingan;
2. Satelit Perseroan memiliki umur produktif yang terbatas dan dapat rusak atau benar-benar musnah selama pengoperasiannya. Hilangnya atau menurunnya kinerja satelit Perseroan, baik yang
disebabkan kerusakan perangkat atau dicabutnya izin, dapat memberikan dampak negatif bagi keadaan keuangan, hasil usaha dan kemampuan untuk menyediakan beberapa layanan Perseroan;
3. Putusnya jaringan Backbone, baik yang dimiliki Perseroan maupun yang disewa dari pihak ketiga,
mengakibatkan terganggunya layanan Perseroan kepada pelanggannya.
Risiko-risiko yang Terkait dengan Jasa Telekomunikasi Tetap
1. Masuknya operator telekomunikasi Indonesia lainnya sebagai penyelenggara jasa sambungan jarak jauh dan internasional serta alternatif telekomunikasi lainnya dapat memberikan dampak
negatif bagi marjin operasi, pangsa pasar dan hasil usaha Perseroan dari jasa telekomunikasi tetap;
2. Perseroan menghadapi risiko berkenaan dengan pembukaan kode akses baru untuk sambungan jarak jauh.
Risiko-risiko yang Terkait dengan Bisnis Perseroan
1. Perseroan bergantung pada perjanjian interkoneksi dengan jaringan selular dan jaringan telepon
tetap milik para pesaing Perseroan; 2. Perseroan menjalankan usaha dalam keadaan dimana hukum dan perundang-undangan telah
mengalami reformasi yang signiikan. Reformasi ini telah menyebabkan semakin ketatnya persaingan yang dapat mengakibatkan, antara lain, berkurangnya marjin dan pendapatan usaha,
yang seluruhnya ini dapat memberikan dampak material yang negatif bagi Perseroan; 3. Perseroan mungkin tidak dapat mengelola risiko pertukaran valuta asing Perseroan secara sukses;
4. Perseroan terekspos dengan risiko tingkat bunga; 5. Perseroan mungkin tidak mampu untuk membiayai pengeluaran barang modal yang dibutuhkan
untuk tetap bersikap kompetitif dalam industri telekomunikasi di Indonesia; 6. Perseroan dapat menjadi subyek pembatasan kepemilikan asing dalam bidang usaha jasa
telekomunikasi; 7. Kegagalan untuk melanjutkan pengoperasian jaringan, beberapa sistem utama,
gateway menuju jaringan Perseroan atau jaringan para operator lainnya dapat memberikan dampak yang negatif
bagi bisnis, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan;
xxxiii 8. Kegagalan Perseroan untuk tanggap terhadap perubahan teknologi yang sangat cepat dapat
memberikan dampak negatif bagi bisnis Perseroan; 9. Pelanggaran jaringan atau keamanan informasi memiliki efek buruk pada usaha Perseroan;
10. Pemerintah merupakan pemegang saham mayoritas dari para pesaing utama Perseroan, yaitu Telkom dan Telkomsel. Pemerintah dapat memberikan prioritas pada bisnis Telkom dan Telkomsel
daripada Perseroan; 11. Kepentingan para pemegang saham pengendali Perseroan dapat berbeda dengan kepentingan
para pemegang saham lainnya; 12. Apabila Komisi Pengawas Persaingan Usaha memutuskan bahwa Perseroan terbukti bersalah
melakukan penetapan harga dan gugatan class action, Perseroan dapat dikenakan sanksi yang cukup besar sehingga dapat menurunkan pendapatan Perseroan dan berdampak pada bisnis,
reputasi dan keuntungan Perseroan; 13. Keberadaan jaringan yang dimiliki Perseroan ada di daerah yang rawan bencana alam, seperti
banjir dan bencana alam; 14. Perseroan terekspos dengan risiko counter-party;
15. Perseroan beroperasi di bawah ketidakpastian penegakan hukum, yang dapat mempengaruhi bisnis dan daya saing Perseroan;
16. Perseroan mengandalkan personil manajemen inti, dan bisnis Perseroan dapat terkena dampak negatif apabila tidak mampu.
Penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing risiko usaha yang dihadapi oleh Perseroan dapat dilihat dalam Bab VI mengenai Risiko Usaha pada Prospektus ini.
H. PROSPEK USAHA 1. Prospek Industri Telekomunikasi Indonesia