SKALA PEMERINGKATAN EFEK UTANG JANGKA PANJANG

501 Sebagai tambahan, tanda Tambah + atau Kurang - dapat dicantumkan dengan peringkat mulai dari “AA” hingga “CCC”. Tanda Tambah + menunjukkan bahwa suatu kategori peringkat lebih mendekati kategori peringkat di atasnya. Tanda Kurang - menunjukkan suatu kategori peringkat tetap lebih baik dari kategori peringkat di bawahnya, walaupun semakin mendekati.

3. RATING OUTLOOK

Berikut ini adalah penjelasan Rating Outlook yang diberikan Fitch untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang posisi peringkat Perseroan. Positive : Prospek yang berpotensi untuk dapat menaikkan peringkat Negative : Prospek yang berpotensi untuk dapat menurunkan peringkat Stable : Indikasi prospek yang stabil sehingga hasil pemeringkatan juga akan stabil Developing : Prospek yang belum jelas keterbatasan informasi, sehingga hasil pemeringkatan juga dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan perkembangan selanjutnya Rating Outlook Fitch merupakan penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang atas entitasatau efek utang yang diperingkat, yang mencakup penilaian atas potensi perubahan keadaan perekonomian dan bisnis mendasar. Rating Outlook bukanlah merupakan prasyarat untuk perubahan suatu hasil pemeringkatan atau untuk menetapkan tindakan Rating Alert di masa yang akan datang. Rating Alert dilakukan karena terjadi perubahan yang mungkin secara material akan berpengaruh positive, negative atau developing terhadap kinerja entitas danatau efek utang yang diperingkat. Peindo menetapkan outlook “stabil” untuk peringkat korporat Perseroan. Peringkat akan diturunkan bila ada penurunan yang material dalam kepemilikan dan dukungan dari pemegang saham utama. Selain itu, peringkat akan berada dalam tekanan bila Perseroan secara agresif mendanai ekspansi bisnis dengan utang yang sangat besar melebihi dari yang diantisipasi, dan bila ada tuntutan hukum di masa mendatang, yang akan mempengaruhi arus kas jauh lebih besar dari denda Rp1,4 triliun dan mengganggu aktivitas operasional. Peindo berpendapat bahwa tidak ada dampak terhadap peringkat atas denda sebesar Rp1,4 triliun, yang telah dibuat provisinya dalam laporan keuangan per 30 Juni 2014 yang disajikan ulang, melihat sumber likuiditas Perseroan dari posisi kas dan fasilitas kredit yang belum digunakan, rekam jejak yang baik dalam memenuhi kewajiban inansialnya, dan dukungan yang kuat dari pemegang saham Utama.

4. RATING RATIONALE Fitch

Melalui surat per tanggal 4 November 2014 perihal Dampak Peringkat Indosat atas Keputusan Denda IDR 1.358 milyar, Fitch Ratings Indonesia telah mengairmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Indosat Tbk di AAAidn sesuai surat No. Ref.: RC36DIRIV2014 tertanggal 3 April 2014 dengan pertimbangan-pertimbangan utama di bawah ini. Adapun mengenai denda yang dikenakan oleh Pengadilan Tinggi Tindak Pidana Korupsi sebesar IDR1.358milyar berhubungan dengan tuduhan penyalahgunaan lisensi frekuensi, Fitch Ratings Indonesia berpendapat bahwa denda tidak akan mempengaruhi peringkat Perseroan. Fitch memperkirakan, walaupun Perseroan membayarkan denda tersebut, FFO-adjusted net leverage dari perusahaan tetap akan berada di bawah 3.0x, batas di mana tindakan pemeringkatan negatif mungkin dipertimbangkan. Perusahaan saat ini sedang mengajukan peninjauan kembali atas keputusan tersebut dan waktu keputusan dari peninjauan ulang tersebut sulit diperkirakan. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Peringkat adalah : • Rating Headroom Lebih Rendah: Proil kredit stand-alone dari Indosat sekarang memiliki rating headroom yang lebih rendah. Funds low from operation FFO-adjusted net leverage dari Indosat akan tetap berada di sekitar 2.4x-2.5x 2013: 2.5x — mendekati batas 3.0x di mana Fitch akan mempetimbangkan tindakan pemeringkatan negatif. Kompetisi yang ketat di segmen data dan tingginya kebutuhan belanja modal akan mencegah penurunan tingkat hutang yang signiikan dan 502 melampaui dampak positif dari penjualan 5 kepemilikan di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk BBStable sebesar IDR1,4 trilyun USD120 juta di 2014. • Proitabilitas Lebih Rendah: Marjin operating EBITDAR dari Perseroan di tahun 2014 kemungkinan akan turun ke 40-42 2013: 43 ditengah-tengah kompetisi yang kuat di segmen data dan biaya akuisisi pelanggan yang lebih tinggi karena segmen voice yang cenderung stagnan. Fitch memperkirakan bahwa keuntungan dari servis data yang merupakan penyokong utama pertumbuhan pendapatan akan tetap jauh lebih rendah dari segmen voice yang lebih tradisional dan servis teks dikarenakan kurangnya skala dan kompetisi yang berbasis harga dari operator yang lebih kecil. • Depresiasi Rupiah: Diantara operator telekomunikasi Indonesia, Perseroan adalah yang paling terekspos terhadap depresiasi mata uang karena 47 dari hutangnya merupakan hutang dalam US dollar, di mana hanya 25 dihedging. Perusahaan juga membayar sekitar USD40-45 juta biaya sewa menara dalam US dollar yang menyebabkan EBITDA terekspos lebih jauh terhadap resiko mata uang. Di tahun 2013, hutang Perseroan bertambah IDR2,8 trilyun hutang atau sekitar 0.3x dari leverage dikarenakan pelemahan Rupiah. Fitch memperkirakan bahwa Perseroan akan mengganti sebagian dari hutangnya dalatn US dollar dengan hutang dalam rupiah di 2014. • FCF Negatif di 2014: FCF dari Perseroan di tahun 2014 diperkirakan akan menjadi negatif 2013 marjin FCF: - 5 karena FFO yang stagnan akan tidak cukup untuk membiayai belanja modal yang dibutuhkan untuk mendukung servis data yang bertumbuh dengan cepat. Belanja modal pendapatan akan menjadi tinggi sekitar 33-35 2013: 40.5 karena Perusahaan akan mengejar pesaing dalam pengembangan servis 3G. • Tetapi, Fitch berpendapat bahwa strategi dari Perseroan untuk menyebarkan teknologi 3G menggunakan 2 bandwith spectrum di 900MHz dan 2100MHz akan menghasilkan penghematan pada belanja modal jika dibandingkan dengan pesaing lainnya yang kebanyakan menggunakan 2100MHz. FCF dari Perseroan diperkirakan akan menjadi positif di 2015 karena biaya belanja modal yang mencapai puncaknya di 2013. • Dukungan Dari Induk Perusahaan: Peringkat inal Perseroan memperhitungkan dukungan dari Perusahaan induknya - Ooredoo Q.S.0 00redoo. A+Stabil yang memiliki 65 dari saham. Dokumen surat hutang dan obligasi Ooredoo memiliki klausul cross-default yang mengikutsertakan anak Perusahaan yang signiikan termasuk Indosat. Indosat adalah salah satu anak Perusahaan dari Ooreedoo yang berkembang dengan cepat dan berkontribusi 25 dan 26 terhadap pendapatan dan EBITDA terkonsolidasi di tahun 2013 Peindo Peindo telah menetapkan peringkat “idAAA” dan “idAAAsy” untuk rencana Obligasi Berkelanjutan I2014-2016 Perseroan sebesar Rp9 triliun dan Sukuk Ijarah I2014-2016 sebesar Rp1 triliun. Untuk tahap pertama, Perseroan akan menerbitkan Obligasi sebesar Rp2,5 triliun termasuk Sukuk Ijarah sebesar Rp300 miliar pada kuartal terakhir tahun 2014, yang akan digunakan untuk pembiayaan kembali utang 72 dan pembayaran ijin jaringan ke pemerintah 28. Peindo juga telah menetapkan peringkat “idAAA” untuk peringkat korporat Perseroan dan Obligasi V2007 Seri B, Obligasi VI2008 Seri B, Obligasi VII2009 Seri B, dan Obligasi VIII2012. Peindo juga telah menetapkan peringkat “idAAAsy” untuk Sukuk Ijarah IV2009 Seri B dan Sukuk Ijarah V2012. Peindo juga menetapkan peringkat “idAAA” dan “idAAAsy” untuk Obligasi VII2009 Seri A sebesar Rp700 miliar dan Sukuk Ijarah IV2009 Seri A sebesar Rp28 miliar, yang akan dilunasi menggunakan dana internal ketika jatuh tempo pada 8 Desember 2014. Outlook untuk peringkat korporat adalah “stabil”. Peringkat mencerminkan dukungan yang kuat dari pemegang saham utama, posisi pasar Perusahaan yang kuat, dan kinerja operasional yang stabil. Namun, peringkat dibatasi oleh struktur permodalan Perusahaan yang agresif dan ketatnya persaingan dalam industri telekomunikasi. Perseroan merupakan salah satu dari penyedia layanan telekomunikasi dan informasi yang terkemuka di Indonesia, mencakup layanan bisnis seluler, multimedia, internet, dan komunikasi data MIDI, dan jaringan telepon tetap. Pada 30 Juni 2014, 65 saham Perseroan dimiliki oleh Ooredoo Asia, Pte Ltd, Pemerintah Indonesia 14,3, SKAGEN Funds SKAGEN AS, 5,4 dan publik 15,3.