BEBAN KONSOLIDASIAN ANALISIS KEUANGAN

55

c. Telekomunikasi Tetap

Terdapat peningkatan dalam pendapatan dari jasa telekomunikasi tetap sebesar Rp5,7 miliar, atau sebesar 1,1, dari Rp536,3 miliar menjadi Rp542,0 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014. Pendapatan dari jasa telepon internasional dan telepon jaringan tetap nirkabel, masing-masing mencerminkan 83,5 dan 4,4 dari pendapatan jasa telekomunikasi tetap untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 30 Juni 2014. Sedangkan sebesar 12,0 dari pendapatan jasa telekomunikasi tetap untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 berasal dari jasa telepon tetap. Pendapatan yang berasal dari telepon internasional meningkat dari Rp436,1 miliar menjadi Rp452,8 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 akibat dari meningkatnya pendapatan telepon internasional dari traik lalu lintas percakapan dari luar negeri ke Indonesia.

2. BEBAN KONSOLIDASIAN

Beban usaha meningkat sebesar Rp1.088,9 miliar, atau sebesar 10,35, dari Rp10.514,1 miliar menjadi Rp11.603,0 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014, terutama karena penurunan beban penyusutan dan amortisasi dan beban pemasaran, yang diimbangi peningkatan dalam beban jasa telekomunikasi, beban karyawan, beban umum dan administrasi. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014, Perseroan juga mengakui laba dari transaksi divestasi saham Perseroan di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk “TBIG” sebesar Rp413,7 miliar yang diakui sebagai bagian dari beban, sehingga mengakibatkan penurunan beban konsolidasian. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014, Perseroan juga mengakui provisi atas kasus hukum IMM sebesar Rp1.358.643 juta yang menyebabkan peningkatan beban konsolidasian. Beban penyusutan dan amortisasi menurun sebesar Rp347,0 miliar, atau 8,1, dari Rp4.299,9 miliar menjadi Rp3.952,9 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014, terutama karena penurunan pengeluaran barang modal di tahun 2014 dan keterlambatan penggelaran modernisasi jaringan. Jumlah pengeluaran barang modal Perseroan menurun sebesar Rp928,2 milliar, atau 18,9, dari Rp4.905,7 miliar menjadi Rp3.977,5 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014. Beban jasa telekomunikasi meningkat sebesar Rp78,9 miliar, atau 1,6, dari Rp4.847,8 miliar menjadi Rp4.926,7 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014, terutama karena peningkatan beban frekuensi dan beban pemeliharaan, yang diimbangi dengan penurunan beban interkoneksi seiring dengan penurunan pendapatan interkoneksi. Beban karyawan meningkat sebesar Rp11,4 miliar, atau 1,4, dari Rp832,2 miliar menjadi Rp843,6 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014, terutama karena peningkatan gaji karyawan sebagai bentuk penyesuaian kenaikan biaya hidup karyawan. Beban pemasaran menurun sebesar Rp18,6 miliar, atau 4,8, dari Rp390,6 miliar menjadi Rp372,0 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014, terutama karena eisiensi dalam pengeluaran biaya untuk promosi dan iklan yang dilakukan dengan upaya pengaturan waktu yang efektif untuk peluncuran promosi baru beserta iklan terkait. Beban administrasi dan umum meningkat sebesar Rp112,5 miliar, atau sebesar 34,4, dari Rp326,4 miliar menjadi Rp438,9 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014, terutama karena peningkatan biaya jasa profesional, cadangan penurunan nilai piutang, beban sewa gedung kantor dan beban transportasi. Kenaikan beban cadangan penurunan nilai piutang sejalan dengan kenaikan jumlah piutang yang telah terhutang lebih dari 24 bulan, Perseroan telah mengerahkan berbagai upaya untuk menagih piutang-piutang tersebut dan berkeyakinan bahwa sebagian piutang tersebut masih dapat tertagih. Kenaikan beban sewa gedung kantor terutama disebabkan karena tingkat inlasi, sehingga para pemilik gedung meningkatkan tarif sewa gedung sesuai dengan peningkatan inlasi. Beban sewa gedung kantor Perseroan sebagian besar terdiri dari sewa gedung di Wisma Antara dan Galery Indosat Sarinah. Beban transportasi meningkat terutama 56 disebabkan karena naiknya rata-rata biaya transportasi darat dan udara bagi para karyawan Perseroan yang harus bepergian di dalam dan luar negeri untuk keperluan overseas training maupun pertemuan penting dengan para rekanan Perseroan untuk membahas strategi pemasaran maupun rencana- rencana strategis ke depan Perseroan. Amortisasi dari laba penjualan dan sewa kembali menara. Perseroan mengakui amortisasi dari laba penjualan dan sewa kembali menara sebesar Rp70,5 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 yang berasal dari transaksi penjualan dan penyewaan kembali 2.500 menara telekomunikasi yang ditandatangani pada tanggal 2 Agustus 2012 antara Perseroan dan TBIG. Laba rugi selisih kurs. Perseroan mencatat penurunan laba selisih kurs sebesar Rp188,1 miliar, atau 271,4, dari laba kurs sebesar Rp69,3 miliar menjadi rugi kurs sebesar Rp118,8 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 terutama karena kurs Bank Indonesia yang mengalami pelemahan dari Rp9.670 untuk AS1 per 31 Desember 2012 menjadi Rp9.929 untuk AS per 30 Juni 2013, dibandingkan dengan penguatan dari Rp12.189 untuk AS1 per 31 Desember 2013 menjadi Rp11.969 untuk AS1 per 30 Juni 2014 sehingga menyebabkan peningkatan nilai utang Dolar AS jika ditranslasikan dalam satuan mata uang Rupiah. Perseroan mencatat laba rugi selisih kurs yang berasal dari utang jangka panjang dan obligasi Perseroan yang belum dibayar pada tanggal pelaporan sebagai bagian dari beban lain-lain, sedangkan laba rugi selisih kurs yang berasal dari kegiatan operasional diakui sebagai bagian dari beban konsolidasian. Perseroan membukukan penyisihan untuk kasus hukum tersebut di atas sebesar Rp1.358.643 juta. Sehubungan dengan keputusan Mahkamah Agung atas kasus pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab VIII Keterangan Tentang Perseroan poin M. Perkara yang Dihadapi Perseroan, Entitas Anak, Direksi, Dan Dewan Komisaris. Lain-lain – bersih. Beban lain-lain – bersih meningkat sebesar Rp118,7 miliar atau 275,8 dari pendapatan Rp43,1 miliar menjadi beban Rp75,6 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 terutama dikarenakan adanya penjualan aset tetap berupa kabel laut di periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013.

3. LABA USAHA KONSOLIDASIAN