Sejarah Pendirian Perseroan UMUM

192 • Tim manajemen yang berpengalaman Perseroan memiliki tim manajemen yang berpengalaman dan berkualiikasi tinggi, yang mampu mewujudkan terciptanya penyedia telekomunikasi terintegrasi di Indonesia. Perseroan meyakini bahwa manajemen Perseroan memiliki keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan tujuan-tujuan strategis Perseroan yang terkait dengan integrasi dan ekspansi layanan telematika Perseroan dan telah menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dan memimpin selama masa-masa terjadinya perubahan peraturan. Melalui berbagai penghargaan yang diterima, tim manajemen Perseroan secara konsisten telah diakui sebagai salah satu tim manajemen papan atas di Indonesia. • Dukungan pemegang saham serta pengetahuan industri yang kuat Basis pemegang saham yang kuat dan berpengalaman merupakan dukungan bagi tim manajemen Perseroan. Dengan Pemerintah Indonesia dan Ooredoo Asia sebagai pemegang saham terbesar, pemegang saham Perseroan memiliki pengetahuan mengenai peraturan dan pengalaman pada industri telekomunikasi regional yang mendalam. Perseroan berencana untuk terus memperkuat hubungan kerja Perseroan dengan para pemegang saham guna terus mengambil manfaat dari pengalaman industri dan keahlian teknologi mereka, sehingga dapat meningkatkan posisi Perseroan di pasar telekomunikasi Indonesia.

2. Sejarah Pendirian Perseroan

Perseroan didirikan di Indonesia pada tanggal 10 November 1967 sebagai perusahaan penanaman modal asing untuk memberikan layanan telekomunikasi internasional di Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1969 untuk membangun, mentransfer dan mengoperasikan stasiun bumi International Telecommunications Satellite Organization “Intelsat”, di Indonesia untuk mengakses satelit-satelit di wilayah Samudera Hindia milik Intelsat untuk jangka waktu selama 20 tahun. Perseroan beroperasi dengan tunduk pada Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pada tahun 2001, sebagai bagian dari inisiatif Pemerintah untuk merestrukturisasi industri telekomunikasi, Perseroan mengadakan suatu perjanjian dengan Telkom yang bertujuan untuk menghapus kepemilikan silang Perseroan masing-masing di beberapa anak-anak perusahaan, yaitu: • pembelian 22,5 kepemilikan saham Telkom di Satelindo oleh Perseroan pada saat tersebut merupakan operator selular terbesar kedua di Indonesia; • pembelian 35,0 kepemilikan saham Perseroan di Telkomsel oleh Telkom; dan • pembelian 37,2 kepemilikan saham Telkom di PT Aplikanusa Lintasarta “Lintasarta” oleh Perseroan dan pembelian obligasi konversi Lintasarta yang dipegang oleh Telkom. Setelah diadakan perjanjian dengan Telkom, Perseroan menyelesaikan proses akuisisi sisa saham minoritas di Satelindo pada bulan Juni 2002. Sejak memasuki pasar selular Indonesia melalui pembelian Satelindo dan pendirian PT Indosat Multimedia Mobile dan integrasi lebih lanjut dari perusahaan- perusahaan tersebut ke dalam Perseroan pada tahun 2003, layanan selular telah menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan usaha Perseroan. Pada bulan Agustus 2002, Perseroan memasuki sektor jasa telekomunikasi tetap domestik setelah memperoleh ijin penyelenggaraan jasa jaringan tetap lokal di wilayah Jakarta dan Surabaya. Pada tahun 2002, Pemerintah melakukan divestasi secara dua tahap atas 517,5 juta sahamnya, yaitu sekitar 50,0 dari saham Seri B Perseroan pada saat itu. Pada bulan Mei 2002, Pemerintah menjual 8,1 dari saham biasa yang ditempatkan di Perseroan melalui tender global yang dipercepat. Pada bulan Desember 2002, Pemerintah melakukan divestasi atas 41,9 dari saham Seri B di Perseroan kepada bekas anak perusahaan dari STT Communication Ltd “STT”. 193 Pada bulan Juni 2008, Ooredoo melakukan akuisisi atas saham Perseroan di STT, dan menimbulkan kewajiban penawaran tender oleh Ooredoo untuk membeli sampai dengan 1.314.466.775 saham Seri B, yang merupakan 24,19 dari total saham Seri B Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor, dengan harga pembelian dalam mata uang Dolar A.S. yang setara dengan Rp369.400 per ADS dan Rp7.388 per saham Seri B. Ooredoo adalah sebuah perusahaan publik yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Negara Qatar dan entitas terkaitnya. Ooredoo beroperasi berdasarkan hukum negara Qatar dengan saham yang terdaftar pada Doha Securities Market, serta Abu Dhabi Securities Market, dan Global Depository Receipts dan diperdagangkan di London Stock Exchange. Per 31 Desember 2013, Pemerintah memiliki 14,29 dari saham disetor Perseroan, termasuk satu saham Seri A, dan Ooredoo Asia memiliki kurang lebih 65,00 dari saham Seri B Perseroan yang telah ditempatkan dan SKAGEN AS memiliki kurang lebih 5,50 dari saham Seri B ditempatkan Perseroan. Ooredoo Asia dimiliki oleh Ooredoo. Sisa 15,20 dari saham Seri B ditempatkan Perseroan dimiliki oleh pemegang saham publik per tanggal 31 Desember 2013. Untuk penjelasan mengenai pengeluaran barang modal pokok Perseroan sejak 1 Januari 2010 dan pengeluaran barang modal pokok Perseroan yang sedang dijalankan saat ini, termasuk jumlah yang diinvestasikan dan metode pembiayaan. Kantor Perseroan berlokasi di Gedung Indosat, jalan Medan Merdeka Barat No.21, Jakarta 10110, Republik Indonesia, dan nomor telepon Perseroan adalah +62 21 3000-3001. Website Perseroan dapat diakses melalui URL http:www.indosat.com. Penghapusan Pencatatan dari Bursa Efek New York Pengajuan Penghentian Registrasi dari U.S. Securities and Exchange Comission Pada tanggal 22 April 2013, Perseroan mengumumkan bahwa Perseroan bermaksud untuk menghapus pencatatan ADS, sebagaimana dibuktikan dengan ADR, dari Bursa Efek New York dan ADS tidak akan tercatat pada bursa efek nasional lain di Amerika Serikat. Pada tanggal 6 Mei 2013, Perseroan menyampaikan Formulir 25 kepada U.S. Securities and Exchange Commission “SEC” dan setelah penyampaian formulir tersebut, penghapusan pencatatan ADS Perseroan dari Bursa Efek New York menjadi efektif pada saat penutupan hari kerja pada tanggal 17 Mei 2013. Sebagai akibat dari penghapusan pencatatan menjadi efektif, pengakhiran atas perjanjian penyimpanan tertanggal 24 Oktober 1994 antara, Perseroan, Depositary dan pemilik serta pemilik manfaat ADS, berdasarkan mana ADR diterbitkan “Perjanjian Penyimpanan” menjadi efektif pada tanggal 24 Juli 2013. Setelah penghapusan pencatatan atas ADS dan pengakhiran program ADS, investor akan terus dapat membeli dan menjual saham Perseroan melalui BEI. Sehubungan dengan penghapusan pencatatan, Perseroan bermaksud untuk mengakhiri pendaftaran atas ADS Perseroan kepada SEC pada tahun 2014 sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan efek yang berlaku di Amerika Serikat. Selama proses pengakhiran Perjanjian Penyimpanan, pemegang ADR dapat menyerahkan ADR mereka atau ADS yang dibuktikan dengan ADR tersebut kepada Depositary untuk ditukar dengan kepemilikan saham biasa dalam Perseroan setiap saat sebelum 24 Juli 2014. Sejak 24 Juli 2014, Depositary akan mulai menjual kepemilikan saham yang tersisa. Investor yang tidak menyerahkan ADR mereka dan meminta penyerahan kepemilikan saham sebelum Depositary menjual saham-saham tersebut akan kehilangan hak mereka untuk menerima kepemilikan saham tersebut dan sebagai gantinya mereka memiliki hak, setelah menyerahkan ADR mereka dan ADS yang dibuktikan dengan ADR tersebut, untuk menerima hasil bersih dari penjualan saham-saham tersebut setelah dikurangi biaya penyerahan sebesar sampai dengan AS0,05 per ADS yang diserahkan. Tanggal atau tanggal-tanggal dimana Depositary akan menjual saham Perseroan yang disimpan yang tersisa belum ditentukan, tetapi tidak akan lebih cepat dari 24 Juli 2014. Penjualan ini sangat mungkin terjadi secara progresif didorong oleh keadaan pasar yang dalam. Pada tanggal 17 Mei 2013, harga penjualan terakhir yang dilaporkan atas ADS Perseroan pada Bursa Efek New York adalah sebesar AS28,00 sumber: Bloomberg. 194 Pada tanggal 25 Juli 2014, Perseroan telah mengajukan Form 15 kepada U.S. Securities and Exchange Comission SEC untuk penghentian registrasi di SEC sesuai dengan U.S. Securities Exchange Act of 1934. Subject to regulatory review, penghentian registrasi tersebut akan menjadi efektif dalam 90 hari sejak tanggal pengajuan Form 15 dimaksud Pelepasan atas Seluruh Kepemilikan Perseroan dalam TBIG Pada tanggal 14 Maret 2014, Perseroan melepaskan seluruh kepemilikan sahamnya dalam TBIG, terdiri dari 239.826.310 saham yang merupakan 5 dari total saham ditempatkan dan disetor TBIG, dengan harga penjualan sebesar Rp5.800 per saham, dan hasil penjualan kotor total sebesar Rp1.391,0 miliar. Hasil penjualan dari transaksi ini akan digunakan untuk keperluan umum korporasi setelah dikurangi untuk biaya penjaminan underwriting dan biaya lainnya. Pelepasan atas saham TBIG telah selesai pada tanggal 19 Maret 2014. Pelepasan saham TBIG mengikuti Transaksi Penjualan Menara yang telah diselesaikan pada tanggal 2 Agustus 2012 dan merupakan bagian dari strategi Perseroan untuk menguangkan dan merealisasikan nilai aset keuangan Perseroan.

B. KEGIATAN USAHA