40
A. UMUM
Produk dan layanan utama Perseroan pada saat ini diantaranya adalah Selular, Telekomunikasi Tetap dan MIDI. Pendapatan terbesar Perseroan terbesar berasal dari jasa selular dengan persentase pendapatan
mencapai 80,6 dari total pendapatan Perseroan pada periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014. Sedangkan untuk Telekomunikasi Tetap dan MIDI, masing-masing memberikan kontribusi
sebesar 4,7 dan 14,7 terhadap total pendapatan Perseroan pada periode yang sama.
Dengan keahlian dan kompetensi yang dimiliki oleh Perseroan lebih dari 40 tahun dalam industri telekomunikasi, Perseroan selalu berusaha untuk menjadi penyedia layanan telekomunikasi terdepan di
Indonesia dengan memberikan produk-produk dan layanan terbaik kepada para pelanggan. Manajemen Perseroan memiliki keyakinan bahwa dengan dukungan dari sumber daya manusia yang berkualitas
dan sumber daya modal yang dimiliki oleh Perseroan pada saat ini akan mampu memberikan kunci sukses kepada Perseroan untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan Perseroan.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL OPERASIONAL DAN KONDISI KEUANGAN
Hasil operasional dan kondisi keuangan Perseroan dipengaruhi dan akan terus dipengaruhi oleh faktor- faktor sebagai berikut:
1. Basis Pelanggan Selular dan Pola Pemakaian Selular
Jumlah pelanggan selular Perseroan dan pemakaian jasa selular secara langsung mempengaruhi pendapatan selular Perseroan begitu juga dengan beban usaha Perseroan, termasuk beban interkoneksi
dan beban penyusutan dan amortisasi. Untuk memenuhi permintaan atas layanan Perseroan yang semakin meningkat, Perseroan kemungkinan harus memperluas cakupan dan kapasitas jaringan selular
Perseroan, yang memerlukan tambahan pengeluaran barang modal. Peningkatan dalam pengeluaran barang modal Perseroan mempengaruhi arus kas, beban bunga dan beban penyusutan Perseroan.
Perseroan adalah salah satu dari tiga penyedia jasa selular yang terbesar di Indonesia, bila diukur dari jumlah pelanggan selular, dengan 59,6 juta pelanggan per tanggal 31 Desember 2013. Jumlah
pelanggan selular Perseroan meningkat sekitar 13,1 dari 51,7 juta per tanggal 31 Desember 2011 menjadi 58,5 juta per tanggal 31 Desember 2012 dan sekitar 1,9 menjadi 59,6 juta per tanggal 31
Desember 2013.
Di Indonesia telepon selular telah menjadi alat utama untuk telekomunikasi, baik untuk panggilan suara maupun untuk pemakaian internet. Lebih dari 40 dari total pendapatan selular Perseroan pada tahun
2013 berasal dari panggilan suara, namun pertumbuhan popularitas dari smartphone, popularitas dari situs jejaring sosial dan perkembangan konten online populer lainnya, telah berkontribusi pada
pertumbuhan pendapatan Perseroan pada tahun-tahun terakhir.
2. Kompetisi
Perseroan menghadapi kompetisi yang sangat ketat pada seluruh segmen usaha Perseroan. Kompetisi tersebut diantaranya berakibat kepada tarif yang dapat Perseroan bebankan atas jasa, permintaan dan
penggunaan jasa Perseroan serta marjin usaha dan hasil usaha Perseroan.
Bisnis layanan selular di Indonesia telah menjadi sangat kompetitif, sebagaimana terlihat dengan adanya program akuisisi besar-besaran atas pelanggan selular di Indonesia dalam beberapa tahun ini. Secara
historis, kompetisi pada industri selular utamanya didasarkan kepada cakupan jaringan, kualitas teknis, harga, ketersediaan layanan data dan itur-itur khusus serta kualitas dan layanan pelanggan. Sejak
tahun 2007, kompetisi semakin terfokus pada harga, dimana seluruh operator, termasuk Perseroan, mulai menawarkan berbagai promosi potongan harga untuk menarik pelanggan, yang Perseroan
percayai menyebabkan terjadinya churn rate yang tinggi. Tingkat churn rate pelangggan yang tinggi di Indonesia menyebabkan terjadinya peningkatan sensitiitas harga para pelanggan, terutama pelanggan
pra-bayar dan rendahnya biaya perpindahan pelanggan pasca bayar akibat pengikatan kontraktual terbatas. Sejak akhir tahun 2009, Perseroan yakin bahwa fokus pasar kepada harga yang merupakan
41 kunci utama terjadinya seleksi produk oleh pelanggan telah menurun dan para pelanggan kembali
terfokus pada pendorong historis yaitu cakupan jaringan, kualitas teknis, harga, ketersediaan layanan data dan itur-itur khusus.
Berdasarkan estimasi internal Perseroan, ketiga penyelenggara mayoritas layanan nirkabel di Indonesia, Telkomsel, XL dan Perseroan, secara bersama-sama menguasai hampir 80 pangsa pasar
jasa selular di Indonesia pada tahun 2013. Perseroan berkompetisi dengan Telkomsel dan XL terutama pada cakupan jaringan, kualitas layanan dan harga. Dengan basis pelanggan “on-net” yang lebih besar
dan penawaran harga yang lebih menarik bagi panggilan on-net, Perseroan percaya bahwa jumlah pelanggan Perseroan akan memberikan keuntungan kompetitif yang signiikan terhadap penyelenggara
selular kecil lainnya, mengingat Perseroan tidak perlu membayar biaya interkoneksi kepada pihak ketiga. Kompetisi pada jasa MIDI juga semakin meningkat. Dalam beberapa tahun ini, kompetisi antar
penyelenggara layanan komunikasi data semakin meningkat, yang utamanya disebabkan oleh penerbitan berbagai lisensi baru setelah terjadinya deregulasi pada industri telekomunikasi di Indonesia. Selain itu
layanan satelit Perseroan yang terutama terdiri dari penyewaan transponder kepada broadcaster dan penyelenggara telekomunikasi layanan VSAT, selular dan SLI serta ISP menghadapi kompetisi dari
penyelenggara asing dan domestik yang memberikan layanan pada basis pelanggan yang sama.
Perseroan tidak lagi menjadi satu-satunya penyelenggara jasa SLI tradisional di Indonesia yaitu non VoIP. Pemerintah dapat menerbitkan lisensi baru untuk jasa SLI kepada operator telekomunikasi
lainnya yang akan menyebabkan meningkatnya kompetisi pada layanan telekomunikasi tetap.
Perseroan menyadari bahwa kompetisi segmen-segment usaha Perseroan akan terus meningkat. Kompetisi telah dan akan memberikan dampak pada hasil operasi dan kondisi keuangan Perseroan.
3. Tingkat Tarif dan Harga