Fasilitas Komunikasi Lainnya FASILITAS DAN INFRASTRUKTUR

218 Jaringan Kabel Bawah Laut Cakupan Geograis Kapasitas Mbps APCN-2 Cina, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan 310,00 SEA-ME-WE 3 Australia, Austria, Belgia, Brunei, Kanada, Cina, Mesir, Perancis, Jerman, Yunani, Hong Kong, India, Iran, Italia, Jepang, Macau, Malaysia, Myanmar, Belanda, Oman, Pakistan, Portugal, Arab Saudi, Qatar, Singapura, Korea Selatan, Spanyol, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat dan Inggris 141.707,00 China-US Cina, Taiwan, Korea Selatan dan Amerika Serikat 1.414,00 Asia America Gateway Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Brunei, Hong Kong, Filipina danAmerika Serikat 9.157, 47 Jakabare Jawa – Singapura 240.000,00 Jakabare Jawa – Kalimantan 80.000,00 Jakabare Kalimantan – Batam 80.000,00 Jakabare Batam – Singapura 160.000,00 Jakasusi Jawa – Kalimantan 120.000,00 Jakasusi Kalimantan – Sulawesi 90.000,00 Jasutra Jawa, Sumatera Indonesia 120.000,00 Jakarta-Surabaya Jawa Indonesia 50.000,00 JAWALI Jawa-Bali 90.000,00 Total 1.182.588,47 Untuk mendukung pengoperasian gateway Perseroan di Surabaya, Perseroan telah mengoperasikan kabel laut serat optik yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya sejak bulan Januari 1997. Sambungan ini meningkatkan keandalan jaringan dan kualitas layanan Perseroan di wilayah Surabaya. Perseroan, bersama dengan Telecommunication Company of Iran “TCI”, merupakan salah satu di antara lebih dari 80 Perseroan lainnya yang mempunyai kepemilikan dan kemampuan akses atas kabel bawah laut SEA-ME-WE 3. Kepemilikan Perseroan di dalam kabel bawah laut SEA-ME-WE 3 tersebut adalah sebesar sekitar 4,18, sementara kepemilikan TCI atas kabel bawah laut SEA-ME-WE 3 tersebut adalah sebesar sekitar 0,3 per tanggal 31 Desember 2013. Kabel bawah laut SEA-ME-WE 3 tersebut tidak memiliki titik pendaratan di Iran. Sambungan di Iran dilakukan melalui sistem kabel bawah laut UEA-Iran yang berujung di Stasiun Pendaratan Kabel Fujairah di Uni Emirat Arab.

3. Fasilitas Komunikasi Lainnya

Sistem komunikasi Satelit Palapa-C2 dan Palapa-D Perseroan dan kabel serat optik yang terhubung dengan pusat komersial utama serta daerah padat di Indonesia digunakan dalam pengadaan layanan MIDI Perseroan dan untuk backhaul selular.

a. Sistem Komunikasi Satelit

Sistem komunikasi satelit digunakan untuk berbagai hal bergantung pada itur seperti jelajah, atau cakupan wilayah, kekuatan transponder biasanya dinyatakan dalam dBW dan Bandwidth transponder. Bandwidth transponder, yang dinyatakan dalam megahertz, berbeda antara transponder C-band dan Ku-band. C-band digunakan di seluruh dunia sebagai standar komunikasi satelit untuk mengirim sinyal dengan gangguan atmosir yang minim. C-band memberikan cakupan yang sangat luas meliputi sebagian besar benua Asia, yang membuatnya menjadi sangat populer untuk diaplikasikan seperti untuk penyiaran televise dan aplikasi VSAT. Sedangkan transponder Ku-band beroperasi dengan frekuensi berkisar 11-14 gigahertz. Meskipun frekuensi Ku-band lebih rentan terhadap gangguan kelembaban dan pengikisan oleh hujan daripada frekuensi C-band, Ku-band lebih cocok untuk aplikasi IP VSAT yang mencakup aplikasi antena yang sangat kecil. Ku-band umumnya digunakan untuk tujuan yang sama seperti halnya dengan C-band, dan juga untuk satellite news gathering truck-mounted antennas dan beberapa aplikasi VSAT. Ku-band terutama digunakan di wilayah yang banyak memakai sistem ground-based microwave. Untuk mengkompensasi atas hilangnya kekuatan sinyal akibat gangguan kelembaban dan pengikisan oleh hujan, transponder Ku-band umumnya mempunyai kekuatan yang lebih besar dibandingkan transponder C-band dan cakupan layanan yang lebih kecil. 219 Pada tanggal 31 Agustus 2009, Perseroan meluncurkan satelit Palapa-D, untuk menggantikan Palapa-C2 pada orbital slot 113E, yang secara signiikan akan meningkatkan kapasitas transponder Perseroan dan memberikan cakupan satelit yang lebih luas. Meningkatnya kapasitas transponder satelit Palapa-D Perseroan memungkinkan Perseroan untuk memenuhi kebutuhan satelit transponder Perseroan sendiri serta satelit transponder pelanggan yang menyewa kapasitas transponder dari Perseroan. Per tanggal 30 Juni 2014, sekitar 88,18 dari kapasitas standar transponder C-band dari Palapa-D Perseroan, 35,93 dari kapasitas Ext. C transponder dan 99,37 dari kapasitas transponder Ku-Band disewakan kepada pihak ketiga. Per tanggal 30 Juni 2014, Perseroan menggunakan 8,53 dari transponder standar C-Band dari Palapa-D dan 58,76 dari kapasitas Extended C-Band Palapa D dan 0,51 dari kapasitas transponder Ku-Band untuk memenuhi persyaratan Bandwidth Perseroan dan sisa 3,28 dari kapasitas transponder Standar C-Band, 5,30 kapasitas Extended C-Band, dan kapasitas 0,12 transponder Ku-Band tersedia untuk disewakan. Setelah transfer traik yang berhasil dilakukan dari Palapa-C2 ke Palapa-D pada awal bulan November 2009, Palapa-C2 berpindah ke orbital slot 150.5E.L dan akan beroperasi pada inclined orbit yang membawa cellular backhaul Perseroan hingga kira-kira Agustus 2015. Pada tanggal 26 Maret 2014, Menkominfo menyatakan tidak akan memperpanjang izin Perseroan untuk menggunakan slot orbit satelit 150.5E.L. dan bahwa izin penggunaan tersebut akan berakhir pada 1 September 2015. Per tanggal 30 Juni 2014, Perseroan menggunakan 7,47 dari kapasitas transponder Standar C-Band dari Palapa-C2 untuk memenuhi kebutuhan Bandwidth Perseroan, dimana 0 dari kapasitas disewakan ke pihak ketiga dan sisanya sebesar 92,53 dari kapasitasnya tersedia untuk disewakan. Satelit Palapa-D memiliki sebelas transponder extended C-band dengan frekuensi 36-megahertz, serta 24 transponder standar C-band dengan frekuensi 36-megahertz dan lima transponder Ku-band dengan frekuensi 36-megahertz yang sepenuhnya dimiliki oleh Perseroan. Kekuatan maksimum dari masing- masing transponder C-band dan Ku-band adalah 43 dbW dan 53 dBW. Satelit Palapa-D menyediakan cakupan C-band ke hampir seluruh wilayah Asia yang membentang dari Arabian Peninsula sampai Jepang dan dari Cina sampai Selandia Baru, termasuk Australia bagian tengah dan timur. Tingkat dBW- nya berkisar dari beam edge sebesar 32 dBW sampai dengan beam center sebesar 43 dBW. Dengan kekuatan ini, satelit Palapa-D mampu memberikan layanan uplink dan downlink dari manapun dalam cakupan layanan satelit. Lima transponder Ku-band mencakup wilayah Indonesia dan beberapa negara ASEAN dengan kekuatan transponder tertinggi sebesar 53 dBW. Satelit Palapa-C2 memiliki enam transponder extended C-band dengan frekuensi 36-megahertz milik Pasiik Satelit Nusantara, dan dua puluh empat transponder Standard C-band dengan frekuensi 36-megahertz serta empat transponder Ku-band dengan frekuensi 72-megahertz yang dimiliki oleh Perseroan. Kekuatan maksimum dari masing-masing transponder C-band adalah 40 dBW. Karena lokasi baru Palapa-C2 dekat dengan satelit lain dengan rencana frekuensi Ku-band yang sama, Perseroan, konsisten dengan peraturan dari International Telecommunication Union dan izin Perseroan, tidak mengoperasikan transponder Ku-band untuk menghindari benturan berbahaya dari satelit lain. Satelit Palapa-C2 menyediakan cakupan C-band secara substansial di seluruh Asia, dengan jarak yang membentang dari Asia Tengah ke Jepang dan dari Cina bagian selatan ke Selandia Baru, termasuk beberapa bagian Australia. Tingkat dBW berkisar dari beam edge sebesar 32 dBW ke beam center sebesar 40 dBW. Dengan kekuatan ini, satelit Palapa-C2 memiliki kapasitas untuk menyediakan jasa uplink dan downlink dari lokasi manapun dalam jarak bentangan satelit.

b. Serat Optik dan Microwave Terestrial Links

Backbone serat optik Perseroan yang baru berbasis teknologi DWDM yang menghubungkan semua kota di propinsi Sumatera, Jawa, Kalimantan dan sebagian Sulawesi. Backbone serat optik menyediakan 40-60 gigabits per detik untuk lalu lintas selular di dalam maupun antar kota-kota dan juga menyediakan peningkatan broadband internet Perseroan secara progresif saat ini melalui 3.5 HSDPA dan akses broadband nirkabel tetap. Oleh karena pertimbangan kapasitas dan teknologi, sistem terestrial microwave yang lama telah dipindahkan untuk mencakup daerah terpencil. Per tanggal 30 Juni 2014, Perseroan memiliki iber optic dan microwave terrestrial link ke hampir seluruh kota besar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Jaringan ini pada prinsipnya digunakan untuk layanan jasa Internet dan MIDI kepada pelanggan perusahaan. 220 Pada Desember 2010, Perseroan menandatangani perjanjian pembelian dengan Alcatel Lucent Submarine Networks dalam rangka meningkatkan kapasitas sistem kabel bawah laut JAKASUSI yang ada, yang mana mengharuskan Perseroan untuk mengeluarkan biaya modal sekitar AS 2,6 juta. Sistem yang telah meningkat ini meningkatkan pula kapasitas antar pulau darike Banyu Urip-Takesung 120 Gbps dan Takesung-Aeng Batu Batu 90 Gbps. Sistem yang diperbaharui ini telah siap memulai layanan pada Juli 2011. Pada Desember 2010, Perseroan menandatangani nota pembelian dengan IFactor Sdn Bhd, Malaysia dalam rangka pembangunan sistem kabel bawah laut JAVALI, suatu sistem kabel bawah laut baru yang akan menghubungkan Jawa Timur dan Bali dan memberikan bandwith berkapasitas tinggi, dan yang mana berkaitan dengan proyek berbiaya total AS 10,8 juta. Sistem kabel bawah laut JAVALI akan dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan dan didesain dengan 24 pita iber optic sistem yang tidak berulang. Sistem tersebut akan mulai dilengkapi dengan kapasitas 50 gigabits per detik dengan kapasitas maksimum sebesar 160 gigabits per detik per pasang iber. Pembangunan sistem kabel baru ini telah selesai pada Desember 2011. Per tanggal 31 Desember 2013, jaringan kabel bawah laut JAWALI dilengkapi dengan kapasitas sebesar 100 Gbps dengan kapasitas maksimum sebesar 960 Gbps per pasang iber.

c. IPMPLS Backbone dan Metro Ethernet Network

Per tanggal 30 Juni 2014, Perseroan telah menyelesaikan proyek pemasangan Jaringan Metro Ethernet di lebih dari 1.061 nodes di Indonesia dengan konektivitas serat optik. Melalui jaringan ini, Perseroan menyediakan leased line virtual yang menawarkan akses point-to-point Ethernet, jasa virtual private LAN yang menawarkan akses multipoint-to-multipoint Ethernet dan jaringan virtual private routed yang menawarkan IP VPN dan Internet yang terhubung secara lokal. Perseroan juga memakai Jaringan Metro Ethernet Perseroan untuk melakukan backhauling terhadap traik selular 2G dan 3G Perseroan. Per tanggal 30 Juni 2014, dual redundant routers untuk IP-MPLS Backbone di 40 kota telah ditempatkan dan dihubungkan melalui Backbone serat optik Perseroan. Jaringan Metro Ethernet juga telah ditempatkan di 44 kota besar untuk memberikan akses broadband bagi pasar korporasi di gedung-gedung pencakar langit dan backhaul selular untuk layanan 3.5 HSDPA. Layanan yang digunakan oleh para pelanggan Perseroan, di antaranya adalah akses Internet, jasa penyiaran dan sambungan pusat data. Karena teknologi saat ini bergerak ke arah “all IP” dan permintaan layanan berbasis IP meningkat akibat keuntungan atas jaringan lama, Perseroan berniat untuk menempatkan jaringan di masa yang akan datang sehingga layanan-layanan berbasis IP tersedia secara luas di wilayah tersebut. Pada tahun 2008, Perseroan menyelesaikan pembangunan pusat pemulihan bencana di Jatiluhur untuk pelanggan Perseroan agar mereka memiliki pusat back-up data untuk mengamankan dan melindungi informasi bisnis mereka dan pada tahun 2011 Perseroan memutakhirkan pusat pemulihan bencana ini untuk mencakup fasilitas “meet-me-room”. Selain itu, pada tahun 2011, Perseroan menyelesaikan pembangunan Data Center di Jakarta dan Jatiluhur untuk menyediakan infrastruktur dasar bagi layanan cloud computing. Perseroan terus merencanakan pengembangan kapasitas data center dan DRC, salah satunya Data Center di Bali yang telah diluncurkan pada bulan April 2014.

D. PROSPEK USAHA 1. Prospek Industri Telekomunikasi Indonesia