HAK-HAK PEMEGANG SUKUK IJARAH

494

F. KELALAIAN PERSEROAN

1. Dalam hal terjadi salah satu keadaan atau kejadian yang disebutkan dalam butir 5 di bawah dan keadaan atau kejadian tersebut berlangsung selama 15 lima belas Hari Kerja setelah diterimanya teguran tertulis dari Wali Amanat Sukuk Ijarah tanpa adanya upaya perbaikan yang mulai dilakukan oleh Perseroan dengan tujuan untuk menghilangkan keadaan tersebut, maka: a. Wali Amanat Sukuk Ijarah berhak memberitahukan kejadian tersebut kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang setidaknya berperedaran lokal di tempat kedudukan Perseroan; b. Wali Amanat Sukuk Ijarah berhak menyatakan bahwa karenanya seluruh Imbalan Ijarah menjadi seketika jatuh tempo dan dapat ditagih; dan c. Wali Amanat Sukuk Ijarah juga atas pertimbangannya sendiri berhak memanggil RUPSI menurut ketentuan dan tata cara di dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan didalam RUPSI tersebut, Wali Amanat Sukuk Ijarah akan meminta Perseroan untuk memberikan penjelasan sehubungan dengan kelalaiannya tersebut. 2. Apabila RUPSI tidak dapat menerima penjelasan dan alasan-alasan Perseroan, atau apabila Perseroan tidak dapat memberikan suatu penjelasan apapun juga kepada RUPSI, maka RUPSI dapat pada saat yang sama menentukan langkah-langkah yang harus diambil terhadap Perseroan sehubungan dengan Sukuk Ijarah. 3. Jika RUPSI memutuskan agar Wali Amanat Sukuk Ijarah melakukan tindakan-tindakan hukum untuk memaksakan penagihan kepada Perseroan, maka Wali Amanat Sukuk Ijarah dalam waktu yang ditentukan dalam keputusan RUPSI tersebut harus mengajukan tagihan dan melakukan tindakan-tindakan hukum berkaitan dengan penagihan tersebut kepada Perseroan. 4. Segala biaya yang berkaitan dengan tindakan pemanggilan dan penyelenggaraan RUPSI, dan tindakan hukum yang dilakukan sehubungan dengan Kejadian Kelalaian tersebut akan ditanggung dan wajib digantikan oleh Perseroan. 5. Kejadian Kelalaian atau cidera janji yang dimaksud dalam butir 1 mencakup salah satu atau lebih dari keadaan atau peristiwa di bawah ini: a. Perseroan lalai membayar Sisa Imbalan Ijarah pada Tanggal Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah danatau Cicilan Imbalan Ijarah pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah kepada Pemegang Sukuk Ijarah; atau b. Perseroan lalai melaksanakan atau mentaati salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah yang secara material berakibat negatif terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau c. Perseroan dibubarkan selain dari pembubaran karena penggabungan atau dinyatakan dalam keadaan pailit; atau d. apabila pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita atau mengambil alih dengan cara apapun juga semua atau sebagian besar harta benda Perseroan atau telah mengambil tindakan yang menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh usahanya sehingga mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau e. apabila sebagian besar hak, izin dan persetujuan lainnya dari Pemerintah Republik Indonesia yang dimiliki Perseroan danatau Anak Perusahaan dibatalkan atau dinyatakan tidak sah, atau Perseroan danatau Anak Perusahaan tidak mendapat izin atau persetujuan yang disyaratkan oleh ketentuan hukum yang berlaku, yang secara material berakibat negatif terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau f. apabila keterangan-keterangan dan jaminan-jaminan Perseroan tentang keadaan atau status korporasi atau keuangan Perseroan danatau pengelolaan Perseroan secara material tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak benar adanya, termasuk pernyataan dan jaminan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau g. apabila Perseroan danatau Anak Perusahaan dinyatakan lalai sehubungan dengan suatu perjanjian utang antara Perseroan danatau Anak Perusahaan dengan salah satu krediturnya, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, dalam jumlah fasilitas yang 495 setara dengan atau lebih tinggi dari 10 sepuluh persen dari pendapatan revenues atau 20 dua puluh persen dari ekuitas Perseroan, tergantung mana yang lebih kecil; atau h. Perseroan atau Anak Perusahaan berdasarkan perintah pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap diharuskan membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila dibayarkan akan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. 6. Dengan mengesampingkan setiap ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah ini yang mengatur sebaliknya, Wali Amanat Sukuk Ijarah berhak untuk menyatakan suatu peristiwa cidera janji dan karenanya menyatakan bahwa seluruh Imbalan Ijarah menjadi jatuh tempo dan seketika dalam hal terjadinya Kejadian Kelalaian sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 9.5 huruf c, d, danatau fPerjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah, dan mengambil tindakan-tindakan hukum lainnya sehubungan dengan hal tersebut dalam Pasal ini.

G. RAPAT UMUM PEMEGANG SUKUK IJARAH RUPSI

Untuk penyelenggaraan RUPSI, korum yang disyaratkan, hak suara dan pengambilan keputusan berlaku ketentuan-ketentuan di bawah ini tanpa mengurangi ketentuan dalam peraturan Pasar Modal dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana Sukuk Ijarah dicatatkan:

1. RUPSI diadakan untuk tujuan antara lain :

a. mengambil keputusan sehubungan dengan usulan Perseroan atau PemegangSukuk Ijarah mengenai perubahan jangka waktu Sukuk Ijarah, Sisa Imbalan Ijarah, Cicilan Imbalan Ijarah, perubahan tata cara atau periode pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan dengan memperhatikan Peraturan No.VI.C.4. b. menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan danatau Wali Amanat, memberikan pengarahan kepada Wali Amanat, danatau menyetujui suatu kelonggaran waktu atas suatu kelalaian berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan serta akibat-akibatnya, atau untuk mengambil tindakan lain sehubungan dengan kelalaian; c. memberhentikan Wali Amanat dan menunjuk pengganti Wali Amanat menurut ketentuan- ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan; d. mengambil tindakan yang dikuasakan oleh atau atas nama PemegangSukuk Ijarah termasuk dalam penentuan potensi kelalaian yang dapat menyebabkan terjadinya kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan dan Peraturan No.VI.C.4; e. Wali Amanat bermaksud mengambil tindakan lain yang tidak dikuasakan atau tidak termuat dalam Perjanjian Perwaliamanatan atau berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

2. RUPSI dapat diselenggarakan atas permintaan :

a. Pemegang Sukuk Ijarah baik sendiri maupun bersama-sama yang mewakili paling sedikit lebih dari 20 dua puluh persen dari jumlah Sukuk Ijarah yang belum dilunasi, namun tidak termasuk Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan danatau Ailiasi Perseroan, mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat untuk diselenggarakan RUPSI dengan melampirkan asli KTUR. Permintaan tertulis dimaksud harus memuat acara yang diminta, dengan ketentuan sejak diterbitkannya KTUR tersebut, Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Pemegang Sukuk Ijarah yang mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Sukuk Ijarah yang tercantum dalam KTUR tersebut. Pencabutan pembekuan Sukuk Ijarah oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat; b. Perseroan; c. Wali Amanat; atau d. Otoritas Jasa Keuangan. 3. Permintaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf a, huruh b dan huruf d Pasal ini, wajib disampaikan secara tertulis kepada Wali Amanat dan paling lambat 30 tiga puluh Hari Kalender setelah tanggal diterimanya surat permintaan tersebut Wali Amanat wajib melakukan panggilan untuk RUPSI.