Utang Pokok LIKUIDITAS DAN SUMBER-SUMBER PERMODALAN

76 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 terutama dikarenakan peningkatan jumlah pelunasan utang jangka pendek, utang jangka panjang dan obligasi. Pada tahun 2014, Perseroan juga mengurangi jumlah penarikan utang pinjaman dibandingkan dengan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013.

2. Utang Pokok

Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah pokok utang jangka panjang yang belum dibayar pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2011, 2012 dan 2013: dalam jutaan Rupiah Keterangan Tanggal 30 Juni 2014 Tanggal 31 Desember 2013 2012 2011 Utang jangka pendek tidak termasuk biaya emisi utang yang belum diamortisasi 700.000 1.500.000 300.000 1.500.000 Utang jangka panjang tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi, biaya consent yang belum diamortisasi dan porsi jangka pendek 4.665.600 4.425.590 3.812.422 6.583.043 Utang Obligasi tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi, diskon yang belum diamortisasi, biaya consent yang belum diamortisasi dan porsi jangka pendek 12.921.850 13.384.850 14.105.500 12.244.200 Bagian jangka pendek dari utang jangka panjang 2.428.185 2.443.408 2.675.633 3.302.832 Bagian jangka pendek dari obligasi 1.048.000 2.358.000 1.330.000 41.989 Penurunan utang jangka pendek tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi pada tanggal 30 Juni 2014 dibandingkan tahun 2013 dikarenakan pembayaran fasilitas kredit revolving Mandiri sejumlah Rp1.500,0 miliar dan ditambah penarikan pinjaman fasilitas revolving BNI sejumlah Rp700,0 miliar. Peningkatan utang jangka pendek tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi menjadi Rp1.500,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 dari Rp300,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 terutama karena penarikan fasilitas kredit revolving Mandiri dan digunakan untuk membiayai modal kerja jangka pendek pada tahun 2013. Peningkatan bagian jangka pendek dari obligasi tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi, potongan harga yang belum diamortisasi, biaya consent yang belum diamortisasi dan bagian jangka pendek menjadi Rp2.358,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 dari Rp1.330,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 dikarenakan pembayaran utang obligasi, yaitu Obligasi Indosat Keenam Seri A yang diimbangi dengan penambahan Obligasi Indosat Kelima Seri A, Obligasi Indosat Ketujuh Seri A, Sukuk Ijarah II dan Sukuk Ijarah IV Seri A yang akan jatuh tempo pada tahun 2014. Peningkatan utang jangka panjang tidak termasuk biaya emisi yang belum diamortisasi, biaya consent yang belum diamortisasi dan porsi jangka pendek menjadi sebesar Rp4.425,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 dari Rp3.812,4 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 terutama disebabkan oleh penarikan atas fasilitas kredit Perseroan dari Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT Indonesia Infrastructure Finance dan PT Sarana Multi Infrastruktur Persero dan PT Bank Central Asia Tbk “BCA” yang diperoleh pada tahun 2013, dan telah digunakan untuk membiayai modal kerja jangka pendek. Karena sebagian kewajiban Perseroan dalam mata uang Dolar AS, Perseroan terkena imbas luktuasi Rupiah. Depresiasi Rupiah dan peningkatan ketidakstabilan nilai tukar mata uang asing menghadapkan Perseroan terhadap penyesuaian akuntansi jangka pendek yang mempengaruhi rasio keuangan Perseroan. Untuk membantu menangani efek luktuasi mata uang pada tahun 2009, Perseroan mengubah kesepakatan rasio utang terhadap ekuitas dalam semua instrumen dan perjanjian utang Perseroan untuk meningkatkan rasio dari 1,75 menjadi 2,50, untuk memberikan Perseroan “ruang” tambahan dalam hal terjadinya pergerakan nilai tukar mata uang asing yang merugikan. Perseroan juga mengubah ketentuan rasio utang terhadap ekuitas untuk mencerminkan secara lebih baik efek kebijakan lindung nilai pada rasio ini dan mengubah deinisi “Utang” dan “Ekuitas” dalam instrumen dan perjanjian utang tersebut untuk memberikan ruang tambahan dalam butir-butir tersebut. Guaranteed Notes jatuh tempo tahun 2020 tidak mengandung ketentuan rasio utang terhadap ekuitas. Sebagai bagian dari perubahan yang disetujui pada tahun 2009, Perseroan mendapatkan persetujuan untuk mengubah deinisi dalam beberapa instrumen dan perjanjian utang Perseroan: i mengecualikan hal-hal non-kas, termasuk laba atau rugi kurs valuta asing, dari deinisi “EBITDA”; ii mengecualikan 77 utang pengadaan yang dikenakan bunga dari deinisi “Utang” kecuali apabila jatuh temponya lebih dari enam bulan dari tanggal tagihan invoice ; dan iii memasukkan dalam deinisi “Ekuitas” a hak minoritas, untuk entitas yang utangnya 100 terkonsolidasi oleh Perseroan, dan b pinjaman subordinasi pemegang saham. Walaupun Perseroan yakin bahwa perubahan-perubahan tersebut akan memberikan Perseroan ruangan yang cukup dalam hal terjadi ketidakstabilan antara nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah, Perseroan tidak dapat memastikan bahwa ketidakstabilan yang lebih besar dan lebih lanjut daripada yang terjadi pada 12 bulan terakhir tidak akan terjadi, yang dapat mengakibatkan Perseroan melanggar ketentuan keuangan Perseroan.

3. Praktik Pembayaran Dividen