BEBAN PAJAK PENGHASILAN – BERSIH KONSOLIDASIAN LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK PERUSAHAAN KONSOLIDASIAN

62

3. LABA USAHA KONSOLIDASIAN

Sebagai akibat dari faktor-faktor di atas, laba usaha naik sebesar Rp25,6 miliar atau 0,8, dari Rp3.164,3 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp3.189,9 miliar pada tahun 2012.

4. BEBAN LAIN-LAIN – BERSIH KONSOLIDASIAN

Beban lain-lain bersih meningkat sebesar Rp895,3 miliar, atau sebesar 48,8, dari Rp1.833,0 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp2.728,3 miliar pada tahun 2012 terutama karena peningkatan dari rugi selisih kurs dan penurunan beban pembiayaan. Perseroan mencatat rugi selisih kurs-bersih sebesar Rp54,2 miliar pada tahun 2011 dibandingkan dengan rugi selisih kurs-bersih sebesar Rp789,4 miliar pada tahun 2012. Kurs tengah yang diumumkan oleh Bank Indonesia mengalami peningkatan dari Rp9.068 untuk AS 1 per tanggal 31 Desember 2011 menjadi Rp9.670 untuk AS 1 per tanggal 31 Desember 2012, dibandingkan dengan peningkatan dari Rp8.991 untuk AS 1 per tanggal 31 Desember 2010 menjadi Rp9.068 untuk AS 1 per tanggal 31 Desember 2011. Perseroan mencatat laba perubahan nilai wajar derivatif bersih sebesar Rp5,0 miliar pada tahun 2012, yang mencerminkan penurunan sebesar Rp53,0 miliar atas laba perubahan nilai wajar derivatif-bersih sebesar Rp58,0 miliar di tahun 2011 dikarenakan kenaikan nilai wajar dari kontrak forward mata uang asing yang ditandatangani oleh Perseroan pada tahun 2012. Perseroan mencatat peningkatan pendapatan bunga menjadi Rp133,5 miliar pada tahun 2012, yang mencerminkan peningkatan sebesar Rp40,9 miliar, atau 44,1 dari Rp92,6 miliar di tahun 2011, sebagai akibat dari jumlah kas yang lebih tinggi terutama dari transaksi penjualan dan sewa kembali menara pada tahun 2012. Kas tersebut ditempatkan sebagai deposito dan Perseroan menerima pendapatan bunga dari penempatan tersebut. Perseroan mencatat peningkatan beban pembiayaan menjadi Rp2.077,4 miliar di tahun 2012, yang mencerminkan peningkatan sebesar Rp148,0 miliar, atau 7,7 dari Rp1.929,4 miliar di tahun 2011 sebagai hasil dari peningkatan beban bunga dari kewajiban sewa pembiayaan Perseroan atas ruang di menara yang Perseroan sewa kembali dari transaksi penjualan dan sewa kembali pada tahun 2012.

5. BEBAN PAJAK PENGHASILAN – BERSIH KONSOLIDASIAN

Perseroan mencatat manfaat pajak penghasilan - bersih sebesar Rp25,8 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan beban pajak penghasilan sebesar Rp264,6 miliar pada tahun 2011. Penurunan dalam beban pajak penghasilan-bersih terutama disebabkan oleh penurunan penghasilan kena pajak yang disebabkan karena penurunan pendapatan Perseroan dan peningkatan rugi selisih kurs.

6. LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK PERUSAHAAN KONSOLIDASIAN

Perseroan mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada para pemilik perusahaan menurun sebesar Rp593,6 miliar, atau 61,3, dari Rp968,7 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp375,1 miliar pada tahun 2012 dikarenakan oleh hal-hal yang telah disebutkan di atas. 63 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dalam jutaan Rupiah Keterangan Tanggal 30 Juni Tanggal 31 Desember 2014 2013 2012 2011 ASET Aset Lancar Kas dan Setara Kas 2.218.928 2.233.532 3.917.236 2.224.206 Piutang Usaha Pihak-pihak berelasi - setelah dikurangi cadangan penurunan nilai 820.777 632.203 574.650 318.243 Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan penurunan nilai 1.450.693 1.636.136 1.464.069 1.181.853 Piutang lain-lain - setelah dikurangi cadangan penurunan nilai 8.166 16.294 22.441 5.660 Persediaan - setelah dikurangi cadangan penurunan nilai 28.558 36.004 52.556 75.890 Aset Derivatif 93.512 195.569 69.654 159.349 Uang muka 25.619 34.867 36.057 40.485 Pajak dibayar di muka 205.284 218.749 294.343 30.695 Biaya frekuensi dan perijinan dibayar di muka 964.120 1.757.586 1.528.215 1.353.819 Biaya dibayar di muka - lainnya 453.551 373.220 335.815 351.833 Pensiun dibayar di muka 3.284 3.839 1.456 2.111 Aset Keuangan lancar lainnya - bersih 36.900 31.673 13.382 24.790 Aset lancar lainnya 4.939 3.184 392 742 Jumlah Aset Lancar 6.314.331 7.169.017 8.308.810 5.767.565 Aset Tidak Lancar Piutang pihak - pihak berelasi - setelah dikurangi cadangan penurunan nilai 4.005 7.167 10.358 10.654 Aset Pajak Tangguhan - bersih 88.109 96.057 100.693 113.812 Aset Tetap - Bersih 41.989.466 42.190.111 41.964.793 43.505.698 Goodwill dan aset tidak berwujud lainnya 1.357.125 1.362.600 1.373.707 1.366.853 Sewa dibayar dimuka jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek 866.999 810.354 755.237 766.349 Izin dibayar dimuka jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek 167.266 200.186 266.027 331.868 Uang muka jangka panjang 73.975 92.162 40.994 161.649 Pensiun dibayar dimuka jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek 81.150 81.826 88.845 103.181 Piutang jangka panjang 11.871 12.838 17.959 20.677 Aset keuangan tidak lancar lainnya bersih 80.071 1.557.367 1.543.140 212.270 Aset tidak lancar lainnya - bersih 1.196.181 941.206 754.498 872.436 Jumlah Aset Tidak Lancar 45.916.218 47.351.874 46.916.251 47.465.447 Jumlah Aset 52.230.549 54.520.891 55.225.061 53.233.012 LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang Jangka pendek 698.916 1.499.849 299.529 1.499.256 Utang Usaha Pihak-pihak berelasi 120.417 47.603 22.650 23.581 Pihak ketiga 465.924 291.707 209.087 295.477 Utang Pengadaan 3.316.493 3.064.287 2.737.850 3.475.862 Utang Pajak 104.545 89.260 95.599 91.206 Akrual 1.808.055 1.747.722 1.761.252 1.715.172 Pendapatan diterima di muka 947.975 922.403 1.073.088 1.032.415 Uang muka pelanggan 52.382 49.335 43.825 37.265 Liabilitas derivatif 73.919 36.903 81.241 138.189 Kewajiban imbalan kerja 215.474 359.745 200.033 180.441 Bagian jangka pendek dari : Utang jangka panjang 2.427.596 2.443.367 2.669.218 3.300.537 Utang obligasi 1.047.188 2.356.310 1.329.175 41.989 64 dalam jutaan Rupiah Keterangan Tanggal 30 Juni Tanggal 31 Desember 2014 2013 2012 2011 Provisi atas kasus litigasi 1.358.643 - - - Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 398.212 362.448 289.164 71.828 Liabilitas jangka pendek lainnya 154.121 223.498 204.040 64.849 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 13.175.413 13.494.437 11.015.751 11.968.067 Liabilitas Jangka Panjang Utang pihak-pihak berelasi 46.796 33.301 42.789 15.480 Kewajiban sewa pembiayaan - setelah dikurangi bagian jangka pendek 3.464.724 3.594.112 3.101.910 770.081 Liabilitas pajak tangguhan - bersih 806.227 893.285 1.684.270 1.956.352 Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek 4.596.248 4.345.267 3.703.822 6.425.779 Utang obligasi - setelah dikurangi bagian jangka pendek 12.830.256 13.285.207 13.986.507 12.138.353 Kewajiban imbalan kerja -setelah dikurangi bagian jangka pendek 1.074.757 1.046.414 926.224 787.313 Liabilitas keuangan jangka panjang lainnya 28.040 82.855 69.273 107.433 Liabilitas jangka panjang lainnya 1.204.309 1.228.415 1.299.131 95.054 Jumlah liabilitas jangka panjang 24.051.357 24.508.856 24.813.926 22.295.845 Jumlah Liabilitas 37.226.770 38.003.293 35.829.677 34.263.912 EKUITAS Modal Saham - nilai nominal Rp 100 setiap saham Seri A dan Seri B Modal dasar - 1 saham seri A dan 19.999.999.999.999 saham seri B Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1 saham Seri A dan 5.433.933.499 saham Seri B 543.393 543.393 543.393 543.393 Agio saham 1.546.587 1.546.587 1.546.587 1.546.587 Saldo Laba Telah ditentukan penggunaannya 134.446 134.446 134.446 134.446 Belum ditentukan penggunaannya 11.764.774 12.877.143 15.846.721 15.889.104 Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas asosiasientitas anak 404.104 404.104 404.104 404.104 Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 8.948 5.210 3.600 2.326 Perubahan nilai wajar atas investasi tersedia untuk dijual yang belum terealisasi - 413.700 389.718 - Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik perusahaan 14.384.356 15.914.163 18.861.369 18.515.308 Kepentingan non pengendali 619.423 603.435 534.015 453.792 Jumlah Ekuitas 15.003.779 16.517.598 19.395.384 18.969.100 Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 52.230.549 54.520.891 55.225.061 53.233.012 Tanggal 30 Juni 2014 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2013 Aset Lancar Kas dan setara kas Perseroan menurun 0,7 pada tanggal 30 Juni 2014 dari Rp2.233,5 miliar di tahun 2013 menjadi Rp2.218,9 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 yang terutama disebabkan oleh pembayaran pinjaman lebih besar dari jumlah kas yang diterima dari pinjaman baru. Piutang Perseroan menurun sebesar 0,2 dari Rp2.284,6 miliar di tahun 2013 menjadi Rp2.279,6 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 yang disebabkan oleh meningkatnya piutang usaha Perseroan secara umum dimana piutang pihak ketiga menurun cukup signiikan dari Rp1.636,1 miliar di tahun 2013 menjadi Rp1.450, 7 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 atau sebesar 11,3. Persediaan - bersih menurun 20,6 dari Rp36,0 miliar di tahun 2013 menjadi Rp28,6 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama disebabkan oleh sparepart selular yang telah habis digunakan di Juni 2014. 65 Aset derivatif menurun 52,2 dari Rp195,6 miliar di tahun 2013 menjadi Rp93,5 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama disebabkan oleh menurunnya kurs spot RupiahDolar AS dan swap RupiahDolar AS pada tanggal 30 Juni 2014. Uang muka menurun 26,6 dari Rp34,9 miliar di tahun 2013 menjadi Rp25,6 miliar pada tanggal 30 2014 terutama akibat berkurangnya pengeluaran barang modal Perseroan yang mengharuskan pembayaran uang muka. Pajak dibayar dimuka menurun 6,1 dari Rp218,7 miliar di tahun 2013 menjadi Rp205,3 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama akibat diterimanya klaim tagihan pajak 2013 di 2014 dan menurunnya PPN masukan karena berkurangnya pengeluaran barang modal Perseroan. Biaya frekuensi dan perijinan dibayar dimuka menurun 45,1 dari Rp1.757,6 miliar di tahun 2013 menjadi Rp964,1 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 karena amortisasi biaya frekuensi tahunan IPFSR untuk pita frekuensi 2G yang dibayar Perseroan setiap tanggal 15 Desember setiap tahun untuk masa 1 tahun ke depan. Pensiun dibayar di muka menurun 14,5 dari Rp3,8 miliar pada tanggal 30 Juni 2013 menjadi Rp3,3 miliar pada tanggal Juni 2014, hal ini disebabkan oleh penurunan peserta program yang mengambil hak pensiun dibayar di muka dibandingkan periode sebelumnya Biaya dibayar di muka-lainnya meningkat 22,8 dari Rp369,4 miliar di tahun 2013 menjadi Rp453,6 miliar pada tanggal 30 Juni 2014, hal ini disebabkan oleh peningkatan tarif perpanjangan sewa lahan untuk penempatan menara Perseroan. Aset keuangan lancar lainnya - bersih meningkat 16,7 dari Rp31,7 miliar di tahun 2013 menjadi Rp36,9 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama akibat kenaikan kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya dari reklasiikasi penempatan performance bond untuk proyek-proyek tertentu oleh Perseroan, yang akan jatuh tempo di tahun 2014. Aset lancar lainnya meningkat sebesar 55,1 dari Rp3,2 miliar menjadi Rp4,9 miliar, terutama akibat terdapat jenis tertentu aset lancar yang tidak ada di tahun 2013 Aset Tidak Lancar Piutang pihak-pihak berelasi menurun 44,1 dari Rp7,2 miliar di tahun 2013 menjadi Rp4,0 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama akibat penerimaan dari piutang pihak berelasi, yaitu Koperasi Pegawai Indosat “Kopindosat” sebesar Rp3,1 miliar yang diterima oleh Perseroan pada tahun 2014 Aset pajak tangguhan - bersih menurun 8,3 dari Rp96,1 miliar menjadi Rp88,1 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama akibat menurunnya aset pajak tangguhan dari Anak Perusahaan yaitu IM2 dan Lintasarta. Aset tetap - bersih menurun 0,5 dari Rp42.190,1 miliar di tahun 2013 menjadi Rp41.989,5 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 disebabkan oleh beban penyusutan selama enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 yang lebih tinggi dari pengeluaran barang modal Perseroan untuk periode yang sama. Goodwill dan aset tak berwujud lainnya yang dimiliki oleh Perseroan menurun 0,4 dari Rp1.362,6 miliar di tahun 2013 menjadi Rp1.357,1 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama disebabkan amortisasi aset tak berwujud lainnya selama periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan sewa dibayar dimuka sebesar 7,0 dari Rp810,4 miliar menjadi Rp867,0 miliar di Juni 2014 yang terutama disebabkan oleh peningkatan tarif perpanjangan sewa lahan untuk penempatan menara Perseroan. 66 Pada tanggal 30 Juni 2014 terjadi penurunan izin dibayar di muka jangka panjang sebesar 16,4 dari Rp200,2 miliar di tahun 2013 menjadi Rp167,3 miliar di Juni 2014 yang disebabkan oleh reklasiikasi ke bagian jangka pendek untuk biaya izin 3G dan BWA dibayar dimuka yang akan diamortisasi untuk periode 1 tahun sampai dengan tanggal 30 Juni 2015. Terdapat penurunan yang siginiikan pada uang muka jangka panjang Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014 yaitu sebesar 19,7 dari Rp92,2 miliar di tahun 2013 menjadi Rp74,0 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 yang disebabkan oleh penurunan pengeluaran barang modal Perseroan yang mengharuskan pembayaran uang muka. Pensiun dibayar dimuka jangka panjang turun 0,8 dari Rp81,8 miliar di tahun 2013 menjadi Rp81,2 miliar pada tanggal 30 Juni 2014, hal ini disebabkan oleh amortisasi pensiun dibayar dimuka jangka panjang atas Perseroan dan Lintasarta, berdasarkan perhitungan beban pensiun yang dilakukan oleh aktuaris. Piutang jangka panjang turun sebesar 7,5 dari Rp12,8 miliar di tahun 2013 menjadi Rp11,9 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 yang terutama disebabkan oleh penyelesaian pembayaran piutang karyawan yang keluar dari Perseroan. Aset keuangan tidak lancar lainnya – bersih turun signiikan sebesar 94,9 dari Rp1.557,4 miliar di tahun 2013 menjadi Rp80,0 miliar pada tanggal 30 Juni 2014, hal ini disebabkan oleh divestasi investasi saham TBIG yang ditandatangani oleh Perseroan pada bulan Maret 2014. Aset tidak lancar lainnya - bersih meningkat 27,1 dari Rp941,2 miliar di tahun 2013 menjadi Rp1.196,2 miliar pada tanggal 30 Juni 2014, hal ini terutama disebabkan oleh akibat kenaikan klaim tagihan pajak. Liabilitas Jangka Pendek Utang jangka pendek menurun 53,4 dari Rp1.499,8 miliar di tahun 2013 menjadi Rp698,9 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama akibat pembayaran fasilitas kredit revolving Mandiri karena jatuh tempo dan penarikan pinjaman atas utang baru fasilitas kredit revolving BNI. Utang usaha meningkat 72,8 dari Rp339,3 miliar di tahun 2013 menjadi Rp586,3 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 yang disebabkan oleh kenaikan utang usaha ke operator luar negeri. Kenaikan utang usaha ke operator luar negeri tersebut terutama disebabkan oleh belum jatuh temponya term of payment untuk traik SLI dan Roaming dengan operator luar negeri. Berdasarkan perjanjian bilateral dengan masing- masing operator luar negeri, Perseroan dan operator luar negeri sepakat untuk menyelesaikan utang- piutang terkait dengan traik SLI dan Roaming dalam jangka waktu tertentu misal setiap 3 bulanan, 4 bulanan atau 6 bulanan, dimana setiap operator memiliki term of payment berbeda. Pada tanggal 30 Juni 2014, term of payment tersebut belum jatuh tempo, sehingga Perseroan belum melakukan pembayaran atas utang tersebut. Perseroan memiliki kebijakan untuk tidak pernah melakukan penundaan atas pembayaran kepada operator luar negeri ataupun vendor manapun. Utang pengadaan meningkat 8,2 dari Rp3.064,3 miliar di tahun 2013 menjadi Rp3.316,5 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama akibat penambahan utang pengadaan dari pengeluaran barang modal selama enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014. Utang pajak meningkat 0,9 dari Rp89,3 miliar di tahun 2013 menjadi Rp90,1 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 disebabkan oleh kenaikan utang pajak dari taksiran pajak penghasilan badan IM2 dan Lintasarta. Posisi akrual Perseroan meningkat 3,5 dari Rp1.747,7 miliar di tahun 2013 menjadi Rp1.808,1 miliar di Juni 2014 disebabkan oleh penurunan akrual atas imbalan kerja karyawan. Pendapatan diterima dimuka meningkat 2,8 dari Rp922,4 miliar di tahun 2013 menjadi Rp948,0 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 disebabkan oleh kenaikan pendapatan diterima dimuka atas selular dan MIDI karena program marketing yang agresif. 67 Uang muka pelanggan meningkat 6,3 dari Rp49,3 miliar di tahun 2013 menjadi Rp52,4 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 disebabkan oleh peningkatan uang muka dari dealer Perseroan untuk penjualan paket perdana selular starter package. Liabilitas derivatif meningkat 100,3 dari Rp36,9 miliar di tahun 2013 menjadi Rp73,9 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 disebabkan oleh menurunnya kurs spot RupiahDolar AS dan swap RupiahDolar AS di Juni 2014. Kewajiban imbalan kerja menurun 40,1 dari Rp359,7 miliar di tahun 2013 menjadi Rp215,5 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 yang disebabkan oleh penurunan jumlah karyawan Perseroan yang mendekati usia pensiun pada tanggal 30 Juni 2014 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2013. Perseroan secara bertahap mencoba meningkatkan produktivitas Perseroan dengan melakukan perekrutan pegawai-pegawai baru yang memiliki semangat baru dan dinamis sesuai dengan ambisi Perseroan, dan dengan demikian mengurangi jumlah pegawai dengan usia mendekati pensiun lihat program Employment Separation Program “ESP” dan VSS. Kewajiban imbalan kerja Perseroan dihitung dengan menggunakan perhitungan aktuaris yang mempertimbangkan masa kerja, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji tahunan Bagian jangka pendek dari utang jangka panjang menurun 0,6 dari Rp2.443,4 miliar di tahun 2013 menjadi Rp2.427,6 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 disebabkan oleh pembayaran utang jatuh tempo. Bagian jangka pendek dari utang obligasi menurun 55,6 dari Rp2.356,3 miliar di tahun 2013 menjadi Rp1.047,2 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 disebabkan oleh pembayaran utang jatuh tempo Obligasi V Seri A dan Sukuk Ijarah II. Perseroan membukukan penyisihan untuk kasus hukum tersebut di atas sebesar Rp1.358.643 juta, sehubungan dengan keputusan Mahkamah Agung atas kasus pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab VIII Keterangan Tentang Perseroan poin M. Perkara yang Dihadapi Perseroan, Entitas Anak, Direksi, Dan Dewan Komisaris Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya meningkat 9,8 dari Rp362,4 miliar di tahun 2013 menjadi Rp398,2 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama akibat reklasiikasi ke bagian jangka pendek untuk kewajiban sewa pembiayaan yang jatuh tempo sampai dengan Juni 2015. Liabilitas jangka pendek lainnya menurun sebesar Rp69,4 miliar, atau 31,0, dari Rp223,5 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp154,1 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama sebagai dampak dari pembayaran kompensasi karyawan untuk peserta program program pemisahan hubungan kerja akibat reorganisasi Employment Separation Program yang dibayarkan selama enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014. Liabilitas Jangka Panjang Utang pihak-pihak berelasi meningkat 40,5 dari Rp33,3 miliar di tahun 2013 menjadi Rp46,8 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama akibat peningkatan utang pihak berelasi ke Ooredoo QSC. Utang jangka panjang meningkat 5,8 dari Rp4.345,3 miliar di tahun 2013 menjadi Rp4.596,2 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama akibat penarikan fasilitas pinjaman revolving berjangka dari IIF- SMI dan BTMU. Utang obligasi menurun 3,4 dari Rp13.285,2 miliar di tahun 2013 menjadi Rp12.830,3 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama akibat reklasiikasi obligasi yang akan jatuh tempo sampai dengan Juni 2015 ke bagian liabilitas jangka pendek. Liabilitas jangka panjang lainnya menurun 2,0 dari Rp1.228,4 miliar di tahun 2013 menjadi Rp1.204,3 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama akibat reklasiikasi bagian jangka pendek atas laba yang ditangguhkan yang berasal dari transaksi jual dan sewa kembali antara Perseroan dan TBIG. 68 Ekuitas Konsolidasian Ekuitas konsolidasian mengalami penurunan bersih sebesar Rp1.513,8 miliar atau 9,2 dari Rp16.517,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp15.003,8 miliar pada tanggal 30 Juni 2014 terutama disebabkan oleh realisasi laba perubahan nilai wajar atas investasi tersedia untuk dijual. Tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2012 Aset Lancar Kas dan setara kas Perseroan menurun 43,0 di tahun 2013 dari Rp3.917,2 miliar di tahun 2012 menjadi Rp2.233,5 miliar pada tahun 2013 yang terutama disebabkan oleh kenaikan pembayaran kas untuk pengeluaran barang modal di 2013. Penjabaran lebih lengkap pada uraian arus kas dalam bab ini. Piutang Perseroan meningkat sebesar 10,8 dari Rp2.061,2 miliar di tahun 2012 menjadi Rp2.284,6 miliar di tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya piutang usaha Perseroan secara umum dimana piutang pihak ketiga meningkat dari Rp1.464,1 miliar di tahun 2012 menjadi Rp1.636,1 miliar di tahun 2013 atau sebesar 11,8, yang terutama disebabkan kenaikan piutang usaha dari penyewaan menara dari pihak ketiga. Persediaan - bersih menurun 31,5 dari Rp52,6 miliar di tahun 2012 menjadi Rp36,0 miliar di tahun 2013 terutama disebabkan oleh penurunan jumlah persediaan kartu SIM prabayar, disebabkan kenaikan penjualan kartu SIM pada akhir tahun. Aset derivatif meningkat 180,8 dari Rp69,7 miliar di tahun 2012 menjadi Rp195,6 miliar di tahun 2013 terutama disebabkan oleh naiknya nilai wajar kontrak forward valuta asing Perseroan seiring dengan kenaikan kurs tengah BI pada tanggal 31 Desember 2013 yang lebih tinggi dari kurs spot RupiahDolar AS dan swap RupiahDolar AS di dalam kontrak forward valuta asing Perseroan. Uang muka jangka pendek menurun 3,3 dari Rp36,1 miliar di tahun 2012 menjadi Rp34,9 miliar di tahun 2013 terutama diakibatkan peningkatan pertanggungjawaban uang muka operasional oleh karyawan yang akan meninggalkan Perseroan di akhir tahun 2013. Biaya frekuensi dan perijinan dibayar dimuka meningkat 15,0 dari Rp1.528,2 miliar di tahun 2012 menjadi Rp1.757,6 miliar pada tahun 2013 karena peningkatan biaya frekuensi tahunan IPFSR untuk pita frekuensi 2G Perseroan, sesuai dengan ketetapan dari Menkominfo. Pensiun dibayar di muka meningkat 163,7 dari Rp1,5 miliar di tahun 2012 menjadi Rp3,8 miliar di tahun 2013, hal ini sejalan dengan program Employment Separation Program “ESP” yang diumumkan oleh manajemen Perseroan pada akhir tahun 2013, berdasarkan program ESP tersebut, beberapa karyawan yang tidak sesuai dengan struktur organisasi Perseroan yang baru ditawarkan paket pesangon dan sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah pegawai yang akan pensiun pensiun dini pada akhir tahun 2013. Pensiun dibayar dimuka Perseroan dihitung dengan menggunakan perhitungan aktuaris yang mempertimbangkan masa kerja, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji tahunan. Biaya dibayar di muka-lainnya meningkat 10,5 dari Rp334,4 miliar di tahun 2012 menjadi Rp369,4 miliar di tahun 2013, hal ini disebabkan oleh peningkatan tarif perpanjangan sewa lahan untuk penempatan menara Perseroan. Aset keuangan lancar lainnya - bersih meningkat 136,7 dari Rp13,4 miliar di tahun 2012 menjadi Rp31,7 miliar di tahun 2013 terutama akibat kenaikan kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya dari reklasiikasi penempatan performance bond untuk proyek-proyek yang dikerjakan oleh Perseroan, dan akan jatuh tempo di tahun 2014. 69 Aset Tidak Lancar Piutang pihak-pihak berelasi menurun 30,8 dari Rp10,4 miliar di tahun 2012 menjadi Rp7,2 miliar di tahun 2013 terutama diakibatkan dari penerimaan cicilan pembayaran piutang pihak berelasi dari Kopindosat sebesar Rp3 miliar pada tahun 2013. Kopindosat diharapkan bisa melunasi hutang- hutangnya ke Perseroan pada tahun 2014. Aset pajak tangguhan - bersih menurun 4,6 dari Rp100,7 miliar menjadi Rp96,1 miliar di tahun 2013 terutama akibat penurunan aset pajak tangguhan IM2 dan Lintasarta. Aset tetap - bersih meningkat 0,5 dari Rp41.964,8 miliar di tahun 2012 menjadi Rp42.190,1 miliar di tahun 2013 disebabkan oleh penambahan aset di tahun 2013 sehubungan dengan proyek modernisasi jaringan Perseroan. Goodwill dan aset tak berwujud lainnya yang dimiliki oleh Perseroan menurun 0,8 dari Rp1.373,7 miliar di tahun 2012 menjadi Rp1.362,6 miliar di tahun 2013 terutama disebabkan amortisasi aset tak berwujud lainnya selama tahun 2013. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan sewa dibayar dimuka jangka panjang sebesar 7,3 dari Rp755,2 miliar di tahun 2012 menjadi Rp810,4 miliar di tahun 2013 yang disebabkan oleh peningkatan tarif perpanjangan sewa lahan untuk penempatan menara Perseroan. Pada tahun 2013 terjadi penurunan izin dibayar di muka jangka panjang sebesar 24,7 dari Rp266,0 miliar di tahun 2012 menjadi Rp200,2 miliar di tahun 2013 yang disebabkan oleh reklasiikasi ke bagian jangka pendek untuk biaya izin 3G dan BWA dibayar dimuka yang akan diamortisasi untuk periode 1 tahun sampai dengan tanggal 31 Desember 2014. Terdapat peningkatan uang muka jangka panjang Perseroan di tahun 2013 yaitu sebesar 124,8 dari Rp41,0 miliar di tahun 2012 menjadi Rp92,2 miliar di tahun 2013 yang disebabkan oleh kenaikan jumlah uang muka yang dibayarkan untuk pengeluaran barang modal Perseroan selama tahun 2013. Kenaikan jumlah uang muka tersebut sejalan dengan strategi Perseroan untuk membangun satelit baru untuk menggantikan satelit Palapa C, dengan menandatangani perjanjian pembangunan Satelit baru Perseroan, yaitu Satelit Palapa E dengan nilai kontrak mendekati AS200 juta, dimana untuk pembangunan satelit tersebut, Perseroan telah membayarkan uang muka kepada sejumlah vendor yang mencapai Rp27 miliar. Kenaikan lain disebabkan oleh tertundanya beberapa proyek modernisasi jaringan Perseroan, sehingga uang muka yang sudah dibayarkan Perseroan belum bisa digunakan untuk menyelesaikan pembayaran utang pengadaan dengan vendor tersebut. Pensiun dibayar dimuka jangka panjang turun 7,9 dari Rp88,8 miliar di tahun 2012 menjadi Rp81,8 miliar di tahun 2013, hal ini disebabkan oleh amortisasi pensiun dibayar dimuka atas Perseroan dan Lintasarta, berdasarkan perhitungan beban pensiun yang dilakukan oleh aktuaris. Piutang jangka panjang turun sebesar 28,5 dari Rp18,0 miliar di tahun 2012 menjadi Rp12,8 miliar di tahun 2013 yang disebabkan oleh penyelesaian piutang karyawan untuk karyawan yang meninggalkan Perseroan di akhir tahun 2013 karena program ESP. Aset keuangan tidak lancar lainnya - bersih naik sebesar 0,9 dari Rp1.543,1 miliar di tahun 2012 menjadi Rp1.557,4 miliar di tahun 2013, hal ini disebabkan oleh kenaikan nilai wajar investasi Perseroan atas kepemilikan saham di TBIG. Aset tidak lancar lainnya - bersih meningkat 24,7 dari Rp754,5 miliar di tahun 2012 menjadi Rp941,2 miliar di tahun 2013, hal ini disebabkan oleh kenaikan tagihan pajak Perseroan dari kurang bayar PPN yang dibayarkan ke kantor pajak di tahun 2013. Atas kekurangbayaran tersebut, Perseroan telah mengajukan banding kepada pengadilan pajak. 70 Liabilitas Jangka Pendek Utang jangka pendek meningkat 400,7 dari Rp299,5 miliar di tahun 2012 menjadi Rp1.499,8 miliar di tahun 2013 terutama akibat tambahan penarikan pinjaman dari fasilitas pinjaman revolving dari Bank Mandiri. Utang usaha meningkat 46,4 dari Rp231,7 miliar di tahun 2012 menjadi Rp339,3 miliar di tahun 2013 yang disebabkan oleh kenaikan utang usaha dalam Dolar AS dari operator luar negeri akibat pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada tanggal 31 Desember 2013. Utang pengadaan meningkat 11,9 dari Rp2.737,9 miliar di tahun 2012 menjadi Rp3.064,3 miliar di tahun 2013 terutama akibat pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada tanggal 31 Desember 2013, yang menyebabkan kenaikan utang pengadaan kepada pemasok luar negeri. Utang pajak menurun 6,6 dari Rp95,6 miliar di tahun 2012 menjadi Rp89,3 miliar di tahun 2013 disebabkan oleh penurunan utang pajak atas taksiran pajak penghasilan badan Lintasarta. Posisi akrual Perseroan menurun 0,8 dari Rp1.761,3 miliar di tahun 2012 menjadi Rp1.747,7 miliar di tahun 2013 terutama disebabkan oleh penurunan akrual atas biaya pemasaran. Pendapatan diterima dimuka menurun 14,0 dari Rp1.073,1 miliar di tahun 2012 menjadi Rp922,4 miliar di tahun 2012 disebabkan oleh penurunan dari pendapatan diterima dimuka dari jasa FWA disebut juga “Starone”. Uang muka pelanggan meningkat 12,6 dari Rp43,8 miliar di tahun 2012 menjadi Rp49,3 miliar di tahun 2013 disebabkan oleh tambahan uang muka pelanggan dari pelanggan sewa transponder Perseroan seiring dengan penambahan stasiun televisi baru dan penyedia TV kabel di Indonesia. Liabilitas derivatif menurun 54,6 dari Rp81,2 miliar di tahun 2012 menjadi Rp36,9 miliar di tahun 2013 disebabkan oleh naiknya nilai wajar kontrak forward valuta asing Perseroan seiring dengan kenaikan kurs tengah BI pada tanggal 31 Desember 2013 yang lebih tinggi dari kurs spot RupiahDolar AS dan swap RupiahDolar AS di dalam kontrak forward valuta asing Perseroan. Kewajiban imbalan kerja meningkat 79,8 dari Rp200,0 miliar di tahun 2012 menjadi Rp359,7 miliar pada tahun 2013 disebabkan oleh hal ini sejalan dengan program Employment Separation Program “ESP” yang diumumkan oleh manajemen Perseroan pada akhir tahun 2013, berdasarkan program ESP tersebut, beberapa karyawan yang tidak sesuai dengan struktur organisasi Perseroan yang baru ditawarkan paket pesangon dan sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah pegawai yang akan pensiun pensiun dini pada akhir tahun 2013. Kewajiban imbalan kerja Perseroan dihitung dengan menggunakan perhitungan aktuaris yang mempertimbangkan masa kerja, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji tahunan Bagian jangka pendek dari utang jangka panjang menurun 8,5 dari Rp2.669,2 miliar di tahun 2012 menjadi Rp2.443,4 miliar di tahun 2013 disebabkan oleh penurunan jumlah utang akan jatuh tempo pada 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 2012. Bagian jangka pendek dari utang obligasi meningkat 77,3 dari Rp1.329,2 miliar di tahun 2012 menjadi Rp2.356,3 miliar di tahun 2013 disebabkan oleh peningkatan utang obligasi jatuh tempo pada 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 2012. Pada tanggal 31 Desember 2013, utang obligasi yang akan jatuh tempo adalah Obligasi Indosat Kelima Seri A, Obligasi Indosat Ketujuh Seri A, Sukuk Ijarah II dan Sukuk Ijarah IV Seri A, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2012, utang obligasi yang akan jatuh tempo adalah Sukuk Ijarah III dan Obligasi Indosat Keenam Seri A. Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya meningkat 25,3 dari Rp289,2 miliar di tahun 2012 menjadi Rp362,4 miliar di tahun 2013 terutama akibat reklasiikasi ke bagian jangka pendek untuk kewajiban sewa pembiayaan yang akan jatuh tempo sampai dengan 31 Desember 2014. 71 Liabilitas jangka pendek lainnya meningkat 9,5, dari Rp204,0 milar pada tahun 2012 menjadi Rp223,5 miliar pada tahun 2013 terutama akibat penambahan liabilitas untuk pesangon karyawan yang akan keluar dari Perseroan sehubungan dengan program Employee Separation Program yang dikeluarkan di bulan Desember 2013. Liabilitas Jangka Panjang Utang pihak-pihak berelasi menurun 22,2 dari Rp42,8 miliar di tahun 2012 menjadi Rp33,3 miliar di tahun 2013 terutama akibat pembayaran utang pihak berelasi kepada Ooredoo QSC di tahun 2013. Utang jangka panjang meningkat 17,3 dari Rp3.703,8 miliar di tahun 2012 menjadi Rp4.345,3 miliar di tahun 2013 terutama akibat adanya penambahan utang jangka panjang baru di tahun 2013 Fasilitas Kredit Investasi BCA dan pinjaman revolving dari BSMI dan PT Indonesia Infrastructure Finance dan PT Sarana Multi Infrastruktur Persero. Utang obligasi menurun 5,0 dari Rp13.986,5 miliar di tahun 2012 menjadi Rp13.285,2 miliar di tahun 2013 terutama akibat reklasiikasi ke bagian jangka pendek untuk utang obligasi yang akan jatuh tempo di tahun 2014 Obligasi Indosat Kelima Seri A, Sukuk Ijarah II dan Sukuk Ijarah IV Seri A, yang diimbangi dengan peningkatan utang obligasi karena pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada tanggal 31 Desember 2013. Liabilitas jangka panjang lainnya menurun 5,4 dari Rp1.299,1 miliar di tahun 2012 menjadi Rp1.228,4 miliar di tahun 2013 terutama akibat reklasiikasi bagian jangka pendek dari laba yang ditangguhkan dari transaksi jual dan sewa kembali 2.500 menara Perseroan dengan TBIG. Ekuitas Konsolidasian Ekuitas konsolidasian mengalami penurunan sebesar Rp2.877,8 miliar atau 14,8 dari Rp19.395,4 miliar per 31 Desember 2012 menjadi Rp16.517,6 miliar per 31 Desember 2013 terutama disebabkan oleh rugi usaha tahun berjalan tahun 2013 sebesar Rp2.666,5 miliar Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011 Aset Lancar Kas dan setara kas Perseroan meningkat 76,1 di tahun 2012 dari Rp2.224,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp3.917,2 miliar di tahun 2012 yang terutama disebabkan oleh penerimaan kas dari penerbitan Obligasi Indosat VIII dan Sukuk Ijarah V dan penerimaan kas dari transaksi penjualan dan sewa kembali menara Perseroan dengan TBIG yang ditandatangani di 2012. Piutang Perseroan meningkat sebesar 36,9 dari Rp1.505,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp2.061,2 miliar di tahun 2012 yang disebabkan oleh meningkatnya piutang usaha Perseroan secara umum dimana piutang pihak berelasi yang meningkat sebesar 80,6 dari Rp318,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp574,7 miliar di tahun 2012 yang terutama disebabkan oleh penambahan piutang usaha dari proyek “Desa Pinter” antara Lintasarta dengan Menkominfo – BP3TI, piutang pihak ketiga meningkat dari Rp1.181,9 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.464,1 miliar di tahun 2012 atau sebesar 23,9, terutama disebabkan dari peningkatan piutang dari operator luar negeri seiring dengan peningkatan pendapatan dari panggilan incoming dari luar negeri ke Indonesia pada tahun 2012. Persediaan - bersih menurun 30,7 dari Rp75,9 miliar di tahun 2011 menjadi Rp52,6 miliar di tahun 2012 terutama disebabkan oleh terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan kartu SIM di akhir tahun 2012 dibandingkan dengan 2011. Aset derivatif turun 56,3 dari Rp159,3 miliar 2011 menjadi Rp69,7 miliar di tahun 2012 terutama disebabkan oleh menurunnya nilai wajar kontrak forward valuta asing Perseroan seiring dengan kenaikan kurs tengah BI pada tanggal 31 Desember 2012 yang lebih rendah dari kurs spot Rupiah Dolar AS dan swap RupiahDolar AS di dalam kontrak forward valuta asing Perseroan. 72 Uang muka jangka pendek menurun 10,9 dari Rp40,5 miliar di tahun 2011 menjadi Rp36,1 miliar di tahun 2012 terutama diakibatkan perubahan kebijakan Perseroan mengenai pengambilan uang muka oleh karyawan sehingga mengakibatkan penurunan jumlah uang muka yang diambil oleh karyawan Perseroan. Pajak dibayar dimuka naik 858,9 dari Rp30,7 miliar di tahun 2011 menjadi Rp294,3 miliar di tahun 2012 terutama disebabkan penambahan tagihan pajak atas pajak penghasilan pasal 26 Perseroan yang merupakan reklasiikasi dari aset tidak lancar disebabkan telah keluarnya keputusan pengadilan pajak, Perseroan telah menerima pengembalian pajak di tahun 2013. Biaya frekuensi dan perijinan dibayar dimuka naik 12,9 dari Rp1.353,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.528,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 karena peningkatan biaya frekuensi tahunan IPFSR untuk pita frekuensi 2G Perseroan, sesuai dengan ketetapan dari Menkominfo. Pensiun dibayar di muka menurun 31,0 dari Rp2,1 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1,5 miliar di tahun 2012, hal ini sejalan dengan program VSS Voluntary Separation Scheme yang diumumkan oleh manajemen Perseroan pada tahun 2011, berdasarkan program VSS tersebut, beberapa karyawan yang tidak sesuai dengan struktur organisasi Perseroan yang baru ditawarkan paket pesangon dan sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah pegawai yang pensiun pensiun dini pada tahun 2011. Program VSS menyebabkan turunnya jumlah peserta program pensiun manfaat pasti pada akhir tahun 2012. Pensiun dibayar dimuka Perseroan dihitung dengan menggunakan perhitungan aktuaris yang mempertimbangkan masa kerja, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji tahunan . Aset keuangan lancar lainnya - bersih turun 46,0 dari Rp24,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp13,4 miliar di tahun 2012 terutama akibat pencairan performance bonds yang ditempatkan Perseroan selama tahun 2012 dikarenakan telah selesainya beberapa proyek yang diikuti Perseroan. Aset Tidak Lancar Piutang pihak-pihak berelasi menurun 2,8 dari Rp10,7 miliar di tahun 2011 menjadi Rp10,4 miliar di tahun 2012 terutama diakibat penyelesaian beberapa piutang pihak berelasi di tahun 2012. Aset pajak tangguhan - bersih menurun 11,5 dari Rp113,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp100,7 miliar di tahun 2012 terutama akibat penurunan aset pajak tangguhan dari IM2 dan Lintasarta. Aset tetap – bersih menurun 3,5 dari Rp43.505,7 miliar di tahun 2011 menjadi Rp41.964,8 miliar di tahun 2012 terutama disebabkan oleh kenaikan beban penyusutan yang diakibatkan oleh perubahan taksiran umur manfaat aset tetap Perseroan, antara lain peralatan teknis selular dari 10 tahun menjadi 8 tahun dan peralatan teknis FWA dari 10 tahun menjadi 7 tahun. Goodwill dan aset tak berwujud lainnya naik 0,5 dari Rp1.366,9 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.373,7 miliar di tahun 2012 terutama disebabkan oleh penambahan aset tak berwujud lainnya selama tahun 2012. Pada tahun 2012 terjadi penurunan sewa dibayar dimuka sebesar 1,4 dari Rp766,3 miliar di tahun 2011 menjadi Rp755,2 miliar di tahun 2012 yang disebabkan oleh pemindahan kontrak sewa lahan Perseroan kepada TBIG terkait dengan transaksi jual dan sewa kembali 2.500 menara Perseroan kepada TBIG. Pada tahun 2012 terjadi penurunan izin dibayar di muka jangka panjang sebesar 19,8 dari Rp331,9 miliar di tahun 2011 menjadi Rp266,0 miliar di tahun 2012 yang disebabkan oleh reklasiikasi ke bagian jangka pendek untuk biaya izin 3G dan BWA dibayar dimuka yang akan diamortisasi untuk periode 1 tahun sampai dengan tanggal 31 Desember 2013. Terdapat penurunan pada uang muka jangka panjang Perseroan di tahun 2012 yaitu sebesar 74,6 dari Rp161,6 miliar di tahun 2011 menjadi Rp41,0 miliar di tahun 2012 yang disebabkan oleh settlement atas uang muka untuk proyek-proyek pengerjaan aset tetap di 2011, dimana proyek tersebut diselesaikan di tahun 2012. 73 Pensiun dibayar dimuka jangka panjang turun 13,9 dari Rp103,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp88,8 miliar di tahun 2012, hal ini disebabkan oleh hal ini disebabkan oleh amortisasi pensiun dibayar dimuka jangka panjang atas Perseroan dan Lintasarta, berdasarkan perhitungan beban pensiun yang dilakukan oleh aktuaris. Piutang jangka panjang turun sebesar 13,1 dari Rp20,7 miliar di tahun 2011 menjadi Rp18,0 miliar di tahun 2012 yang disebabkan oleh penyelesaian pembayaran piutang karyawan yang keluar dari Perseroan. Aset keuangan tidak lancar lainnya – bersih meningkat sebesar 627,0 dari Rp212,3 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.543,1 miliar di tahun 2012, hal ini disebabkan oleh pengakuan investasi atas saham TBIG oleh Perseroan pada bulan Agustus 2012, yang diterima Perseroan sebagai bagian dari kompensasi dalam transaksi penjualan dan sewa kembali 2.500 menara dengan TBIG. Aset tidak lancar lainnya - bersih menurun 13,5 dari Rp872,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp754,5 miliar di tahun 2013, hal ini disebabkan oleh penurunan tagihan pajak dari pajak penghasilan pasal 26 dimana keputusan pengadilan sudah diterima Perseroan pada tahun 2012. Perseroan mengharapkan pengembalian pajak akan diterima di tahun 2013 oleh karena itu direklasiikasi ke akun pajak dibayar di muka. Liabilitas Jangka Pendek Utang jangka pendek menurun 80,0 dari Rp1.499,3 miliar di tahun 2011 menjadi Rp299,5 miliar di tahun 2012 terutama akibat pembayaran fasilitas pinjaman revolving dari Mandiri selama tahun 2012 yang lebih tinggi dari penarikan pinjaman Perseroan. Utang usaha menurun 27,4 dari Rp319,1 miliar di tahun 2011 menjadi Rp231,7 miliar di tahun 2012 yang disebabkan oleh penurunan utang kepada operator luar negeri. Utang pengadaan menurun 21,2 dari Rp3.475,9 miliar di tahun 2011 menjadi Rp2.737,9 miliar di tahun 2012 terutama akibat meningkatnya pembayaran utang pengadaan kepada pemasok selama tahun 2012. Utang pajak naik 4,8 dari Rp91,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp95,6 miliar di tahun 2012 terutama disebabkan oleh kenaikan utang atas pajak penghasilan badan Lintasarta. Akrual Perseroan naik 2,7 dari Rp1.715,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.761,3 miliar di tahun 2012 disebabkan oleh kenaikan akrual atas sewa di 2013. Pendapatan diterima dimuka naik 3,9 dari Rp1.032,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.073,1 miliar di tahun 2012 disebabkan oleh kenaikan pendapatan diterima di muka dari penjualan voucher isi ulang kepada dealer Perseroan. Uang muka pelanggan naik 17,4 dari Rp37,3 miliar di tahun 2011 menjadi Rp43,8 miliar di tahun 2012 disebabkan oleh kenaikan uang muka pelanggan dari penjualan Paket Perdana starter package kepada dealer Perseroan. Liabilitas derivatif menurun 41,2 dari Rp138,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp81,2 miliar di tahun 2012 terutama disebabkan oleh menurunnya nilai wajar kontrak forward valuta asing Perseroan seiring dengan kenaikan kurs tengah BI pada tanggal 31 Desember 2012 yang lebih rendah dari kurs spot RupiahDolar AS dan swap RupiahDolar AS di dalam kontrak forward valuta asing Perseroan. Kewajiban imbalan kerja meningkat 10,9 dari Rp180,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp200,0 miliar pada tahun 2012 hal ini sejalan dengan program VSS Voluntary Separation Scheme yang diumumkan oleh manajemen Perseroan pada tahun 2011, berdasarkan program VSS tersebut, beberapa karyawan yang tidak sesuai dengan struktur organisasi Perseroan yang baru ditawarkan paket pesangon dan sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah pegawai yang pensiun pensiun dini pada tahun 2011. 74 Program VSS menyebabkan turunnya jumlah kewajiban imbalan kerja karena menurunkan jumlah pegawai Perseroan dengan masa kerja panjang pada tahun 2012. Perseroan menghitung kewajiban imbalan kerja dengan menggunakan perhitungan aktuaris yang mempertimbangkan masa kerja, tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji tahunan. Bagian jangka pendek dari utang jangka panjang menurun 19,1 dari Rp3.300,5 miliar di tahun 2011 menjadi Rp2.669,2 miliar di tahun 2012 disebabkan oleh pembayaran utang jatuh tempo di 2012. Bagian jangka pendek dari utang obligasi meningkat 3.065,5 dari Rp42,0 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.329,2 miliar di tahun 2012 disebabkan oleh reklasiikasi dari bagian jangka panjang atas Obligasi Indosat Keenam Seri A dan Sukuk Ijarah II yang akan jatuh tempo di tahun 2013. Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya meningkat 302,6 dari Rp71,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp289,2 miliar di tahun 2012 terutama akibat reklasiikasi dari bagian jangka panjang atas kewajiban sewa pembiayaan yang akan jatuh tempo sampai dengan Desember 2013. Liabilitas jangka pendek lainnya meningkat 214,6, dari Rp64,8 milar pada tahun 2011 menjadi Rp204,0 miliar pada tahun 2012 terutama berasal dari pengakuan bagian jangka pendek dari laba ditangguhkan dari transaksi penjualan dan sewa kembali 2.500 menara Perseroan. Liabilitas Jangka Panjang Utang pihak-pihak berelasi meningkat 176,4 dari Rp15,5 miliar di tahun 2011 menjadi Rp42,8 miliar di tahun 2012 terutama akibat peningkatan utang pihak berelasi ke Ooredoo QSC. Utang jangka panjang menurun 42,4 dari Rp6.425,8 miliar di tahun 2011 menjadi Rp3.703,8 miliar di tahun 2012 terutama akibat reklasiikasi utang jangka panjang fasilitas pinjaman sindikasi Dolar AS - 12 lembaga keuangan ke liabilitas jangka pendek karena akan jatuh tempo di tahun 2013. Utang obligasi meningkat 15,2 dari Rp12.138,4 miliar di tahun 2011 menjadi Rp13.986,5 miliar di tahun 2012 terutama akibat penerbitan Obligasi Indosat Ke-8 dan Sukuk Ijarah V pada tahun 2012. Liabilitas jangka panjang lainnya meningkat 1.266 dari Rp95,1 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.299,1 miliar di tahun 2012 terutama karena pengakuan laba ditangguhkan dari transaksi penjualan dan sewa kembali 2.500 menara Perseroan. Ekuitas Konsolidasian Ekuitas konsolidasian mengalami peningkatan sebesar Rp426,3 miliar atau 2,2 dari Rp18.969,1 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp19.395,4 miliar pada tahun 2012. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh pengakuan laba tahun berjalan tahun 2012 sebesar Rp375,1 miliar.

E. LIKUIDITAS DAN SUMBER-SUMBER PERMODALAN