Praktik Pembayaran Dividen Sumber-sumber Pendanaan

77 utang pengadaan yang dikenakan bunga dari deinisi “Utang” kecuali apabila jatuh temponya lebih dari enam bulan dari tanggal tagihan invoice ; dan iii memasukkan dalam deinisi “Ekuitas” a hak minoritas, untuk entitas yang utangnya 100 terkonsolidasi oleh Perseroan, dan b pinjaman subordinasi pemegang saham. Walaupun Perseroan yakin bahwa perubahan-perubahan tersebut akan memberikan Perseroan ruangan yang cukup dalam hal terjadi ketidakstabilan antara nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah, Perseroan tidak dapat memastikan bahwa ketidakstabilan yang lebih besar dan lebih lanjut daripada yang terjadi pada 12 bulan terakhir tidak akan terjadi, yang dapat mengakibatkan Perseroan melanggar ketentuan keuangan Perseroan.

3. Praktik Pembayaran Dividen

Pemegang saham Perseroan menentukan pembayaran dividen pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berdasarkan rekomendasi Direksi. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2011, 2012 dan 2013, pemegang saham Perseroan mengumumkan dividen tunai inal sebesar 50,0 dari laba bersih Perseroan untuk masing-masing tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2011 dan 2012. Perseroan tidak membagi dividen pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2014, karena Perseroan mengalami rugi bersih. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa Perseroan akan membayar dividen untuk setiap tahun buku. Keputusan Direksi untuk memberikan rekomendasi untuk membayar dividen bergantung pada sejumlah faktor termasuk, antara lain, laba bersih Perseroan, kinerja keuangan Perseroan dan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

4. Sumber-sumber Pendanaan

Perseroan percaya bahwa arus kas dari kegiatan operasional dan penarikan dari fasilitas kredit Perseroan, serta sebagian dari hasil pelepasan kepemilikan saham Perseroan dalam TBIG pada tahun 2014, akan menyediakan dana yang memadai untuk pembelanjaan barang modal, pembayaran utang dan kewajiban bunga di masa mendatang yang diantisipasi serta kebutuhan operasional lainnya yang diperlukan untuk rencana bisnis Perseroan saat ini. Namun, Perseroan menghadapi risiko likuiditas apabila terjadi peristiwa-peristiwa tertentu, termasuk namun tidak terbatas pada, lambatnya pertumbuhan perekonomian Indonesia dari tingkat pertumbuhan yang Perseroan harapkan, turunnya peringkat utang Perseroan atau melemahnya kinerja keuangan atau rasio keuangan Perseroan. Apabila Perseroan tidak dapat membiayai pengeluaran barang modal yang direncanakan dari arus kas internal Perseroan, Perseroan akan berupaya memperoleh sumber pembiayaan eksternal lainnya. Kemampuan Perseroan untuk dapat memperoleh utang pembiayaan tambahan tergantung pada beberapa ketentuan yang diatur pada perjanjian utang Perseroan yang telah ada. Perseroan tidak dapat memberikan kepastian kepada anda bahwa Perseroan akan dapat memperoleh pembiayaan dengan ketentuan yang sesuai termasuk pembiayaan dari pihak pemasok vendor atau pihak ketiga lainnya untuk membiayai pengeluaran barang modal yang telah direncanakan oleh Perseroan. Apabila Perseroan tidak dapat mencari sumber pembiayaan eksternal tambahan, maka Perseroan dapat memutuskan untuk menurunkan jumlah pengeluaran barang modal yang telah direncanakan. Penurunan jumlah pengeluaran barang modal yang direncanakan tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi kinerja operasional dan kondisi keuangan Perseroan.

F. Pengeluaran Barang Modal