LABA USAHA KONSOLIDASIAN BEBAN LAIN-LAIN – BERSIH KONSOLIDASIAN

56 disebabkan karena naiknya rata-rata biaya transportasi darat dan udara bagi para karyawan Perseroan yang harus bepergian di dalam dan luar negeri untuk keperluan overseas training maupun pertemuan penting dengan para rekanan Perseroan untuk membahas strategi pemasaran maupun rencana- rencana strategis ke depan Perseroan. Amortisasi dari laba penjualan dan sewa kembali menara. Perseroan mengakui amortisasi dari laba penjualan dan sewa kembali menara sebesar Rp70,5 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 yang berasal dari transaksi penjualan dan penyewaan kembali 2.500 menara telekomunikasi yang ditandatangani pada tanggal 2 Agustus 2012 antara Perseroan dan TBIG. Laba rugi selisih kurs. Perseroan mencatat penurunan laba selisih kurs sebesar Rp188,1 miliar, atau 271,4, dari laba kurs sebesar Rp69,3 miliar menjadi rugi kurs sebesar Rp118,8 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 terutama karena kurs Bank Indonesia yang mengalami pelemahan dari Rp9.670 untuk AS1 per 31 Desember 2012 menjadi Rp9.929 untuk AS per 30 Juni 2013, dibandingkan dengan penguatan dari Rp12.189 untuk AS1 per 31 Desember 2013 menjadi Rp11.969 untuk AS1 per 30 Juni 2014 sehingga menyebabkan peningkatan nilai utang Dolar AS jika ditranslasikan dalam satuan mata uang Rupiah. Perseroan mencatat laba rugi selisih kurs yang berasal dari utang jangka panjang dan obligasi Perseroan yang belum dibayar pada tanggal pelaporan sebagai bagian dari beban lain-lain, sedangkan laba rugi selisih kurs yang berasal dari kegiatan operasional diakui sebagai bagian dari beban konsolidasian. Perseroan membukukan penyisihan untuk kasus hukum tersebut di atas sebesar Rp1.358.643 juta. Sehubungan dengan keputusan Mahkamah Agung atas kasus pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab VIII Keterangan Tentang Perseroan poin M. Perkara yang Dihadapi Perseroan, Entitas Anak, Direksi, Dan Dewan Komisaris. Lain-lain – bersih. Beban lain-lain – bersih meningkat sebesar Rp118,7 miliar atau 275,8 dari pendapatan Rp43,1 miliar menjadi beban Rp75,6 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 terutama dikarenakan adanya penjualan aset tetap berupa kabel laut di periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013.

3. LABA USAHA KONSOLIDASIAN

Laba usaha konsolidasian Perseroan menurun sebesar Rp1.183,8 miliar, atau 99,1, dari Rp1.193,9 miliar menjadi Rp10,1 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 sebagai akibat dari faktor-faktor diatas dimana pendapatan usaha menurun sebesar 0,81 ditambah beban usaha meningkat sebesar 10,36, terutama disebabkan karena provisi yang Perseroan cadangkan atas liabilitas dari kasus hukum sebagaimana dimaksud dalam Bab VIII Keterangan Tentang Perseroan poin M. Perkara yang Dihadapi Perseroan, Entitas Anak, Direksi, Dan Dewan Komisaris.

4. BEBAN LAIN-LAIN – BERSIH KONSOLIDASIAN

Beban lain-lain bersih menurun sebesar Rp319,8 miliar, atau 22,8, dari Rp1.403,7 miliar menjadi Rp1.083,9 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014, terutama karena peningkatan beban pendanaan dan peningkatan rugi perubahan nilai wajar derivatif - bersih yang diimbangi oleh peningkatan laba selisih kurs - bersih. Rugi selisih kurs-bersih menurun sebesar Rp644,4 miliar, atau 164,4, dari rugi Rp392,0 miliar menjadi laba Rp252,4 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2014 terutama dikarenakan penguatan kurs tengah Bank Indonesia untuk nilai tukar Rupiah Dolar AS dari Rp12.189 untuk AS1 per tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp11.969 untuk AS1 per tanggal 30 Juni 2014 sehingga menyebabkan penurunan nilai utang Dolar AS jika ditranslasikan dalam satuan mata uang Rupiah. Penurunan juga disebabkan karena Perseroan telah membayar sebagian pinjaman Perseroan dalam mata uang Dolar AS selama bulan Juli - Desember 2013 dan Januari - Juni 2014. 57 Perseroan mencatat peningkatan beban pendanaan menjadi Rp1.232,9 miliar, yang mencerminkan peningkatan sebesar Rp160,2 miliar, atau 14,9, dari Rp1.072,7 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 terutama sebagai akibat dari peningkatan beban bunga akibat dari kenaikan tingkat suku bunga pinjaman Perseroan untuk fasilitas pinjaman revolving. Perseroan mencatat rugi dari perubahan nilai wajar derivatif bersih sebesar Rp178,7 miliar, yang mencerminkan penurunan sebesar Rp180,4 miliar, atas laba perubahan nilai wajar derivatif-bersih dari Rp1,7 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 dikarenakan penguatan kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat di akhir Juni 2014 dimana kurs BI tersebut lebih rendah dibandingkan kurs spot untuk transaksi forward valuta asing Perseroan, sehingga menyebabkan penurunan nilai wajar kontrak derivatif Perseroan pada tanggal 30 Juni 2014. Perseroan mencatat peningkatan pendapatan bunga menjadi Rp75,3 miliar, yang mencerminkan peningkatan sebesar Rp16,0 miliar atau 27,0 dari Rp59,3 miliar masing-masing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013, sebagai akibat dari peningkatan saldo rata- rata kas yang ditempatkan sebagai deposito dan peningkatan suku bunga deposito dan deposito on call.

5. BEBAN PAJAK PENGHASILAN – BERSIH KONSOLIDASIAN