RATING OUTLOOK HUKUM YANG BERLAKU

502 melampaui dampak positif dari penjualan 5 kepemilikan di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk BBStable sebesar IDR1,4 trilyun USD120 juta di 2014. • Proitabilitas Lebih Rendah: Marjin operating EBITDAR dari Perseroan di tahun 2014 kemungkinan akan turun ke 40-42 2013: 43 ditengah-tengah kompetisi yang kuat di segmen data dan biaya akuisisi pelanggan yang lebih tinggi karena segmen voice yang cenderung stagnan. Fitch memperkirakan bahwa keuntungan dari servis data yang merupakan penyokong utama pertumbuhan pendapatan akan tetap jauh lebih rendah dari segmen voice yang lebih tradisional dan servis teks dikarenakan kurangnya skala dan kompetisi yang berbasis harga dari operator yang lebih kecil. • Depresiasi Rupiah: Diantara operator telekomunikasi Indonesia, Perseroan adalah yang paling terekspos terhadap depresiasi mata uang karena 47 dari hutangnya merupakan hutang dalam US dollar, di mana hanya 25 dihedging. Perusahaan juga membayar sekitar USD40-45 juta biaya sewa menara dalam US dollar yang menyebabkan EBITDA terekspos lebih jauh terhadap resiko mata uang. Di tahun 2013, hutang Perseroan bertambah IDR2,8 trilyun hutang atau sekitar 0.3x dari leverage dikarenakan pelemahan Rupiah. Fitch memperkirakan bahwa Perseroan akan mengganti sebagian dari hutangnya dalatn US dollar dengan hutang dalam rupiah di 2014. • FCF Negatif di 2014: FCF dari Perseroan di tahun 2014 diperkirakan akan menjadi negatif 2013 marjin FCF: - 5 karena FFO yang stagnan akan tidak cukup untuk membiayai belanja modal yang dibutuhkan untuk mendukung servis data yang bertumbuh dengan cepat. Belanja modal pendapatan akan menjadi tinggi sekitar 33-35 2013: 40.5 karena Perusahaan akan mengejar pesaing dalam pengembangan servis 3G. • Tetapi, Fitch berpendapat bahwa strategi dari Perseroan untuk menyebarkan teknologi 3G menggunakan 2 bandwith spectrum di 900MHz dan 2100MHz akan menghasilkan penghematan pada belanja modal jika dibandingkan dengan pesaing lainnya yang kebanyakan menggunakan 2100MHz. FCF dari Perseroan diperkirakan akan menjadi positif di 2015 karena biaya belanja modal yang mencapai puncaknya di 2013. • Dukungan Dari Induk Perusahaan: Peringkat inal Perseroan memperhitungkan dukungan dari Perusahaan induknya - Ooredoo Q.S.0 00redoo. A+Stabil yang memiliki 65 dari saham. Dokumen surat hutang dan obligasi Ooredoo memiliki klausul cross-default yang mengikutsertakan anak Perusahaan yang signiikan termasuk Indosat. Indosat adalah salah satu anak Perusahaan dari Ooreedoo yang berkembang dengan cepat dan berkontribusi 25 dan 26 terhadap pendapatan dan EBITDA terkonsolidasi di tahun 2013 Peindo Peindo telah menetapkan peringkat “idAAA” dan “idAAAsy” untuk rencana Obligasi Berkelanjutan I2014-2016 Perseroan sebesar Rp9 triliun dan Sukuk Ijarah I2014-2016 sebesar Rp1 triliun. Untuk tahap pertama, Perseroan akan menerbitkan Obligasi sebesar Rp2,5 triliun termasuk Sukuk Ijarah sebesar Rp300 miliar pada kuartal terakhir tahun 2014, yang akan digunakan untuk pembiayaan kembali utang 72 dan pembayaran ijin jaringan ke pemerintah 28. Peindo juga telah menetapkan peringkat “idAAA” untuk peringkat korporat Perseroan dan Obligasi V2007 Seri B, Obligasi VI2008 Seri B, Obligasi VII2009 Seri B, dan Obligasi VIII2012. Peindo juga telah menetapkan peringkat “idAAAsy” untuk Sukuk Ijarah IV2009 Seri B dan Sukuk Ijarah V2012. Peindo juga menetapkan peringkat “idAAA” dan “idAAAsy” untuk Obligasi VII2009 Seri A sebesar Rp700 miliar dan Sukuk Ijarah IV2009 Seri A sebesar Rp28 miliar, yang akan dilunasi menggunakan dana internal ketika jatuh tempo pada 8 Desember 2014. Outlook untuk peringkat korporat adalah “stabil”. Peringkat mencerminkan dukungan yang kuat dari pemegang saham utama, posisi pasar Perusahaan yang kuat, dan kinerja operasional yang stabil. Namun, peringkat dibatasi oleh struktur permodalan Perusahaan yang agresif dan ketatnya persaingan dalam industri telekomunikasi. Perseroan merupakan salah satu dari penyedia layanan telekomunikasi dan informasi yang terkemuka di Indonesia, mencakup layanan bisnis seluler, multimedia, internet, dan komunikasi data MIDI, dan jaringan telepon tetap. Pada 30 Juni 2014, 65 saham Perseroan dimiliki oleh Ooredoo Asia, Pte Ltd, Pemerintah Indonesia 14,3, SKAGEN Funds SKAGEN AS, 5,4 dan publik 15,3.