64
TATA K E L O L A P E R U S A H A A N
b. Concurrent Positions of Members within
the Committee • There are no Directors of
BNI or Directors of other banks who are members
of the Remuneration and Nomination Committee.
• The Chairman of the Remuneration and
Nomination Committee does not serve any concurrent
position as Chairman of other Committees.
c. Independency of the Committee Members
• None of the Independent members of the
Committee have financial, managerial, sharesholder,
andor family links with the Board of
Commissioners, Directors andor the Controlling
Shareholders, or links with the Bank that may
affect their ability to act independently.
• The Independent members of the Committee are
not former members of the Board of Directors or
Executives from the same Bank.
d. Tasks and Responsisbilities of
the Remuneration and Nomination Committe
The Committee’s scope of work is based on the
Remuneration and Nomination Committee’s Charter,
in accordance with the Commissioners Decree Letter,
No. Kep08DK2006 dated 20 December 2006 directing
it to: • Evaluate the remuneration
and nomination systempolicy for the
Commissioners, Directors and Executives as well as
all employees. • Formulate and provide
recommendations to the Commissioners regarding
the remuneration policy system for Commissioners
and Directors for submission to the General
Shareholders Meeting GSM.
• Formulate and provide recommendations to the
Commissioners regarding the selection andor
replacement system for the Commissioners
and Directors.
• Provide its recommendation
merupakan pemimpin Divisi Sumber Daya Manusia. Sebagai pemimpin Divisi SDM, Pejabat Eksekutif tersebut memiliki pengetahuan dan mengetahui ketentuan sistem
remunerasi danatau nominasi serta succession plan. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik.
b. Rangkap Jabatan Anggota Komite
• Tidak ada Direksi BNI maupun Direksi bank lain yang menjadi anggota Komite Renumerasi dan Nominasi.
• Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi tidak merangkap sebagai ketua pada Komite Lain.
c. Independensi Anggota Komite
• Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham danatau hubungan keluarga dengan Dewan
Komisaris, Direksi danatau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
• Pihak Independen yang menjadi anggota Komite tidak ada yang berasal dari mantan Anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif yang berasal dari Bank yang sama.
d. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi Lingkup tugas Komite ditetapkan dalam Piagam Komite Remunerasi dan Nominasi
sesuai Surat Keputusan Komisaris No. Kep08DK2006 tanggal 20 Desember 2006 adalah:
• Melakukan evaluasi terhadap sistemkebijakan remunerasi dan nominasi bagi Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif serta Pegawai secara keseluruhan.
• Menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Komisaris mengenai sistem kebijakan remunerasi bagi Komisaris dan Direksi.
• Menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Komisaris mengenai sistem dan
65
G O O D C O R P O R AT E G O V E R N A N C E
prosedur pemilihan danatau penggantian anggota Komisaris dan Direksi • Memberikan rekomendasi kepada Komisaris mengenai calon anggota Komisaris dan
atau Direksi. • Memberikan rekomendasi kepada Komisaris mengenai remunerasi bagi Pejabat
Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan. • Memberikan rekomendasi kepada Komisaris mengenai pihak independen yang
akan menjadi anggota Komite Audit dan anggota Komite Pemantau Risiko serta remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan.
• Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Komisaris. Misi Komite Remunerasi dan Nominasi adalah ‘membantu Komisaris dalam
menjalankan tugas pengawasan terhadap Perseroan, khususnya untuk memastikan bahwa sistemkebijakan remunerasi dan nominasi Perseroan telah disusun dan
dilaksanakan berdasarkan asas keadilan dan transparansi serta patuh kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.’ Pada tahun 2007, Komite Remunerasi dan
Nominasi telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut: i. Bidang Remunerasi
• melakukan kajian terhadap sistem Remunerasi Direksi dan Komisaris, serta merekomendasikan perubahan remunerasi Direksi dan Komisaris kepada Komisaris.
• melakukan kajian terhadap sistem Remunerasi Pegawai BNI, serta merekomendasikan usulan-usulan penyempurnaannya kepada Komisaris.
• Menyusun dan merekomendasikan Sistem Evaluasi Kinerja Direksi kepada Komisaris.
ii. Bidang Nominasi • melakukan kajian terhadap Sistem Nominasi Direksi, serta merekomendasikan
perbaikannya kepada Komisaris. • menyusun
database
kandidat anggota Direksi dari sumber internal termasuk
to the Commissioners regarding potential
candidates for Commissioners and
Directors of the Bank.
• Provide its recommendation to the Commissioners
regarding remuneration for Executives and
all employees.
• Provide its recommendation to the Commissioners in
regard to independent members who become
members of the Audit Committee and members
of the Risk Management Committee as well as
the remuneration of the Executives and all of the
employees. • Perform other tasks
provided to them by the Commissioners.
The Remuneration and Nomination Committee’s
Mission is ‘to support the Commissioners in their
supervisory tasks within the Company, particularly in
regard to ensuring that the Company’s remuneration and
nomination systempolicy has been fairly and transparently
formulated and implemented and in accordance prevailing
rules and regulations.’ In 2007, the Remuneration
and Nomination Committee carried out the following:
i. Remuneration Areas • Assessed the Directors’
and Commissioners’ Remuneration,
and provided its recommendation to the
Commissioners in respect to changes to the Directors’
and Commissioners’ Remuneration.
• Assessed the Remuneration system for all employees
of BNI as well as providing recommended changes to
the Commissioners. • Formulate and recommend
a Performance Evaluation System for the Directors to
the Commissioners.
ii. Nomination Areas • Assessed the Directors
Nomination System, as well as recommending changes
to the Commissioners. • Formulated a database of
candidates for members of the Board of Directors,
including the selection criteria parameters as well
as its recommendations to
66
TATA K E L O L A P E R U S A H A A N
the Commissioners. • Reviewed the Nomination
System for BNI’s Employees BNI’s
Succession Plan in its entirety, as well as provided
its recommendations to the Commissioners.
• Reviewed the Professional- Hire Recruitment System
within BNI and provided its recommendations to the
Commissioners.
• Provided recommendations in regard to independent
members that are not Commissioners and are
appointed as members of the Risk Monitoring
Committee. iii. Perform other tasks
mandated to them by the Commissioners.
The Remuneration and Nomination Committee
Meetings held throughout 2007
see table above
C . I M P L E M E N TAT I O N O F C O M P L I A N C E F U N CT I O N
The Compliance Division was formed as part of BNI’s
good corporate governance strategy while, at the same
time, fulfilling Bank Indonesia’s regulations on implementing
principles of prudent banking. The main function of the
Compliance Division is to ensure that every unit within
the Bank comply with Bank Indonesia’s regulations
and other prevailing rules and regulations, as well
as the Company’s policies and procedures; ensure
that business activities are conducted well in respect to
loans, funds, and procurement of goods and services; ensure
operational activities in every unit Branches, Regional
Offices, Loan Centers and Head Office are in compliance
through Quality Assurance QA, implementation of
the Know Your Customer KYC program as part of the
Bank’s efforts to deter money laundering, as well as fostering
a compliant culture in every business and non-business unit
within the Bank.
In implementing these functions, the Compliance
Division assesses the level of compliance of every policy
and procedure as well as
parameter-parameter untuk kriteria seleksinya serta merekomendasikannya kepada Komisaris.
• melakukan kajian terhadap Sistem Nominasi Pegawai BNI Succession Plan secara keseluruhan, serta merekomendasikan usulan-usulan untuk
penyempurnaannya kepada Komisaris. • melakukan kajian terhadap Sistem Rekrutmen Tenaga Prohire PKWT di BNI dan
merekomendasikannya kepada Komisaris. • memberikan rekomendasi terhadap pihak independen non-Komisaris yang akan
diangkat sebagai anggota Komite Pemantau Risiko. iii. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diamanahkan Komisaris.
Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi selama tahun 2007
The Remuneration and Nomination Committee Meetings held in 2007
Posisi Position
Keterangan Description
Kehadiran Number
of Attendances Achjar Iljas
Ketua Chairman
Komisaris Independen Independent Commissioner
12 Zaki Baridwan
Anggota Member
Komisaris Utama President Commissioner
6 Suwarsono
Anggota Member
Komisaris Independen Independent Commissioner
2 Parikesit Suprapto
Anggota Member
Komisaris Commissioner
- Darwin Suzandi
Anggota Member
Divisi SDM HRD Division
12 Idayu Nilawati
Anggota Member
Pihak Independen Independent Member
12
Jumlah Rapat Number of Meetings
12
Anggota sejak akhir Agustus 2007 Member since the end of August 2007
Pensiunan BNI sejak Oktober 2005 masa kerja 27 tahun – Advisor Proyek SDM 2 tahun Retired from BNI since
October 2005 served 27 years – Advisor for the HRD Project 2 years
67
G O O D C O R P O R AT E G O V E R N A N C E
C . P E N E R A PA N F U N G S I K E PAT U H A N
Divisi Kepatuhan dibentuk sebagai bagian dari strategi untuk tata kelola perusahaan BNI sekaligus untuk memenuhi ketentuan perbankan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian. Fungsi pokok Divisi Kepatuhan adalah untuk memastikan kepatuhan di setiap unit usaha terhadap peraturan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur perusahaan; memastikan pelaksanaan aktivitas usaha yang sehat kredit, dana, serta pengadaan barang
dan jasa; memastikan kepatuhan kegiatan operasional di setiap unit Kantor Cabang, Kantor Wilayah, Sentra Kredit, dan Kantor Besar melalui
Quality Assurance QA, penerapan program Prinsip Mengenal Nasabah PMN serta mendorong budaya patuh di setiap unit,
baik bisnis maupun non bisnis. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Divisi Kepatuhan melakukan uji kepatuhan atas
setiap rancangan kebijakan dan prosedur serta melakukan uji kepatuhan atas setiap proses persetujuan kredit serta pengadaan barang dan jasa di atas nominal tertentu. Terhadap
persetujuan kredit serta pengadaan barang dan jasa di atas nominal tertentu, uji kepatuhan dilaksanakan oleh unit yang bersangkutan
self assesment dengan menggunakan checklist yang dikembangkan oleh Divisi Kepatuhan. Pemeriksaan selanjutnya akan dilaksanakan oleh
QA untuk memastikan bahwa uji kepatuhan tersebut telah dilakukan dengan benar. Saat ini Divisi Kepatuhan terus mengembangkan sistem uji kepatuhan khususnya bidang
trade finance. Divisi Kepatuhan juga bertanggung jawab atas penerapan PMN sebagai bagian dari aktivitas
Anti Pencucian Uang. Hal ini merupakan tantangan yang cukup besar mengingat jaringan distribusi BNI yang sangat luas. Untuk mengatasinya, Divisi Kepatuhan telah mengambil
berbagai inisiatif, antara lain mengembangkan sistem yang terintegrasi dengan sistem iCONS untuk mengindentifikasi transaksi keuangan yang mencurigakan, mendeteksi
transaksi keuangan tunai dalam jumlah tertentu, serta
alert system untuk mengidentifikasi calon nasabah yang dianggap mempunyai risiko tinggi, calon nasabah yang berasal dari
negara yang tergolong sebagai negara berisiko tinggi, serta mengidentikasi bisnis berisiko
the level of compliance for every process, within a credit
approval and procurement of goods and services that are
above a certain value, through a self assessment process by
the corresponding unit that uses a checklist developed by
the Compliance Division. The subsequent assessment will
be carried out by QA to ensure that the compliance test has
been appropriately carried out. The Compliance Division is
currently seeking to develop a compliance evaluation system
specifically for trade finance. The Compliance Division
is also responsible for the implementation of KYC
which serves as part of the activities to deter money
laundering. This is indeed a daunting challenge as BNI
has a sizeable distribution network. To overcome this,
the Compliance Division has taken various initiatives,
including the development of a system that is integrated
with the iCONS system, used to identify suspect financial
transactions, detect financial transactions of a certain scale
or amount, as well as an alert system to identify high risk
potential customers, potential customers that originate from
countries categorized as being of high risk, as well as identify
high risk businesses that may be used to launder money or
fund terrorist activities. The Compliance Division also
constantly analyzes, monitors, and disseminates information
on implementing Know Your Customer and implementing
Anti Money Laundering Laws that are carried out either
through direct contact or through an e-learning program
jointly developed by the Compliance Division and the
Training and Human Resources Development Division.
In addition to this, the Compliance Division also
assesses the level of compliance of the draft
policy incorporated within the Company’s Corporate
Guidelines Buku Pedoman Perusahaan or BPP formulated
by the entrusted unit.
The Compliance Division actively disseminates
information regarding Bank Indonesia regulations and
68
TATA K E L O L A P E R U S A H A A N
tinggi yang kemungkinan digunakan dalam aktivitas pencucian uang maupun pembiayaan teroris. Divisi Kepatuhan juga secara terus menerus melakukan penelitian, pemantauan dan
sosialisasi atas pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah dan pelaksanaan Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang. Sosialisasi dilakukan melalui metode tatap muka maupun
melalui program
e-Learning PMN yang dipersiapkan oleh Divisi Kepatuhan bekerja sama dengan Divisi Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Selain itu Divisi Kepatuhan juga melakukan pengujian kepatuhan atas rancangan kebijakan yang akan dibakukan dalam Buku Pedoman Perusahaan BPP yang dibuat oleh unit
pembuat kebijakan.
Divisi Kepatuhan secara aktif menginformasikan peraturan Bank Indonesia dan peraturan lainnya yang terkait dengan aktivitas perbankan kepada segenap unit organisasi terkait untuk
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Direktur Kepatuhan telah menyampaikan Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab setiap bulan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris secara
tepat waktu.
Direktur Kepatuhan dan Direktur Utama telah menyampaikan Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan per semester kepada BI secara tepat waktu.
Untuk periode semester II 2006 dan semester I 2007, laporan telah disampaikan masing- masing melalui surat No. DIR009R tanggal 31 Januari 2007, dan No. DIR156R tanggal
31 Juli 2007. Dalam menjalankan fungsinya, Divisi Kepatuhan: • Melakukan uji kepatuhan terhadap rancangan kebijakan yang akan dibakukan dalam BPP.
Uji kepatuhan dan sertifikasi telah dilakukan terhadap 151 permohonan sertifikasi BPP. • Memberikan masukan kepada unit organisasi terkait dalam pembuatan rancangan
pedoman, sistem dan prosedur, apabila diperlukan. • Menyusun Competency Profiling untuk seluruh jenjang jabatan;
other pertinent regulations that correspond with banking,
to the related units within the organization, to ensure that
their actions are in accordance with prevailing rules and
requirements.
The Compliance Director has routinely submitted
his Accountability and Performance Report on a
monthly basis to the President Director, and forwarded this
document to the Board of Commissioners.
The Compliance Director and the President Director
have routinely submitted the Compliance Director’s
Accountability and Performance Report twice
a year to BI. The report was submitted to those concerned
through letter No. DIR009R dated 31 January 2007,
and No. DIR156R dated 31 July 2007, respectively,
for the second half of 2006 and the first half of 2007. In
performing its functions and tasks, the Compliance Division
performs the following: • Assesses the compliance
of policies that are to be included within the
SOP. Compliance and certification assessments
were carried out on 151 proposed certifications for
the SOP.
• Provide input to the concerned unit in
formulating draft guidelines, systems and procedures as
required.
• Formulate Competency Profiling for all positions.
• Enhance the quality of hR through, among others,
the following: - Provide training and
courses on banking on a continuous basis either
through a classical format, workshop and on-the-job
training for BNI employees in accordance with their
competencies.
- Send BNI employees to risk management certification
exams. - Provide e-learning facilities
that are accessible to all BNI employees.
The results of these activities and programs carried out by
the Compliance Division are as follows:
69
G O O D C O R P O R AT E G O V E R N A N C E
• Meningkatkan kualitas SDM antara lain dengan: - memberikan pelatihan terkait aktivitas perbankan secara berkesinambungan baik dalam
bentuk klasikal, workshop maupun on-the-job training kepada pegawai BNI sesuai
dengan kompetensinya - mengikutsertakan pegawai BNI dalam ujian sertifikasi manajemen risiko
- menyediakan sarana e-learning yang dapat diakses oleh segenap pegawai BNI
Dari aktivitas dan program-program yang telah dilaksanakan oleh Divisi Kepatuhan maka diperoleh hasil-hasil antara lain:
• Meningkatnya budaya patuh dan pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang terlihat dari meningkatnya kesadaran untuk memahami dan memperhatikan ketentuan yang berlaku
sebelum mengeluarkan suatu kebijakan, keputusan, dan aktivitas operasional. • Percepatan waktu penyelesaian proses sertiikasi atas rancangan kebijakan dan prosedur.
• Analisa dampak peraturan ekternal terhadap kebijakan internal Bank dengan sistem dan frekuensi yang lebih baik.
• Berkurangnya non-compliance issues dalam rancangan keputusan bisnis di tahun 2007 dibandingkan tahun 2006.
• Penggunaan sistem pengkinian data nasabah yang meningkatkan rasio pengkinian data nasabah.
Secara umum pelaksanaan kepatuhan telah berjalan baik, namun masih terdapat beberapa pelanggaran tidak materiil terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku, seperti
kekurangan Giro Wajib Minimum 3 hari, keterlambatan meng- update kolektibilitas debitur
serta beberapa kesalahanketerlambatan laporan danatau koreksi laporan bank LBULBBU. Pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan sebagai
satuan kerja kepatuhan telah berjalan efektif, yang terbukti antara lain dari pengujian kepatuhan yang telah berjalan dan pemantauan kepatuhan melalui
review kepatuhan yang dilakukan di segenap unit organisasi secara harian, berkala, dan mendadak.
• Foster a culture that is compliant, and implement
prudent principles as shown by the increased
level of awareness towards the importance
of understanding and adherence of prevailing
rules and regulations prior to issuing a policy, a
decision, andor executing an operational activity.
• Faster times needed for processing a certification
for a draft policy and procedure.
• Analyze the impact of external regulations within
the Bank, through an enhanced system and
frequency. • Reduction in non-
compliance issues within the 2007 business plan, as
compared to 2006. • Utilize a system that
updates customer data and enhance the level of
updating required for the Bank’s customer data.
The application of compliance within the Bank was deemed
generally good. However, there were still a number
of immaterial violations of prevailing rules and
regulations such as the lack of Statutory Reserve 3 days,
lateness in updating debtor collectibility along with a
number of errorslateness in reporting andor corrections
to the bank’s report LBU LBBU.
The implementation of the Compliance Director’s and the
Compliance Division’s tasks and its independency seemed
to be effective as reflected by, among others, the results
of compliance assessment performed and the monitoring
through the compliance review applied throughout the
organization on either a daily, routine, or spontaneous basis.
Going forward, the Compliance Division is
committed to constantly monitor compliance of
prevailing rules while instilling realization within all units
of the organization of the importance of compliance
towards all prevailing rules and regulations.
70
TATA K E L O L A P E R U S A H A A N
Ke depan, Divisi Kepatuhan berkomitmen untuk terus menerus melakukan pemantauan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku serta menanamkan pemahaman kepada
segenap unit organisasi untuk menjaga kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.
D . P E N E R A PA N F U N G S I AU D I T I N T E R N
Pelaksanaan pengendalian intern di setiap unit di BNI disesuaikan dengan Pedoman Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum sebagaimana diatur dalam SE BI no. 522
DPNP tanggal 29 September 2003 dan pelaksanaan aktivitas setiap operasional dengan mempedomani ketentuan eksternal dan SOPBPP yang ada. Pelaksanaan fungsi audit intern
oleh SPI dilakukan terhadap seluruh kegiatan di BNI dan semua tingkatan manajemen BNI, sesuai dengan ruang lingkup kegiatan SPI pada Internal Audit Charter.
Direksi telah berusaha mendorong penyelesaian temuan hasil audit oleh unit-unit yang berkompeten yang dimonitor oleh manajemen lini, Divisi Kepatuhan dan SPI. Progress
penyelesaian temuan audit intern disampaikan kepada Direktur Utama dan Komisaris setiap triwulan.
Satuan Kerja Audit Iinternal SKAI bertanggung jawab melakukan pemeriksaaan secara independen terhadap segenap audit yang dilakukan di BNI. SKAI bekerja berdasarkan suatu
rencana audit tahunan yang sebelumnya telah disetujui Direktur Utama dan dikaji oleh Dewan Komisaris. Hasil temuan SKAI dilaporkan langsung kepada Direktur Utama dan Dewan
Komisaris dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan. Selanjutnya Dewan Komisaris melalui Komite Audit dan Direksi memantau dan mengkonfirmasi apakah pihak yang diaudit
auditee telah mengambil langkah-langkah yang memadai atas hasil temuan audit tersebut. Laporan hasil audit dan realisasi kegiatan audit SPI dilaporkan melalui Laporan kaji ulang
Business Plan yang disampaikan kepada Dewan Komisaris sebagai wakil pemegang saham. Pelaksanaan audit oleh SPI dilakukan berdasarkan
risk based audit, dimana alokasi sumber daya SDM, waktu hari audit dilakukan berdasarkan tingkat risiko dari auditee, dimana
D . I M P L E M E N TAT I O N O F T H E I N T E R N A L AU D I T
F U N CT I O N
The implementation of the internal control function
throughout every unit of BNI is in line with the Guidelines
of the Internal Control System for Commercial Banks, as
stipulated within BI’s Circular Letter No. 522DPNP
dated 29 September 2003, and implementation of all
operational activities on the basis of external requirements
and existing SOP. The implementation of the internal
audit function by the Internal Audit Team covers all of BNI’s
activities and all levels of BNI’s management and are in
accordance with the Internal Audit Team’s scope of work as
specified within BNI’s internal audit charter.
The Directors strived to accelerate the resolution
of audit findings by the competent units, monitored
by line management, the Compliance Division and
Internal Control Team. The status of resolving the internal
audit findings is submitted to the President Director
and Commissioners on a quarterly basis.
The Internal Audit Team Satuan Kerja Audit Internal
or SKAI is responsible for independent inspections within
BNI in accordance with its audit functions. SKAI operates
on the basis of an annual audit plan that is approved
by the President Director and reviewed by the Board
of Commissioners. SKAI’s audit findings are directly
reported to the President Director and the Board of
Commissioners and forwarded to the Compliance Director.
The Board of Commissioners through the Audit
Committee and the Directors subsequently monitors and
confirms as to whether the auditee has taken appropriate
and sufficient actions towards the audit findings.
The audit and status report of SPI’s audit activities are duly
reported within the Business Plan Assessment Report that
is submitted to the Board of Commissioners on behalf of
the shareholders.
71
G O O D C O R P O R AT E G O V E R N A N C E
sumber daya SPI akan lebih difokuskan pada auditee yang memiliki risiko tinggi.
Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank didasarkan pada: • Piagam Audit Intern yang ditanda-tangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama.
• Dibentuknya Satuan Pengawasan Intern SPI sebagai unit yang berganggung jawab
melaksanakan fungsi audit internal. • Buku Pedoman Audit Intern, terdiri dari Buku I s.d IV.
Struktur organisasi SPI langsung di bawah Direktur Utama dan memiliki jalur komunikasi dot-line ke Dewan Komisaris. Sesuai dengan Internal Audit Charter, auditor SPI tidak
diperkenankan terlibat atau menjalankan tugas operasional bank. SPI selalu di
review secara berkala setiap 3 tahun sekali. Review terakhir dilaksanakan oleh KAP Tasnim Ali Widjanarko Rekan pada Tahun 2006 dengan hasil pelaksanaan fungsi SPI
telah sesuai dengan SPFAIB.
Pelaksanaan fungsi pengawasan internal yang berjalan dengan baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya yang bertugas melakukan pengawasan tersebut. Oleh karena
itu, kualitas pegawai yang melaksanakan pengawasan auditor ditetapkan dalam BP Kepegawaian. SPI secara rutin memberikan pelatihan kepada seluruh pegawai SPI mengenai
pengetahuan audit dan bisnis perbankan, sesuai dengan rencana pelatihan SPI yang disusun pada setiap awal tahun.
Pelaksanaan Fungsi Pengawasan pada tahun 2007 Selama tahun 2007, SPI telah melakukan audit umum terhadap 229
auditee atau 112,25 dari rencana 204
auditee, mencakup kantor cabang, kantor wilayah, sentra kredit dan divisibirounit. Jumlah temuan audit selama tahun 2007 yang perlu ditindaklanjuti sebanyak
708 temuan.
The audit performed by SPI is made on the basis of a
risk-based audit whereby the allocation of resources HR,
time date of audit is made on the basis of the auditee’s
level of risk, in which SPI’s resources will largely focus on
the high risk auditee.
Application of Standards for the Bank’s Internal Audit
Function is based on the following:
• Internal Audit Charter that
is signed by the President Director and the President
Commissioner. • Establishment of an Internal
Control Team SPI as a unit that is responsible for
implementing the internal supervisory functions.
• Internal Audit guidelines that comprise Books I to IV.
In terms of its organizational structure, the SPI reports
directly to the President Director and has an
informal reporting line dotted-line to the Board of
Commissioners. In accordance with the Internal Audit
Charter, SPI’s auditors are restricted from involvement
or implementation in the operational activities of
the bank.
SPI is also reviewed routinely once every three years. The
last review was conducted by the Public Accounting Firm
of Tasnim Ali Widjanarko Partners in 2006 with the
predicate that the conduct of SPI’s functions are in
accordance with the SPFAIB.
The positive conduct of the internal control functions
is also due to the quality of human resources it has
at its disposal. As a result, the expected quality for its
auditors is stipulated within the Personnel Guidelines
BP Kepegawaian. SPI routinely provides training
on supervision and banking to all its staff, in accodance
with its training plan which it formulates at the beginning of
each year.
Implementation of Supervisory functions in 2007
Throughout 2007, SPI has carried out an overall audit on
229 auditees, or 112.25 of the planned 204 auditees,
72
TATA K E L O L A P E R U S A H A A N
Sesuai dengan BPP Audit Intern yang berlaku, pelaksanaan audit oleh SPI dilaksanakan dengan tujuan:
• Menilai efektivitas dan eisiensi kinerja, baik bisnis maupun layanan. • Menilai efektivitas risk management.
• Menilai kecukupan dan efektivitas pengendalian internal.
Laporan hasil audit disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris serta tembusan kepada Direktur Kepatuhan, sesuai dengan ketentuan dalam SPFAIB.
Secara berkala, masing-masing auditor melakukan pemantauan terhadap perkembangan tindaklanjut perbaikanhasil audit yang dilakukan oleh auditee dan setiap triwulan dilaporkan
kepada Dirut dan Dewan Komisaris. Secara rutin SPI juga melakukan pengkinian dan penyempurnaan sistem, metodologi dan prosedur kerja SPI sesuai dengan perkembangan
proses bisnis dan struktur organisasi BNI serta perkembangan profesi Internal Audit.
E . P E N E R A PA N F U N G S I AU D I T E K ST E R N
1. Hubungan antara Bank, Kantor Akuntan Publik dan Bank Indonesia Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang transparansi kondisi keuangan Bank,
pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan Bank untuk tahun buku 2007 telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik, serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit
yang telah ditetapkan.
Agar proses audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan dan selesai sesuai dengan target waktu yang
telah ditetapkan, secara rutin dilakukan pertemuan-pertemuan yang membahas beberapa issue penting yang signifikan.
BNI selalu berupaya meningkatkan komunikasi antara Kantor Akuntan Publik, Komite Audit
which includes branches, regional offices, loan centers
and divisionbureauunits. The number of audit findings
throughout 2007 that required to be followed up amounted
to 708.
In accordance with the existing Internal Audit BPP,
the audit carried out by SPI was aimed at achieving the
following: • To assess performance
effectiveness and efficiency, either in terms of business
performance as well as service.
• To assess risk management effectiveness.
• To assess the level and effectiveness of
internal control. The Audit Report was
submitted to the President Director and Board of
Commissioners and forwarded to the Director of Compliance,
in accordance with the requirements set by the
SPFAIB.
The respective auditors routinely monitor the follow
up action carried out by the auditee in response to the
audit recommendations findings, and reports to
the President Director and Board of Commissioners
on a quarterly basis. SPI also routinely updates
and improves its system, methodology, and work
procedures in accordance with the development of
BNI’s business process and organization structure as well
as the development of the Internal Audit profession.
E . I M P L E M E N TAT I O N O F T H E E X T E R N A L AU D I T
F U N CT I O N
1. The relationship between the Bank, Public Accounting
Firm and Bank Indonesia On the basis of Bank
Indonesia’s regulations concerning transparency in
terms of the Bank’s financial conditions, the audit of the
Bank’s Financial Statement for 2007 was made in accordance
with the Public Accountant’s Professional Standards as well
as the audit’s agreed upon scope of work.
73
G O O D C O R P O R AT E G O V E R N A N C E
dan manajemen untuk dapat meminimalisir kendala-kendala yang terjadi selama proses audit berlangsung.
Dalam memenuhi kewajibannya, Kantor Akuntan Publik telah menyampaikan laporan hasil audit dan
Management Letter kepada Bank Indonesia. Selain itu juga wajib memenuhi ketentuan rahasia Bank sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. 2. Hubungan antara Bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
Kantor Akuntan Publik, Dewan Pengawas Syariah dan Bank Indonesia. Dalam menjalankan bisnisnya, Bank memiliki unit yang melakukan usaha berdasarkan
prinsip syariah yang dilaksanakan oleh Divisi Usaha Syariah. Sesuai ketentuan transparansi kondisi keuangan Bank, struktur organisasi Divisi Usaha Syariah telah
memiliki Dewan Pengawas Bisnis Syariah dan Dewan Pengawas Syariah.
Dalam menjalankan fungsinya Dewan Pengawas Syariah telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Memberikan nasehat dan saran kepada Dewan Pengawas Bisnis Syariah, Pimpinan BNI Syariah dan Pimpinan Kantor Cabang Syariah agar praktek-praktek perbankan
syariah yang dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip perbankan syariah. • Menjadi mediator dalam upaya pengembangan produk dan jasa syariah yang
memerlukan kajian dan fatwa dari Dewan Syariah Nasional. • Memberikan laporan kepatuhan aspek syariah kepada Dewan Syariah Nasional, Bank
Indonesia dan Dewan Pengawas Bisnis Syariah. Pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian Bank untuk tahun 2007 telah
mencakup audit atas laporan keuangan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang ada di Divisi Usaha Syariah.
A number of meetings were routinely held to discuss
a number of significant issues so as to ensure that
the audit process is carried out in accordance with the
Accountant’s Professional Standards, the audit
agreement, as well as the scope of work, and to ensure
that the audit is completed within the given timeframe.
The Bank constantly strives to enhance communications
between the Public Accounting Firm, the Audit Committee
and management so as to minimize obstacles that arise
during the course of the audit process.
In fulfillment of its obligations, the Public Accounting Firm
has submitted its audit report and Management Letter to
Bank Indonesia. In addition to this, the Firm is also required
to fulfill the requirements related to Bank Secrecy as
stipulated within Law Number 7 of 1992 concerning Banking
that was amended through Law Number 10 of 1998.
2. Relationship between the Bank that operates based on
syariah principles, the Public Accounting Firm, the Syariah
Supervisory Council and Bank Indonesia.
In the course of implementing its business, the Bank also
contains a unit that operates on the basis of the principles
of syariah which is known as the Syariah Business
Division. In accordance with the regulations governing
transparency of the financial conditions of the Bank, the
organization structure of the Syariah Business Division
contains the Syariah Business Supervisory Council and the
Syariah Supervisory Council.
To fulfill its functions, the Syariah Supervisory Council
has implemented the following:
• Provide advice and
recommendations to the Syariah Business
Supervisory Council, the Management of
BNI Syariah, and the Management of the Syariah
Branch, so as to ensure that syariah banking
practices are implemented
74
TATA K E L O L A P E R U S A H A A N
F. P E N E R A PA N M A N A J E M E N R I S I KO DA N S I ST E M P E N G E N DA L I A N I N T E R N
Komisaris dan Direksi berkomitmen untuk memastikan bahwa manajemen risiko dan pengendalian intern telah dijalankan dengan baik sehingga visi dan misi Perseroan dapat
tercapai. Untuk itu, Perseroan telah membentuk Divisi Manajemen Risiko serta menempatkan dan mengembangkan SDM yang berdedikasi untuk mengelola risiko bank.
Secara berkala Dewan Komisaris melakukan rapat yang membahas mengenai: • Kinerja keuangan.
• Evaluasi kebijakan manajemen risiko, penetapan limit risiko pasar, Operational Risk Self Assessment serta implementasinya antara lain terkait Loan Exposure Limit, Internal Rating
System, dan lain-lain. • Pemantauan Proil Risiko Bank.
• Konsultasi Kredit. • Isu-isu terkini antara lain produkjasa dan usulan organisasi.
Selain itu, Direksi juga secara berkala melakukan rapat yang membahas berbagai hal mengenai: • Kebijakan yang terkait dengan manajemen risiko dan proil risiko.
• Kajian atas Loan Exposure Limit, Internal Rating System. • Kajian atas limit-limit Risiko Pasar, Kredit dan Operasional.
• Evaluasi dan review Operational Risk Self Assessment ORSA. • Implementasi Risiko Pasar Cabang Luar Negeri.
• Penerapan ‘PERISKOP’ tahap 1.
Untuk memaksimalkan penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal, BNI juga melakukan pengembangan SDM dengan aktif berpartisipasi dalam pelatihan dan seminar
baik di dalam maupun di luar negeri serta melakukan studi banding ke lembaga perbankan yang lebih maju dalam penerapan manajemen risiko.
in accordance with the principles of syariah
banking. • To become the mediator in
efforts to develop syariah products and services
requiring the assessment and directive fatwa of the
National Syariah Council.
• Submit a syariah compliance report to the
National Syariah Council, Bank Indonesia and the
Syariah Business Council.
Implement an audit so as to ensure that the Bank’s
2007 Consolidated Financial Statement that comprise
of the audit of the financial report of the business activity
are based on the principles of syariah within the Syariah
Business Division.
F. I M P L E M E N TAT I O N O F R I S K M A N A G E M E N T
A N D I N T E R N A L C O N T R O L SY ST E M
The Commissioners and Directors are committed to
ensure that risk management and internal supervision
control is implemented well in accordance with
the Company’s vision and mission. For that purpose, the
Company has formed a Risk Management Division as well
as placing and developing HR that is dedicated to risk
management for banks.
The Board of Commissioners routinely convenes meetings
to discuss the following: • Financial performance.
• Evaluation of policies
on risk management, establishment of market
risks, Operational Risk Assessment as well as its
implementation which among others involve Loan
Exposure Limits, Internal Rating Systems and
others.
• Monitoring of Bank Risk Profile.
• Loan Consultation. • Current issues that include
productsservices and the organization’s proposals.
In addition to this, the Directors also routinely
convene meetings to discuss the following:
• Policies related to risk
management and risk profile.
75
G O O D C O R P O R AT E G O V E R N A N C E
G . P E N E RA PA N M A N AJ E M E N R I S I KO DA N S I STE M P E N G E N DA LI A N I NTE R N A L
Dalam rangka penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal, BNI telah melakukan berbagai hal yang terkait, diantaranya:
• ManualSOPBPP harus terlebih dahulu melalui proses validasi dan sertiikasi oleh Divisi – Divisi terkait sebelum diberlakukan ke seluruh unit-unit di BNI.
• Limit-limit risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dievaluasi secara periodik VaR Money Market, VaR Forex, VaR Capital Market
, SR Rupiah, SR Valas, Loan Exposure Limit, Financial Covenant.
Untuk melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko secara efektif, BNI telah memiliki sistem informasi manajemen risiko yang memadai, yang mencakup:
• Membangun Operational Risk Self Assessment ORSA untuk memetakan peristiwa risiko operasional BNI di segenap unit.
• Mengembangkan Perangkat Risiko Operasional ‘PERISKOP.’ • Implementasi risiko pasar Cabang Luar Negeri antara lain pelaporan eksposuraktivitas
Cabang Luar Negeri dibanding limit yang ditetapkan. • Melakukan review seluruh Standard Operating Procedure baik yang terkait dengan proses
bisnis maupun penunjang. • Mengembangkan metodologi dan perangkat Manajemen Risiko antara lain LGD, PD,
Aplikasi VaR Cabang Luar Negeri, LED, KRI dan sebagainya. • Mengembangkan infrastruktur Risk Management Information System yang mencakup
credit risk, market risk, operational risk dan integrasi risiko. • Menyusun Time Frame Risk Management Information System.
Selain itu, untuk menerapkan sistem pengendalian intern yang menyeluruh dan handal, BNI telah menerapkan:
• Satuan Kerja Audit Intern yang independen terhadap DivisiSatuan Kerja yang mengelola Risiko dan terhadap Unit Bisnis sesuai dengan PBI No.582003, tanggal 19 Mei 2003.
• Quality Assurance yang independen terhadap unit dimana staff Quality Assurance ditempatkan.
• Review on Loan Exposure Limits, Internal Rating
System. • Review on Market Risk,
Credit Risk and Operational Risk limits.
• Evaluation and review of Operating Risk Self
Assessment ORSA. • Implementation of Market
Risks for Overseas Branches
• Application of phase 1 of ‘PERISKOP.’
To maximize the implementation of risk
management and internal control, BNI also actively
develops its human resources through training and seminars
both within and outside Indonesia, in addition to
comparative study trips made to other banking institutions
that are more advanced in the implementation of risk
management.
G . I M P L E M E N TAT I O N O F R I S K M A N A G E M E N T
A N D I N T E R N A L C O N T R O L SY ST E M
In the course of implementing risk management and internal
control system, BNI has carried out a number of
related aspects that include: • ManualSOPBPP which
needs to initially undergo a process of validation
and certification by the related Divisions prior to
its application by all units within BNI
• Credit risk, market risk, and operational risk limits
are reviewed periodically VaR Money Market, VaR
Forex, VaR Capital Market, SR Rupiah, SR Forex, Loan
Exposure Limit, Financial Covenant
The Bank has an adequate risk management information
system to identify, measure, monitor and effectively control
risks that encompass: • Create Operational Risk
Self Assessment ORSA to map out BNI’s operational
risk events in a number of units.
• Develop ‘PERISKOP’ Operational Risk tools.
• Implement market risk for overseas branches which
include exposureactivities reporting for foreign
branches in relation to established limits.
76
TATA K E L O L A P E R U S A H A A N
• Pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan kemampuan Quality Assurance dan Audit Intern.
• Sosialisasi hal-hal yang terkait dengan pengendalian intern.
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar large exposure
Allocation of funds towards Related Parties and Large Exposures
H . R E N C A N A ST R AT E G I S B A N K
Sistem perencanaan strategis BNI bersifat komprehensif dan terintegrasi yang dilaksanakan oleh segenap tingkatan organisasi dan memiliki jangka waktu yang berbeda-beda. Bank
menyusun rencana strategis jangka menengah untuk periode 5 tahun dalam bentuk Rencana Korporasi
Corporate Plan serta Rencana Strategis jangka pendek 1 tahun Rencana Bisnis Bank dengan proyeksi keuangan untuk 3 tahun ke depan. Rencana tersebut mengacu dan
mempedomani Rencana Jangka Panjang Peta Navigasi yang memuat Visi dan Misi BNI. 1. Corporate Plan 2004–2008 menjelaskan secara detail mengenai sasaran jangka
pendek dan jangka panjang dengan perincian sebagai berikut:
Penyediaan Dana
Funds Allocated To
Jumlah Amount
Debitur Debtor
Nominal Jutaan Rupiah
Nominal Millions Rupiah 1.
Kepada Pihak Terkait Related Parties
76 1,021,863.00
2. Kepada Debitur Inti
Core Debtors :
a. Individu Individual
25 21,421,794.24
b. Group Group
25 14,461,033.05
pinjaman kepada ailiasi, Pejabat Eksekutif, Direksi, Komisaris dan keluarga loans extended to affiliates, Executives,
Directors, Commissioners and family.
• Review of all Standard Operating Procedures
related to the business or supporting processes.
• Develop Risk Management methodology and tools
that includes LGD, PD, Application of VaR in
overseas branches, LED, KRI etc.
• Develop the infrastructure for a Risk Management
Information System that encompasses credit risk,
market risk, operational risk and risk integration.
• Formulate the Timeframe for a Risk Management
Information System. In addition to this, to
implement a dependable and comprehensive internal
control system, BNI has implemented the following:
• The Internal Audit Team
is independent of the risk management Divisions
Teams and Business Units in accordance with BI
Regulations No. 582003, dated 19 May 2003.
• Quality Assurance is independent of units
in which the Quality Assurance staff is placed.
• Training and development to enhance Quality
Assurance and Internal Audit capabilities.
• Disseminate information on matters pertaining to
internal control.
Allocation of funds towards Related Parties and Large
Exposures see table above
H. BAN K’S STRATEG IC PLAN
BNI’s strategic plan system is both comprehensive and
integrated that is carried out
77
G O O D C O R P O R AT E G O V E R N A N C E
a. Sasaran Jangka Pendek
• Permodalan Menetapkan target CAR yang relatif lebih stabil dan realistis.
• Kualitas Aset Mempercepat pencapaian target NPL yang lebih realistis sesuai dengan ketentuan
regulator dengan tetap mempertimbangkan perubahan lingkungan yang terjadi. • Rentabilitas
Target ROE diupayakan terus meningkat sesuai dengan target pertumbuhan laba yang makin tinggi. Demikian juga penetapan target laba, yang disesuaikan dengan
kondisi lingkungan terakhir. • Likuiditas
Mengupayakan peningkatan Loan Deposit Ratio LDR diatas 50 dengan
mempercepat pertumbuhan kredit dan dana minimal setara dengan pasar bahkan diharapkan melebihi pasar. Hal ini sejalan dengan ketentuan regulator
untuk meningkatkan fungsi intermediasi perbankan dalam penyaluran dana tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian.
• Sasaran lainnya Target pertumbuhan aktiva relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Corporate Plan
2001–2005, sejalan dengan pertumbuhan pasar.
b. Sasaran Jangka Panjang Sasaran jangka panjang dapat diartikan sebagai visi perusahaan. Perusahaan
melakukan perencanaan yang baik untuk dapat mencapai visi tersebut, sebagaimana termuat dalam dokumen perencanaan baik jangka pendek, menengah ataupun
panjang. Perubahan visi dan misi dilakukan didorong oleh perubahan lingkungan yang sangat signifikan. Dalam Corporate Plan 2004–2008, sasaran jangka panjang atau visi
perusahaan adalah menjadi ‘Menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja.’
by the entire organization through varying timeframes.
The Bank formulates the medium term strategic plan
for a 5 year period in the form of a Corporate Plan as
well as a short term strategic plan lasting within a 1 year
period Bank’s Business Plan with 3-year financial
projections. This plan adheres to and is based on the Long
Term Strategic Plan that incorporates the Bank’s vision
and mission.
1. The 2004–2008 Corporate Plan explains in detail the short
term and long term targets with the following points:
a. Short Term Target • Capital
Establishing CAR targets that are more stable
and realistic. • Asset Quality
Accelerate the achievement of a more realistic NPL
target in accordance with the requirements set by the
regulators and consistently taking into consideration
the changes occuring in the environment.
• Rentability The Bank strives to
increase the ROE target in accordance with the
increasing profit growth target. The same goes for
establishing profit growth which is adjusted to suit
prevailing conditions.
• Liquidity Strive to increase the Loan
Deposit Ratio LDR to above 50 by accelerating
loan and fund growth to, at the very least, in
line or exceeding that of the market. This is in
line with the regulator’s requirements of increasing
the banking industry’s
78
TATA K E L O L A P E R U S A H A A N
2. Strategi baru yang signifikan Perubahan visi sebagai sasaran jangka panjang perusahaan mendorong ditetapkan
strategi baru yang signifikan, diantaranya: a. Strategi penyaluran dan penanganan kredit
Perusahaan melakukan perubahan strategi dalam penyaluran dan penanganan kredit
akibat adanya perubahan fokus terhadap target segmen pasar refocusing target
market. Sedangkan dalam Corporate Plan 2004-2008, perusahaan menerapkan strategi baru dengan menangani secara langsung segmen pasar tertentu sedangkan
untuk segmen lainnya, tidak ditangani secara langsung melainkan melalui kerjasama dengan pihak lain yang lebih perpengalaman, diantaranya dengan mengoptimalkan
upaya sindikasi,
channeling maupun linkage program.
b. Strategi percepatan pertumbuhan melalui pembentukan sentra-sentra bisnis dan operasi.