Institusi Pengelolaan Taman Nasional

pemerintah pusat PP No. 252000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom, pasal 2. Sedangkan pemerintah daerah dapat membantu sebagian urusan pelaksanaan konservasi seperti penyelenggaraan inventarisasi dan pemetaan, tata batas, dan penyediaan dukungan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis UU No. 51990 Bab 10 dan PP No. 252000 pasal 3. Untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan atas zona pemanfaatan di ketiga bentuk KPA taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam dengan mengikutsertakan masyarakat. Sarana pariwisata dapat dibangun dalam zona pemanfaatan.

2.1.6 Institusi Pengelolaan Taman Nasional

Ciri sistem kelembagaan menurut Shaffer dan Schmid dalam Suhaeri 1994:18 ada 3, yaitu: hak kepemilikan, batas wilayah kewenangan, dan aturan keterwakilan. Berkaitan dengan pengelolaan taman nasional, ketiga unsur tersebut diatur oleh undang-undang. Hak kepemilikan taman nasional, menurut Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 mengenai Ketentuan- ketentuan Pokok Kehutanan, adalah tanah milik Negara atau state property. Karenanya, menurut Pasal 34 Undang-undang UU No. 5 Tahun 1990 mengenai Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya KSHE, pengelolaan taman nasional dilaksanakan oleh pemerintah. Dalam hal ini dilakukan oleh Departemen Kehutanan. Dasar penentuan batas wilayah kewenangan taman nasional juga diatur diantaranya oleh lima peraturan perundangan setingkat undang-undang yang secara teknis dijabarkan kedalam Peraturan Pemerintah PP atau Keputusan Menteri Kepmen 28 . Dalam peraturan perundangan tersebut, tata batas taman nasional harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat. 28 UU No. 5 tahun 1990 mengenai KSHE, UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, PP No. 68 tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestaria Alam, PP No. 62 tahun 1998 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah di Bidang Kehutanan Kepada Daerah dan Keputusan Menteri Kehutanan No. 32Kpts-II2001 tentang kriteria dan standar Pengukuhan Kawasan Hutan.

2.2 Konflik dan Pengelolaan Sumberdaya Alam

2.2.1 Definisi Konflik

Perbedaan pengalaman, pemahaman, dan pandangan tentang berbagai aspek kehidupan menyebabkan manusia yang satu dan lainnya berbeda, bersengketa, dan berkonflik yang dapat berujung pada kekerasan. Kekerasan meliputi tindakan, perkataan, sikap, berbagai struktur atau sistem yang menyebabkan kerusakan secara fisik, mental, sosial atau lingkungan, danatau menghalangi seseorang untuk meraih potensinya secara penuh Fisher et al. 2001:4. Berbeda adalah situasi alamiah yang terjadi karena kodrat manusia Malik et al. 2003. Sedangkan bersengketa adalah suatu situasi persaingan antara dua atau lebih orangkelompok yang ingin meletakkan haknya atas suatu benda atau kedudukan Malik et al. 2003:148. Sementara, pengertian konflik dapat dilihat dari definisi berikut ini: ƒ Konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih individu atau kelompok yang memiliki, atau merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan Fisher et al. 2001:4. ƒ Konflik adalah suatu situasi yang menunjukan adanya praktik-praktik penghilangan hak seseorang atau lebih dan atau kelompok atas suatu benda atau kedudukan Malik et al. 2003. ƒ Konflik organisasi adalah perselisihan yang terjadi ketika kelompok tertentu mengejar kepentingannya sendiri dengan mengorbankan kepentingan kelompok-kelompok lainnya Gareth R. Jones dalam Winardi 2003: 253. ƒ Konflik adalah suatu perwujudan perbedaan cara pandang antara berbagai pihak terhadap obyek yang sama Wulan et al. 2004 ƒ Konflik adalah gejala yang terlihat di permukaan dari suatu transformasi modal sosial masyarakat yang tumbuh ditengah-tengah masyarakat Kartodiharjo dan Jhamtani 2006.

2.2.2 Tipe atau Jenis-jenis Konflik

Ada empat tipe konflik yang masing-masing memiliki potensi dan tantangannya sendiri, yaitu Malik et al. 2003; Winardi 2003: • Tanpa Konflik: ada pada setiap kelompok atau masyarakat yang hidup damai. Jika mereka ingin agar keadaan ini terus berlangsung mereka harus hidup