Kawasan Pelestarian Alam KPA ialah kawasan dengan fungsi untuk Kawasan Suaka Alam KSA ialah kawasan dengan fungsi kawasan

konservasi dibagi menjadi dua kategori yaitu Kawasan Pelestarian Alam KPA dan Kawasan Suaka Alam KSA. Adapun bentuk-bentuk kawasan konservasi yang tercakup kedalam kedua kategori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kawasan Pelestarian Alam KPA ialah kawasan dengan fungsi untuk

perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari SDAH dan ekosistemnya. Kegiatan yang dapat dilakukan di KPA diantaranya penelitian, untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, dan wisata alam. Jenis bentuk KPA ialah Taman Nasional 20 , Taman Wisata Alam 21 , dan Taman Hutan Raya 22 .

2. Kawasan Suaka Alam KSA ialah kawasan dengan fungsi kawasan

pengawetan dan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah. Kegiatan yang dapat dilakukan di kawasan ini ialah kegiatan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata terbatas, dan kegiatan yang menunjang budidaya. Kawasan yang masuk kedalam kategori KSA yaitu: Suaka Margasatwa 23 , Cagar Alam 24 , dan Cagar Biosfer 25 . Ada lima kriteria MacKinnon et al. 1990 yang dipertimbangkan dalam melakukan kategorisasi kawasan konservasi tersebut diantaranya ialah: 1 ciri- ciri kawasan: misalnya ciri biologi, geofisik, nilai budayahistoris, dan fungsi kawasan; 2 tujuan pelestarian; 3 kadar toleransi atau kerapuhan ekosistem atau spesies; 4 tipe pemanfaat yang sesuai dengan tujuan peruntukan kawasan; dan 5 tingkat permintaan akan penggunaan dan kepraktisan pengelolaan. 20 Taman Nasional: kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya. 21 Taman Wisata Alam: kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya. 22 Taman Hutan Raya: kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya. 23 Suaka Margasatwa: kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman danatau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya. 24 Cagar Alam: kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami Undang- undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya. 25 Cagar Biosfer: suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli, ekosistem unik, danatau ekosistem yang telah mengalami degradasi yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya.

2.1.5 Konsep Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia