Teknik Pengumpulan Data Rancangan Penelitian

Mengacu pada lima tradisi penelitian kualitatif 56 dalam Creswell 1998, penelitian ini memfokuskan pada sebuah studi kasus. Analisis secara mendalam akan dilakukan pada berbagai sumber data baik yang diperoleh secara primer maupun sekunder.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Baik data primer maupun sekunder, dikumpulkan dengan menggunakan sample. Menurut Miles Huberman 1992, Alwasilah 2002, dan Babbie 1998, sample dalam penelitian kualitatif dimungkinkan. Karakteristik teknik pengambilan sample yang biasanya digunakan penelitian kualitatif diantaranya non-probability sampling, purposive sampling dan snowballl sampling. Data kemudian diolah dengan menggunakan statistik deskriptif diantaranya dalam bentuk persentase. Hal ini membantu dalam menggambarkan hasil kategorisasi data yang diberikan responden depth interviewquestionaire maupun yang teridentifikasi dari dokumencontent analysis. Dalam penelitian sosial yang menggunakan metode kualitatif Alwasilah 2002, Moleong 2002, Babbie 1998, dan Creswell 1998 dan teknik content analysis Sebo 1996, Henderson 1991, dan Krippendorf 1980 hal ini dimungkinkan.

A. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan dua tahap. Pertama dengan melakukan observasi 57 . Observasi lapangan dilakukan untuk verifikasi data dan informasi yang diperoleh dari hasil analisis data sekunder. Tahap kedua ialah dengan melakukan survei 58 . Survei dilakukan dengan teknik wawancara 59 dan kuesioner 60 . Kedua teknik digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam dari responden. 56 Lima tradisi penelitian kualitatif Biography, Phenomenology, Grounded Theory, Ethnography, dan studi kasusu Case Study. 57 Observasi merupakan kegiatan aktivitas yang pasif yang biasa digunakan peneliti dengan tujuan untuk menjelaskan obyek penelitian dalam hal atribut-atributnya Babbie 1998. 58 Survei adalah cara untuk mengumpulkan data primer dengan tujuan untuk meneliti populasi secara langsung. Ada tiga teknik survei yaitu self administered quessionaires, wawancara, dan telephone survei Babbie 1998. 59 Wawancara adalah bentuk pengumpulan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada responden Babbie 1998. 60 Kuesioner adalah sebuah dokumen yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan bentuk-bentuk lainnya yang dirancang untuk memperoleh informasi yang layak untuk dianalisis Babbie 1998. Responden dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan metode snowball. Metode purposive sampling digunakan untuk memilih lokasi penelitian dengan kriteria sebagai berikut: mewakili masyarakat adat atau kasepuhan; terletak di dalam atau di luar kawasan TNGH; sudah dikembangkan kegiatan ekowisata danatau memiliki obyek ekowisata. Populasi dalam setiap lokasi studi yang terpilih dikelompokkan berdasarkan kategori stakeholders: utama, kunci, dan pendukung 61 . Kemudian, untuk mendapatkan responden yang memahami isu yang sedang diteliti maka metode snowball digunakan untuk menentukan responden yang dianggap relevan pada setiap kelompok stakeholders. Dengan metode snowball, responden diperoleh berdasarkan informasi dari responden sebelumnya responden kunci. Pada pengumpulan data primer ini, content analysis digunakan untuk mengekstrak informasi dari hasil wawancara. Total jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 60 responden, selengkapnya disajikan pada Tabel 4. Survey dan observasi lapangan dilakukan selain mengunjungi lokasi studi dan mengikuti beberapa pertemuan seperti seminar, diskusi terfokus, lokakarya, dan konsultasi publik yang terkait dengan pengelolaan dan pengembangan ekowisata di TNGH. Survey dan observasi ke empat lokasi studi dilakukan antara bulan Desember 2006 sampai dengan April 2007 Lampiran 1 bagian C. Sampai dengan bulan April 2007, ada delapan pertemuan yang diikuti Lampiran 1 bagian A. Di luar pertemuan tersebut, penulis mengumpulkan dokumentasi 6 pertemuan lainnya yang terkait dengan pengelolaan TNGH Lampiran 1 bagian B. Pertemuan tersebut diselenggarakan baik oleh instansi pemerintah, LSM maupun institusi pendidikan.

B. Data sekunder

Data sekunder dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang dipublikasikan oleh institusi terkait. Dokumen ini berupa buku, hasil penelitian, laporan hasil pertemuan diskusi, workshop, seminar dan lain sebagainya. Sampai dengan Juli 2007, diperoleh sekitar 155 dokumen yang terkait dengan kegiatan ekowisata, taman nasional dan TNGH sebagai lokasi studi. Dokumen ini terdiri dari 84 61 Pembahasan mengenai kategori stakeholders dapat dilihat pada Bab III Metode Penelitian Sub Bab 3.2.4.2. berupa dokumen penelitian, makalah, buku dan leaflet Lampiran 2. Sedangkan 71 Tujuh puluh satu dokumen lainnya berupa dokumen peraturan perundangan Lampiran 3. Tabel 4 Jumlah responden dalam penelitian No Stakeholders Jumlah Keterangan 1. Masyarakat Lokal 7 12 Masy. Kasepuhan Cibedug Ciptarasa Masy. Non-Kasepuhan 2. Pemerintah Desa 6 Kepala Desa, Sekretaris Desa dan BPD 3. Pemerintah Kecamatan 3 Camat dan Aparat Keamanan 4. Pemerintah Daerah Kabupaten 9 DPRD, Dinas Kehutanan, Tata Ruang, Dinas Pariwisata dan Bapemdes 5. Pemda Provinsi 3 BAPPEDA Prov. Jawa Barat, Dinas Tata Ruang Prov. Jawa Barat , Dinas Sosial Prov. Jawa Barat 6. Pemerintah Pusat 7 Ditjen PHKA, Kepala Wilayah BTNGH 7. Perum Perhutani 2 Perum Perhutani Jawa Barat 8. LSM 7 RMI, LATIN, YEH, Absolut 9. Swasta 1 PT. Nirmala Agung 10. Lembaga Donor 2 JICA 11. AkademisiPeneliti 1 IPB Total 60 Dokumen tersebut dikumpulkan dengan menggunakan non-propability sampling design yaitu convenience dan purposive sampling 62 . Convinience sampling karena populasi dokumen yang terkait dengan penelitian tidak dapat diidentifikasi. Sedangkan purposive sampling design digunakan untuk menemukan dokumen yang sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu dengan membangun kriteria. Adapun kriteria pemilihan dokumen diantaranya adalah: memiliki substansi terkait dengan topik penelitian ekowisata, kebijakan, konflik; dokumen cetak atau digital ; tahun publikasi sampai dengan April 2007; dan dapat berupa artikel jurnal, buku, laporan hasil penelitian atau seminar yang ditulis dalam bahasa Indonesia, Inggris atau keduanya bilingual. Setelah dokumen terkumpul kemudian dikategorisasikan dengan menggunakan kriteria: 1 jenis dokumen laporan, hasil penelitian, artikel jurnal, 62 Non-probability sampling design:merupakan rancangan pengambilan sample jika sampling frame tidak diketahui. Ada dua teknik yang dapat digunakan jika sampling frame tidak diketahui yaitu 1 Convenience sampling : sample diambil dimana dan kapan saja sample itu diperoleh, dan 2 Purposive sampling ialah teknik pengambilan sample dengan menggunakan membangun kriteria Riffe et al. 1998. makalah seminar atau bahan presentasi, notulensi atau hasil rumusan workshop, buku, leaflet, atau lainnya ;2 jenis publikasikan dipublikasikan, terbatas, atau tidak; 3bentuk dokumen :cetak, atau digital; dan 4 ditulis dalam bahasa Indonesia, Inggris atau keduanya bi-lingual. Berdasarkan kriteria tersebut, berikut ini hasil kategorisasi terhadap 84 dokumen yang terkumpul: • Jenis dokumen: 31,2 berupa makalah yang dipresentasikan di seminar atau workshop. 29,9 dokumen hasil penelitian dan 22,1 berupa dokumen laporan instansi atau proyek. Selebihnya jenis dokumen yang terkumpul berupa notulensirumusan worshop 1,3, buku 9,1, dan leaflet 6,5. • Jenis publikasi: 79,2 dokumen merupakan dokumen yang dipublikasikan secara terbatas seperti dalam seminar dan workshop. 13 merupakan dokumen yang dipublikasikan seperti buku ataupun dokumen online. Sedangkan selebihnya 7,8 merupakan dokumen yang tidak dipublikasikan seperti laporan proyek. • Bentuk dokumen: cetak sebanyak 88,3, dan digital sebanyak 11,7. • Bahasa: Indonesia 79,2, Inggris 19,5, dan bilingual 1,3. Seluruh dokumen yang diperoleh digunakan untuk menyusun profil atau gambaran umum daerah studi yang disajikan pada bab IV. Dokumen ini juga digunakan untuk mengidentifikasi stakeholders dan kebutuhannya yang merupakan bagian dari analisis institusi hasil disajikan pada bab V Hasil Analisis. Dari 71 dokumen kebijakan, 47 diantaranya digunakan untuk analisis asumsi sebagai kebijakan yang harus diikuti oleh semua stakeholder. Dokumen tersebut terdiri dari 9 buah Undang-undang, 20 buah Peraturan Pemerintah dan Surat KeputusanInstruksi Presiden, 14 buah Peraturan Keputusan atau Surat Edaran Menteri dan 4 buah dokumen kebijakan seperti buku pedoman guideline dari departemen terkait. 24 dokumen kebijakan lainnya digunakan pada analisis asumsi untuk mengidentifikasi bagaimana kebijakan diatasnya direalisasikan di tingkat Provinsi, Kabupaten dan TNGHS Lampiran 3 nomor 48 sd 71. Dokumen tersebut terdiri dari dua buah Surat Keputusan Menteri untuk lokasi studi di TNGHS, 3 buah Rencana Pengelolaan dan Rencana Aksi, dan 19 buah Peraturan Daerah. Untuk analisis ekowisata, dari 84 dokumen, terdapat 43 dokumen yang terkait langsung dengan kegiatan ekowisata di TNGH. 38 tiga puluh delapan diantaranya memberikan informasi yang mencukupi dan digunakan dalam analisis kriteria kecukupan ekowisata. Daftar dokumen tersedia pada Lampiran 4. Dokumen yang diperoleh kemudian dikategorikan sebagi berikut: • Jenis dokumen: 36,8 berupa makalah yang dipresentasikan di seminar atau workshop. 15,8 dokumen hasil penelitian dan 21,1 berupa dokumen laporan instansi atau proyek. Selebihnya jenis dokumen yang terkumpul berupa notulensirumusan worshop 2,6, buku 13,2, dan leaflet 10,5. • Jenis publikasi: 89,5 dokumen merupakan dokumen yang dipublikasikan secara terbatas seperti dalam seminar dan workshop. 5,3 merupakan dokumen yang dipublikasikan seperti buku ataupun dokumen online. Sedangkan selebihnya 5,2 merupakan dokumen yang tidak dipublikasikan seperti laporan proyek. • Bentuk dokumen: cetak sebanyak 89,5, dan digital sebanyak 10,5. • Bahasa: Indonesia 68,4, Inggris 29, dan bilingual 2,6. Dari dokumen yang terpilih, data diidentifikasi dengan menggunakan content analysis. Jenis data yang dianalisis adalah kata-kata, kalimat, paragraph, bagian atau bab dari suatu dokumen tertulis Borg et al. 1989 dan Henderson 1991. Informasi dikumpulkan baik berdasarkan manifest 63 maupun latent content 64 dari sumber data Fraenkel et al. 1996. Proses content analysis ini dijelaskan lebih lanjut pada sub-bab berikut ini.

C. Content Analysis

Content analysis adalah teknik penelitian yang digunakan untuk menganalisis dokumen-dokumen tertulis seperti laporan, surat, transkrip wawancara, dan bentuk-bentuk tertulis lainnya Henderson 1991 dan Krippendorf 63 Manifest content adalah arti dari kata-kata, kalimat, paragraph, bagian atau bab yang dapat dipahami secara langsung tanpa memerlukan suatu inferensi Fraenkel et al. 1996. 64 Latent content adalah arti dari kata-kata, kalimat, paragraph, bagian atau bab yang dapat dipahami melalui suatu inferensi atau kesimpulan Fraenkel et al. 1996; mengacu pada arti dibalik kata yang diucapkan atau yang tertulis Sebo 1996. 1980. Teknik penelitian ini dapat berupa teknik kuantitatif yang sistematis dan dapat direplikasi yang digunakan untuk menjelaskan atau memahami konsep yang sedang dipelajari Riffe et al. 1998. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk mempelajari perilaku manusia secara tidak langsung melalui analisis cara mereka berkomunikasi Fraenkel et al. 1996. Jenis data yang dikumpulkan untuk teknik analisis ini adalah kata, kalimat, paragraph, sub-bagian, bagian dan buku Borg et al. 1989; Henderson 1991. Dari data tersebut ada dua jenis content yang dianalisis yaitu manifest dan latent content Fraenkel et al. 1996. Dalam melakukan analisis manifest content, sumber data diidentifikasi berdasarkan arti yang dapat dipahami secara langsung tanpa ada inferensi. Sedangkan dalam melakukan analisis latent content, dilakukan inferensi terhadap sumber data yang dilihat berdasarkan komposisi, maner dan ordernya. Teknik analisis ini memiliki kelebihan karena sifatnya yang unobtrusive tidak langsung dan tidak mengganggu obyek yang diteliti, ekonomis, dapat direplikasi serta tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Namun demikian kelemahan dari metode ini diantaranya adalah sumber data yang terdokumentasi terbatas, dan sulit menentukan validitas jika ada ketidaksepakatan antar penguji Fraenkel et al. 1996; Pratiwi 2000. Ada 13 tiga belas tahapanprosedur dalam melakukan content analysis. Adapun tahapan tersebut adalah identifikasi permasalahan penelitian, review teori dan penelitian sebelumnya, menentukan fokus penelitian, mendefinisikan isi dokumen yang relevan, buat desain yang lebih spesifik, membuat tabel contoh, membangun protokol untuk pengkodean, spesifikasi populasi, spesifikasi kerangka sample, melakukan analisis percobaan, proses data dan laporkan hasil Borg et al. 1989; Riffe et al. 1998; Fraenkel et al. 1996, dan Krippendorff 1980.

D. Reliabilitas Data dalam Content Analysis

Ada tiga jenis reliabilitas 65 dalam melakukan content analysis, yaitu stabilitas, pengulangan, dan akurasi Babbie 1998; Kripendorf 1980. Stabilitas 65 Reliabilitas adalah istilah yang menjelaskan tahap sejauh mana analisispengukuran yang dilakukan memberikan hasil yang konsisten diterjemahkan dari Ritchie Goeldner 1994. adalah suatu tahap dimana proses pengumpulan data berubah dari waktu ke waktu. Pengulangan reproducibility adalah tahap dimana proses pengumpulan data dapat dibuat ulang dengan kondisi dan observer atau penilai rater yang berbeda. Akurasi ialah tahap dimana proses pengumpulan data sesuai dengan standard umum yang sudah diketahui atau berkembang sesuai dengan yang diinginkan. Perbedaan ketiga jenis desain test reliabilitas ini dapat dilihat pada Tabel 5. Untuk penelitian ini akan digunakan test-test desain. Dalam test-test design, nilai realiabilitas ditentukan dengan menggunakan The Holsti formula Kiah 1976. Adapun rumus The Holsti formula tersebut adalah sebagai berikut : R = 2C 1, 2 C1+C2 dimana, R = nilai reliabilitas the reliability rate 2 = jumlah observer atau penilai dua atau lebih C 1, 2 = jumlah variabel yang disepakati oleh kedua penilai C1+C2 = Jumlah semua variabel yang dinilai Nilai reliabilitas dalam penelitian 80 sebagai minimum level yang diterima dari kesepakatan antar raters Riffe et al. 1998. Nilai reliabilitas ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi face validity 66 data yang dikumpulkan. Table 5 Reliabilitas data dalam content analysis Jenis Reliabilitas Desain Reliabilitas Jenis Kesalahan Kekuatan Relatif Stabilitas Test-retest Uji konsistensi sebagai observer Intra-observer inconsistencies Lemah Pengulangan Test-test Konsistensi sebagai observer Intra- observer inconsistencies dan kesepakatan antar observer inter observer disagreements Cukup Akurasi Test-standard Konsistensi sebagai observer Intra- observer inconsistencies dan kesepakatan antar observer inter observer disagreements dan systematic deviations from a norm Kuat Sumber: Babbie 1998; Krippendorff 1980. 66 Face validity atau logical validity menggambarkan ukuran berdasarkan kondisi empiris yang dapat diterima sebagai pemahaman umum dan pemahaman individu terhadap konsep yang diteliti Babbie 1998: 133, 170. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada 2 analisis yang sebagian besar data dan informasinya menggunakan data sekunder berupa dokumen tertulis. Kedua analisis tersebut ialah analisis kebijakan dan analisis kriteria kecukupan ekowisata. Dalam analisis kebijakan, uji reliabilitas dilakukan pada 3 dokumen dari 47 dokumen kebijakan yang dianalisis untuk kebijakan pengurusan hutan di Taman Nasional. Ketiga dokumen ini dipilih mewakili batasan hirarki kebijakan yang dianalisis dalam penelitian ini: a. UU No. 51990 tentang Konservasi Keanekaragaman Sumberdaya Hayati berserta ekosistemnya; b. Keppres No. 321990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; dan c. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 32Kpts-II2001 Tentang : Kriteria Dan Standar Pengukuhan Kawasan Hutan Sedangkan untuk analisis kriteria kecukupan ekowisata, dari 38 dokumen yang digunakan dalam analisis, tiga dokumen dipilih untuk diuji. Ketiga dokumen tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan: kesamaan dan kecukupan substansi yang disajikan dalam dokumen; ditulis oleh penulis yang berbeda; dokumen yang dipublikasikan dengan rentang waktu publikasi antara 1998-2007; dan mewakili bahasa dari dokumen yang dianalisis yaitu bahasa Indonesia dan Inggris. Adapun dokumen yang terpilih ialah: 1. Hartono, T. 1999. Ringkasan Pengalaman Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Lokal, Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat. dalam Sudarto, G. 1999. Ekowisata: Wahana Pelestarian Alam, Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bekasi: Yayasan Kalpataru Bahari. Hal 78-84. 2. Hasibuan, G. 2003. Pengembangan Ekowisata di TNGH. Lokakarya Pengembangan Model Pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun, Hotel Kinasih, Caringin - Bogor 18-19 Februari, 2003. Dept. Kehutanan dan BCP, JICA. 3. Sproule, KW., A.S. Suhandi. 1998. Guidelines for Community-Based Ecotourism Programs: Lessons From Indonesia. Dalam Lindberg, K., M.E. Wood, D. Engledrum editors. 1998. Ecotourism: A Guide for Planners and Managers. Volume 2. North Bennington, Vermont: The Ecotourism Society. Dokumen yang digunakan dalam uji reliabilitas dinilai oleh tiga penilai atau observer yang terdiri dari penilai utama dan dua penilai pembanding. Penilai utama ialah peneliti sendiri sedangkan penilai pembanding dipilih berdasarkan dua kriteria. Kedua kriteria tersebut ialah 1 penilai harus mempunyai latar belakang pendidikan danatau pengalaman bekerja dibidang ekowisata danatau pengelolaan sumberdaya alam, dan 2 penilai minimal berpendidikan sarjana dan memiliki kemampuan berbahasa Indonesia dan Inggris yang baik. Penilaian dokumen dilakukan dengan menggunakan tabel analisis dan protokol pengkodean yang sudah dibangun peneliti. Untuk uji reliabilitas sample dokumen yang digunakan pada analisis kebijakan tabel analisis disajikan pada Lampiran 5. Sedangkan tabel yang digunakan untuk uji reliabilitas pada analisis kriteria kecukupan ekowisata disajikan pada Lampiran 6. Berdasarkan hasil perbandingan penilaian dengan kedua penilai tersebut, diperoleh rata-rata persentase hasil tes reliabilitas untuk dokumen yang digunakan pada analisis kebijakan adalah: • rata-rata persentase kesepakatan antara peneliti R dengan penilai pertama R1 adalah 86,1 ; • rata-rata persentase kesepakatan antara antara peneliti R dengan penilai kedua R2 adalah 87,5; • rata-rata persentase kesepakatan antara antara penilai pertama R1 dengan penilai kedua R2 adalah 84,7; hasil perhitungan rata-rata dari ketiga penilaian tersebut ialah 86,1. Hasil penilaian disajikan pada Tabel 6, 7, dan 8 berikut ini. Tabel 6 Tes reliabilitas dokumen kebijakan antara R-R1 Variabel Disepakati Variabel Tidak Disepakati Jumlah Dokumen 1 20 4 24 83,3 Dokumen 2 21 3 24 87,5 Dokumen 3 21 3 24 87,5 Rata-tata 86,1 Catatan: R= peneliti; R1=penilai 1 Tabel 7 Tes reliabilitas dokumen kebijakan antara R-R2 Variabel Disepakati Variabel Tidak Disepakati Jumlah Dokumen 1 20 4 24 83,3 Dokumen 2 22 2 24 91,7 Dokumen 3 21 3 24 87,5 Rata-tata 87,5 Catatan: R= peneliti; R2= penilai 2 Tabel 8 Tes reliabilitas dokumen kebijakan antara R1-R2 Variabel Disepakati Variabel Tidak Disepakati Jumlah Dokumen 1 20 4 24 83,3 Dokumen 2 22 2 24 91,7 Dokumen 3 19 5 24 79,2 Rata-tata 84,7 Catatan: R1= penilai 1; R2= penilai 2 Sedangkan untuk dokumen yang digunakan pada analisis ekowisata rata-rata persentase hasil tes reliabilitas adalah: • 82,1 untuk kesepakatan antara peneliti R dengan penilai pertama R1; • 85,9 untuk kesepakatan antara peneliti R dengan penilai kedua R2; dan • 80,8 untuk kesepakatan antara penilai pertama R1 dengan penilai kedua R2. Hasil perhitungan rata-rata dari ketiga penilaian tersebut ialah 82,9. Hasil penilaian disajikan pada Tabel 9, 10, dan 11 berikut ini. Tabel 9 Tes reliabilitas dokumen ekowisata antara R-R1 Variabel Disepakati Variabel Tidak Disepakati Jumlah Dokumen 1 21 5 26 80,8 Dokumen 2 22 4 26 84,6 Dokumen 3 21 5 26 80,8 Rata-tata 82,1 Catatan: R= peneliti; R1= penilai 1 Tabel 10 Tes reliabilitas dokumen ekowisata antara R-R2 Variabel Disepakati Variabel Tidak Disepakati Jumlah Dokumen 1 23 3 26 88,5 Dokumen 2 22 4 26 84,6 Dokumen 3 22 4 26 84,6 Rata-tata 85,9 Catatan: R= peneliti; R2= penilai 2 Tabel 11 Tes reliabilitas dokumen ekowisata antara R1-R2 Variabel Disepakati Variabel Tidak Disepakati Jumlah Dokumen 1 21 5 26 80,8 Dokumen 2 21 5 26 80,8 Dokumen 3 21 5 26 80,8 Rata-tata 80,8 Catatan: R1= penilai 1; R2= penilai 2

3.2.3 Validitas Data