Tujuan Pengelolaan : pemanfaatan untuk perlindungan Partisipasi Aktif Masyarakat Lokal

2002, rekomendasi forum diskusi, hasil kajian institusi terkait, dan tuntutan objektif di lapangan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Ekowisata ialah: konsep pengembangan dan penyelenggaraan kegiatan pariwisata yang memanfaatkan lingkungan dengan tujuan konservasi melalui pengembangan ekonomi lokal yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan penyajian produk wisata yang bermuatan pendidikan dan pembelajaran serta berdampak negatif minimal terhadap lingkungan. Selanjutnya terminologi ekowisata tersebut yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini.

2.4.3 Kriteria Kecukupan

Ekowisata Berdasarkan kajian literatur terhadap perkembangan konsep dan definisi ekowisata di atas, dapat disimpulkan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kecukupan suatu kegiatan pariwisata disebut sebagai ekowisata. Kelima faktor tersebut ialah: a tujuan pengelolaan; b partisipasi aktif masyarakat lokal; c dampak terhadap pengembangan ekonomi lokal; d produk wisata; dan e dampak minimal terhadap lingkungan. Berikut ini uraian masing-masing aspek penyelenggaraan ekowisata tersebut:

a. Tujuan Pengelolaan : pemanfaatan untuk perlindungan

Tujuan pengembangan ekowisata di kawasan konservasi, termasuk taman nasional, ialah untuk mewujudkan misi konservasi Boo 1990a; Sekartjakrarini 2003. Dalam pengembangan ekowisata, tujuan ini dicapai diantaranya dengan memasukan program-program konservasi dalam produk wisata dan pengelolaannya. Sekartjakrarini 2003 menyebutkan bahwa kegiatan interpretasi lingkungan dalam ekowisata merupakan media yang efektif untuk mengkampanyekan program-program konservasi baik kepada pengunjung maupun masyarakat lokal. Boo 1990a juga mengindikasikan bahwa pemanfaatkan bahan lokal untuk penyediaan sarana prasarana ekowisata merupakan salah satu upaya mengurangi dampak lingkungan. Sedangkan Wall dan Ross 1998 berpendapat bahwa keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ekowisata dapat dimanfaatkan sebagai sebagai agen konservasi yang dapat diandalkan.

b. Partisipasi Aktif Masyarakat Lokal

Sejarah pembangunan pariwisata secara masal memberikan pengalaman mengenai pentingnya pelibatan masyarakat lokal dalam semua tahapan pembangunan. Pengabaian mereka akan menyebabkan konflik dan merugikan kedua belah pihak. Masyarakat akan dirugikan dengan tertutupnya akses terhadap sumberdaya. Disisi lain, karena tidak mendapat dukungan dari masyarakat sekitarnya maka kegiatan ekowisata akan sulit untuk bertahan Gurung 1995. Keterlibatan masyarakat lokal dalam pembangunan ekowisata sudah menjadi isu yang sangat penting Furze et al. 1997; Wall Ross 1998. Masyarakat lokal selain sering dituduh sebagai perusak alam, mereka juga rata- rata merupakan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Namun demikian, para penggiat ekowisata percaya bahwa masyarakat lokal dapat berperan sangat besar dalam pencapai tujuan ekowisata. Masyarakat lokal tidak hanya dapat dilibatkan dalam inventarisasi kawasan tapi juga dalam konsultasi, insiasi aksi sampai pengambilan keputusan Furze et al. 1997; Saunier Meganck 1995. Beberapa contoh sukses dalam melibatkan masyaralat lokal sebagai bagian dari pengelola di kegiatan pengembangan ekowisata ialah Annapurna Conservation Area, Nepal Weaver 1998; Lama 1995; Gurung dan De Coursey 1994, Huatulco, Oaxaca, Mexico Ishida 1999, dan Masai MaraSerengeti Ecosystem, Kenya Gakahu 1992.

c. Pengembangan Ekonomi Lokal