terjadi pada faktor-faktor yang mempengaruhi institusi. Faktor-faktor tersebut diantaranya dukungan endowments, produk yang dibutuhkan product
demand,dan teknologi Ruttan 1999. Perubahan institusi institutional change dapat merubah property rights dan pasar melalui modifikasi kontrak contractual
relations atau adanya pergantian batasan antara aktivitas pasar dan bukan pasar Davis and North 1971:9 dalam Ruttan 1999:9.
Perubahan institusi dapat dilihat dari sisi persediaan supply dan kebutuhan demand Ruttan 1999:8-10. Dari sisi persediaan, perubahan institusi
dipengaruhi oleh adanya biaya dalam memperoleh konsensus sosial. Besarnya biaya ini tergantung pada struktur kekuatan dari para pihak yang berkepentingan
serta kultur dan ideologi yang ada. Pengetahuan mengenai ilmu sosial seperti hukum, manajemen, dan perencanaan dapat membuat perubahan pada sisi
persediaan dan mengurangi biaya transaksi. Sedangkan dari sisi permintaan, perubahan institusi disebabkan karena adanya ketidakseimbangan alokasi
sumberdaya.
2.3.5 Konsep Institutionalist Tenure Security
Institusi dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji aturan, baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku atau hubungan antar manusia
dalam penetapan dan pengurusan sumberdaya alam di taman nasional. Menurut literatur, akar konflik antara pemerintah dan masyarakat dalam isu tersebut adalah
ketidaksepakatan pengaturan hak dan akses atas tanah dan sumberdaya didalamnya Harsono 2005; Affif 2005; Lynch Harwell 2002.
Dalam masyarakat Indonesia, dikenal dua sistem pengaturan terhadap kepemilikan atau penguasaan atas tanah dan sumberdaya alam. Kedua sistem
tersebut ialah sistem resource tenure dan property Harsono 2005; Affif 2005. Tenure adalah konsep sosial yang mengatur hak akses dan kontrol individu
danatau kelompok atas tanah dan sumberdaya Affif 2005: 228. Dalam literatur, terminologi tenure telah didefinisikan dengan sangat beragam. Definisi tenure
berikut ini adalah beberapa diantaranya: • Tenure adalah hubungan sosial, yaitu hubungan antara setiap individu dengan
individu lain dalam suatu komunitas, hubungan antar komunitas dan hubungan
antara rakyat dengan pemerintah Kartodihardjo dan Jhamtani 2006:64. • Tenure seperti juga property ialah relasi sosial yang terkait dengan
kepemilikan atau penguasaan atas suatu obyek atau benda Bruce 1993 dalam Affif 2005.
• Tenure adalah peristilahan tentang pengaturan yang terkait dengan akses dan kontrol atas tanah, pohon, air, dan sumberdaya alam lainnya Afiff 2005: 228.
• Tenure adalah hak untuk mengakses sumberdaya secara terbatas baik dari segi durasi waktu maupun generasi yang mendapat hak atas akses tersebut
Ellsworth 2002:5. • Tenure adalah suatu aksi atau fakta dalam menguasai holding atas sesuatu
yang bersifat materi atau non materi OED dalam Ellsworth 2002:5. • Tenure adalah bentuk pemberian hak menguasai atas tanah kepada tenant
namun ia tidak dapat memiliki tanah tersebut Michael Harwood dalam Harsono 2005:47.
Seperti sistem property, dalam sistem tenurial atas tanah dan sumberdaya alam juga dikenal empat kategori kepemilikan yaitu FAO 2002 dalam Affif 2005:
kepemilikan privat
45
, kepemilikan komunal
46
, open access
47
, dan kepemilikan publik atau negara
48
. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa tenure adalah
institusi sosial. Institusi ini dibangun berdasarkan norma yang ada, hukum legal formal dan kesepakatan atau kebiasaan yang dilakukan masyarakat dimana
kepemilikannya dapat bersifat individu, komunal atau open access. Sistem property ialah sistem yang mengatur hak penuh individu atau privat
mengenai kepemilikan, akses dan kontrol atas sesuatu Affif 2005: 228. Definisi properti menurut James Madison ialah hak ekslusif untuk mengelola,
menggunakan atau melakukan hal lainnya terhadap apapun yang dimilikinya Ellsworth 2004:5. Properti juga didefinisikan secara praktis sebagai instrumen
sosial Bromley 2000 dalam Ellsworth 2004. Kepemilikan dalam sistem property
45
Kepemilikan privat ialah pemberian hak kepada individu, sekelompok orang atau lembaga untuk kepentingan mereka FAO 2002 dalam Affif 2005.
46
Kepemilikan komunal ialah pemilikan tanah secara komunal dimana pemanfaatan penggunaan tanah hanya dapat digunakan oleh anggota masyarakat tersebut FAO 2002 dalam Affif 2005.
47
Oppen access ialah tidak ada kepemilikan atas tanah atau sumberdaya sehingga siapa saja dapat mengambil manfaat darinya FAO 2002 dalam Affif 2005.
48
Kepemilikan publik ialah hak-hak atas tanah atau sumberdaya yang diklaim oleh negara dimana tanggung jawab pengurusannya diserahkan pada sektor tertentu FAO 2002 dalam Affif 2005.
umumnya dibuktikan dengan adanya kontrak legal formal. Secara
de facto, konsep tenure banyak dianut oleh masyarakat, terutama masyarakat adat. Di sisi lain, pemerintah Indonesia secara de jure menggunakan
konsep property dimana tanah adat yang tidak memiliki bukti kepemilikan diklaim sebagai vrij lands domein atau tanah negara yang bebas Harsono
2005:44-48. Kondisi ini menyebabkan tenurial insecurity atau ketidakpastian tenurial bagi masyarakat yang umumnya menggantungkan kebutuhan hidupnya
pada tanah dan sumberdaya alam. Konsep
Institutionalist Tenure Security merupakan salah satu dari empat
49
aliran pemikiran school of thought yang digunakan oleh para akademisi
50
untuk merespond persoalan tenurial insecurity di masyarakat. Aliran ini menganalisis
keterkaitan institusi dan politik ekonomi akses dari tenure security serta kontrol diantara aktor-aktor sosial Mearns 2001 dalam Ellsworth 2004.
Bagi penganut aliran ini, semua aktor memiliki hak untuk mendefinisikan Tenure Security karena, menurut mereka, tidak ada satu jenis kepemilikan yang
terbaik, lebih efisien atau ideal terkait dengan kondisi sebuah kelompok, budaya atau sumberdaya. Rejim properti sebagai hasil proses perubahan lingkungan dari
negosiasi atau lobi antara aktor-aktor sosial yang dapat memiliki perbedaan- perbedaan kepentingan Mearns 2001 dalam Ellsworth 2004:20.
Agenda penelitian aliran ini adalah bagaimana masyarakat memutuskan bahwa sesuatu adalah commons, state, private, open-access property, atau
kombinasi dari ke-empat jenis kepemilikan atas sumberdaya tersebut. Status kepemilikan sumberdaya dipandang sebagai interaksihubungan sosial antara 3
aktor seperti aktor yang memiliki berbagai bentuk hak, aktor yang dilarang untuk melanggar hak tersebut, dan pihak ketiga, aktor yang menjamin hak serta
melarang pelanggaran Affif 2005. Faktor –faktor yang mempengaruhi relasi ketiga aktor ini diantaranya sejarah kekuasaan, demografi, budaya, organisasi
sosial, sistem nilai dan rejim hukum yang berlaku Affif 2005; Elssworth 2004. Kepastian hukum tenurial bagi aliran ini ditentukan oleh kemampuan
49
Keempat aliran pemikiran ini adalah : property rights, agrarian structure traditions, common property advocates, dan aliran institutionalist Affif 2005; Ellsworth 2002.
50
Penganut aliran ini diantaranya Bromley yang dokumentasi studinya diterbitkan pada tahun 1989, 1994, dan 2000; Thompson yang melakukan studi pada tahun 1991; Jacob, Bebbington, dan Douglas North yang membuat dokumentasi
penelitian pada tahun 1999; Southgate, Singer dan Sen pada tahun 2000; dan Olsen pada tahun 2001 Elsworth 2004.
memobilisasi kekuatan penekan untuk menegakkan atau mempertahankan klaim. Kekuasaan politik dan distribusi sumberdaya juga jauh lebih penting diperhatikan
daripada jenis kepemilikan karena dari dua faktor tersebut dapat ditentukan siapa yang mendapat kepastian hukum dan siapa yang tidak Affif 2005.
Aliran ini mendefinisikan properti sebagai instrumen sosial, dalam konteks ini, institusi dibentuk untuk menyepakati rejim properti Bromley 2001 dalam
Ellsworth 2004. Ada tiga hal yang diperlukan untuk mempertahankan property right yaitu: pemerintah yang berjalan, tidak adanya predator baik itu dari
pemerintah atau pihak swasta, dan tidak adanya lobi dari kelompok yang memiliki kepentingan diluar kepentingan institusi Ellsworth 2004.
2.4 Ekowisata