Fungsi dan Tujuan Institusi Kinerja Institusi

dan Jhamtani 2006: 277; dan • Institusi adalah kerangka aturan main the rules of the game untuk mencapai tujuan tertentu dimana organisasi bertindak sebagai the team playing of the game Vink 1999 dalam Sumarga 2006:4. Berdasarkan pengertian institusi di atas dapat disimpulkan bahwa institusi ialah: sekumpulan aturan, baik formal maupun informal, yang mengikat dan mengatur dan membatasi perilaku atau hubungan antar manusia yang diwadahi dalam sebuah organisasi atau jaringan. Berdasarkan definisi tersebut, maka unsur- unsur dari institusi ialah: aturan main dan organisasijaringan.

2.3.2 Fungsi dan Tujuan Institusi

Menurut literatur, institusi mempunyai berbagai fungsi. Berikut fungsi institusi yang teridentifkasi dalam literatur tersebut, diantaranya: • Fungsi institusi adalah untuk memberikan pedoman untuk berperilaku dan menjaga keutuhan masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Sedangkan tujuan dari institusi adalah untuk mengurangi derajat ketidakpastian karena hak dan kewajiban seseorang sudah diatur berdasarkan kesepakatan yang diakui Hayami dan Kikuchi 1981 dalam Suhaeri 1994. • Peran utama dari institusi ialah untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketidakpastian melalui perancangan struktur yang stabil yang mendukung interaksi ekonomi dan sosial Gordillo de Anda 1997. • Intitusi bermanfaat untuk mengurangi ketidakpastian dalam kehidupan sehari- hari masyarakat Douglas North dalam Gordillo de Anda 1997.

2.3.3 Kinerja Institusi

Institusi dibangun dari suatu proses kesepakatan dan fasilitasi organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kinerja institusi untuk mencapai tujuan tersebut dapat diukur melalui beberapa pendekatan. Berikut ini diantaranya: • Hammergren 1998 menyebutkan bahwa kinerja institusi dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal diantaranya penempatan lokasi kantor, pelaksanaan aksi secara mandiriotonomi, dan kepemimpinan. Sedangkan faktor internal terkait dengan prosedur dan metode operasional organisasi; standar dan aturan main; penggajian, rekrutmen, dan kondisi pegawai; staf pendukung, infrastuktur, dan peralatan. • Uphoff 1997:8-9 menyatakan bahwa kinerja suatu institusi diukur dari bagaimana institusi ini menyelesaikan empat tugas pokoknya. Keempat tugas pokok tersebut ialah: pengambilan keputusan termasuk perencanaan dan evaluasi, mobilisasi dan manajemen sumberdaya, komunikasi dan koordinasi, dan penyelesaian konflik. • Sumarga 2006: 7-10 menyebutkan bahwa kinerja institusi dilihat dari kemampuan struktural dan kultural aspeknya untuk beradaptasi pada perubahan. Struktural aspek diantaranya diukur dari: management accountabilitas, transparansi, demokrasi dan rasional; tipe organisasi dari sederhana ke tipe yang lebih kompleks dan terstruktur; pembagian peran dan tugas sesuai kompetensi anggotanya. Sedangkan aspek kultural diukur dari: pemenuhan kebutuhan dasar, SDM yang kompeten tingkat pendidikan dan memiliki pengalaman di bidangnya, kepemimpinan dari dominasi ke demokratis, grup dinamik kurang partisipasi ke partisipasi, sistem nilai. • Schmid 1987: 23, 242-247 menjelaskan bahwa kinerja institusi diukur oleh siapa mendapat apa? dan biaya costs siapa yang dipertimbangkan ? Pada sekelompok orang kinerja institusi ini dapat dilihat pada tingkat kehidupan, keamanan, kualitas lingkungan, dan kualitas kehidupannya secara umum. Kinerja institusi juga dapat dilihat pada distribusi sumberdayakekayaan dan kesempatan. Atau diukur dari kebebasan bebas melakukan pilihan untuk bertransaksi, pertumbuhan optimalisasi total nilai dari produksi dan efiensi pilihan untuk mengoptimalkan pengeluaran dan pemasukan. Berdasarkan tinjauan literatur di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja institusi diukur melalui pencapaian tujuan kolektif diantaranya pemenuhan kebutuhan anggotanya, dan berjalan atau tidaknya fungsi dan tugas institusi melalui wadah pelaksananya yaitu organisasi, formal atau informal.

2.3.4 Pengembangan, Penguatan dan Perubahan Institusi