9. Sewa contract atau kontrak ialah sistem memberikan hak pengelolaan atas lahan untuk jangka waktu tertentu kepada orang lain dengan kompensasi.
Pembayaran dapat dalam bentuk bagi hasil panen atau uang Mengacu pada ke 9 jenis sistem tenurial ini dan berdasarkan hasil observasi
lapangan, sistem tenurial yang dapat diidentifikasi di lokasi studi selengkapnya disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16 Sistem tenurial di lokasi studi
No Lokasi Studi
Sistem Tenurial 1. Kampung
Cibedug Warisan inheritance, meminjam, dan mulung
reclamation 2. Kampung
Pangguyangan Warisan,mulung, ngaluaran tanaga, pamasihananpamere, jual beli, gade, maparo,
nginjeum numpang garap, dan sewa 3. Kampung
Leuwijamang Warisan, mulung, ngaluaran tanaga,
pamasihananpamere, maro, jual beli, sewa 4. Kampung
Citalahab Warisan, jual beli, gade, maro, sewa
Sumber: Harada et al., 2001; hasil observasi lapangan
4.4 Kondisi Sosial
74
Ekonomi
75
Masyarakat Sekitar TNGH
Sampai dengan tahun 2002, jumlah desa di kawasan penyangga TNGH yaitu 51 desa Widada 2004:60. Pada tahun tersebut, total jumlah penduduk
sebanyak 219.723 jiwa Tabel 14. Sedangkan jumlah penduduk di kawasan penyangga pada tahun 1999 berjumlah 195.432 jiwa di 46 desa BTNGH 2000b:
III-13. Antara tahun 1999-2002, terjadi pertambahan jumlah penduduk sebanyak 12,4.
Berdasarkan data penduduk tahun 2006, kepadatan rata-rata disekitar TNGH ialah 267,13 jiwakm3. Sedangkan pertumbuhan penduduk di 13
kecamatan berkisar 0,34 sampai 3,27 dengan rata-rata 2,29 rata-rata pertumbuhan nasional saat itu 1,98. Pertumbuhan penduduk terbesar terjadi di
Kabupaten Bogor BTNGH 2000b: III-13. Persentase pertambahan penduduk di lokasi studi disajikan pada Tabel 17.
74
Sosial ialah sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas 2000:1085.
75
Ekonomi ialah 1 ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan 2pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dsb yang berharga Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas 2000:287.
Tabel 17 Persentase pertambahan penduduk di lokasi studi
No Lokasi Jumlah
Penduduk Tahun 2006 jiwa
Persentase Pertambahan
Penduduk Keterangan
1. Desa Citorek 5.950
6,4 Persentase pertumbuhan tertinggi
tahun 2005-2006, sebesar 22,3 2. Desa Sirnarasa
5.409 14,7
Persentase pertumbuhan tertinggi tahun 2004-2006, sebesar 26,5
3. Desa Malasari 7.658
6,3 Persentase pertumbuhan tertinggi
tahun 2002-2004, sebesar 19,2 4. Desa Cisarua
2.900 2,8
Ket : 1. Diolah dari data tahun 2002-2006 Laporan Kependudukan Desa Citorek untuk Kecamatan 2002-2005; Profil Desa Citorek, Depdagri 2006
2. Diolah dari data tahun 1994, 1996, 1999, 2004 2006 Kantor Desa Sirnarasa 1996 dalam Asep 2000; BPS 1999 dalam Hanafi et al. 2004; BPKMD Kabupaten Sukabumi 2006; Potensi Desa 1994
dalam Martono dan Suwartapradja 2006 3. Diolah dari data tahun 2000, 2002, 2004-2006 Potensi Desa 2002 dalam Widada 2004; Monografi
Desa, 2000, 2005-2006 4. Diolah dari data tahun 1999 dan tahun 2002 Potensi Desa 2002 dalam Widada 2004; BPS 1999
dalam Hanafi et al. 2004
Sampai dengan tahun 2006, diantara tiga kabupaten yang berbatasan langsung dengan TNGH, Kabupaten Lebak merupakan kabupaten yang memiliki
penduduk dengan tingkat pendidikan terendah. Sekitar 54,2 penduduknya tidak tamat Sekolah Dasar SD dan 43,7 hanya selesai pendidikan dasar. Kabupaten
Bogor menempati urutan kedua dengan 33,8 penduduknya tidak menyelesaikan SD. Sedangkan penduduk yang menyelesaikan SD sebanyak 45,8, Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama SLTP 12,9, Sekolah Menengah Atas SMA sebanyak 7,4 dan Perguruan Tinggi sebanyak 0,14. Sedangkan Kabupaten
Sukabumi memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi yaitu penduduk yang menyelesaikan SD sebanyak 62,1 , Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama SLTP 14,9, Sekolah Menengah Atas SMA sebanyak 2,48 dan Perguruan Tinggi sebanyak 0,10. Informasi mengenai tingkat pendidikan di
lokasi studi disajikan pada Tabel 18. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Widada 2004, dari 13 desa
sampel sekitar 90,34 penduduknya bekerja sebagai petani dengan padi sebagai komoditas utama, jagung, ketela pohon dan pisang. Rata-rata pendapatan
penduduk perbulannya sekitar Rp. 388.573,- per keluarga Widada 2004:63. Menurut data yang dikeluarkan BTNGH 2000a, penduduk sekitar kawasan
TNGH rata-rata mengolah lahan sekitar 0,23 haKK.
Tabel 18 Tingkat pendidikan di lokasi studi
Lokasi Studi No
Tingkat Pendidikan
Desa Citorek Tahun 2006
1
Desa Sirnarasa
Thn 2006
2
Desa Malasari Tahun 2006
3
Desa Cisarua Tahun 2002
4
1. Buta huruf
1568 45
130 2. Belum
sekolah 872
1006 3. Tak
lulus SD
600 46
430 890
4. SD 1300
4399 4403
100 5. SLTP
145 46
420 60
6. SLTA 55
25 66
30 7. Sarjana
Muda D3
5 11
5 6
8. Sarjana -
1 JUMLAH
3687 5445
6460 1086
Sumber :
1
Profil Desa Citorek Depdagri 2006;
2
BPKMD Kabupaten Sukabumi, 2006;
3
Monografi Desa 2006;
4
Potensi Desa 2002 dalam Widada 2004
Mata pencaharian lainnya yang dapat dilakukan penduduk lokal diantaranya bekerja sebagai buruh di Perkebunan Teh, Perum Perhutani, dan PT
Aneka Tambang di Gunung Pongkor, di bagian timur laut dan selatan taman nasional BTNGH, 2000a. Jenis matapencaharian di lokasi studi dirangkum
dalam Tabel 19. Tabel 19 Jenis mata pencaharian penduduk di lokasi studi
Jenis Lokasi Studi
No Mata Pencaharian
Ds. Citorek
1
2006 Ds.Sirnarasa
2
2006 Ds. Malasari
3
2006 Ds. Cisarua
4
2002 1. Petani
1582 476
4756 657
2. Buruh Buruh
Tani 40
1017 1770 60
3. Swasta 15
31 10 2
4. Pegawai Negeri Sipil 47
14 3 7
5. Pengrajin 200
25 6. Pedagang
55 51
258 15 7. Peternak
453 2
T o t a l 2392
1616 6797
741 Jumlah
Penduduk 2006
5950 5409 7658 2900 yang bekerja
40,20 29,88
88,76 25,55
Sumber :
1
Profil Desa Citorek Depdagri 2006
2
BPKMD Kabupaten Sukabumi 2006
3
Monografi Desa 2006
4
Potensi Desa 2002 dalam Widada 2004
4.5 Karakteristik Budaya dan Sistem Nilai Masyarakat