b. Partisipasi Aktif Masyarakat Lokal
Sejarah pembangunan pariwisata secara masal memberikan pengalaman mengenai pentingnya pelibatan masyarakat lokal dalam semua tahapan
pembangunan. Pengabaian mereka akan menyebabkan konflik dan merugikan kedua belah pihak. Masyarakat akan dirugikan dengan tertutupnya akses terhadap
sumberdaya. Disisi lain, karena tidak mendapat dukungan dari masyarakat sekitarnya maka kegiatan ekowisata akan sulit untuk bertahan Gurung 1995.
Keterlibatan masyarakat lokal dalam pembangunan ekowisata sudah menjadi isu yang sangat penting Furze et al. 1997; Wall Ross 1998.
Masyarakat lokal selain sering dituduh sebagai perusak alam, mereka juga rata- rata merupakan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Namun demikian, para
penggiat ekowisata percaya bahwa masyarakat lokal dapat berperan sangat besar dalam pencapai tujuan ekowisata. Masyarakat lokal tidak hanya dapat dilibatkan
dalam inventarisasi kawasan tapi juga dalam konsultasi, insiasi aksi sampai pengambilan keputusan Furze et al. 1997; Saunier Meganck 1995. Beberapa
contoh sukses dalam melibatkan masyaralat lokal sebagai bagian dari pengelola di kegiatan pengembangan ekowisata ialah Annapurna Conservation Area, Nepal
Weaver 1998; Lama 1995; Gurung dan De Coursey 1994, Huatulco, Oaxaca, Mexico Ishida 1999, dan Masai MaraSerengeti Ecosystem, Kenya Gakahu
1992.
c. Pengembangan Ekonomi Lokal
Secara konseptual pembangunan ekowisata di suatu kawasan harus membawa manfaat ekonomi bagi kawasan tersebut. Menurut Linberg 1998 ada
tiga aspek ekonomi dalam ekowisata yaitu: bagi hasil dalam keuntungan dan biaya perawatan kawasan; biaya masuk dan pemasukan lainnya untuk
mendukung program perlindungan; dan pembangunan ekonomi lokal melalui ekowisata.
Dampak ekonomi kegiatan wisata terhadap kawasan sekitar dapat diidentifikasi melalui empat faktor. Keempat faktor tersebut yaitu Loomis
Walsh 1997: pendapatan yang diperoleh dari penjualan tiket dan pajak sales and tax revenue, peluang pekerjaan, dan penghasilan income yang diperoleh
masyarakat yang terlibat dalam kegiatan wisata.
Jika peluang kerja dan income merupakan dampak ekonomi yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat lokal, maka tax dan hasil penjualan tiket
merupakan pendapatan yang masuk kepada pemilik obyek wisata seperti taman nasional atau pemerintah daerah. Untuk penghasilan yang diperoleh dari
penjualan tiket dan pajak, ada lima jenis biaya yang dapat dipungut dari wisatawan Loomis Walsh 1997; Linberg 1998. Pertama, biaya masuk
entrance fee ialah biaya yang dipungut saat wisatawan memasuki kawasan. Kedua, admission fee yaitu biaya yang dipungut saat wisatawan menggunakan
fasilitas tertentu. Ketiga, User fee adalah biaya yang dipungut saat wisatawan memasuki obyek wisata tertentu. Keempat, License and Permit Fee yaitu biaya
yang dikenakan pada wisatawan untuk melakukan kegiatan tertentu seperti berburu atau memancing misalnya. Kelima, sales and concessions fee adalah
biaya yang dikenakan pada partner kerja seperti untuk jasa pemasaran, penggunaan logo dan trademarks.
Pengembangan ekowisata di Galapagos National Park, Equador dan Monteverde Cloud Forest Reserve, Costa Rica merupakan contoh sukses
ekowisata yang dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal Boo 1990b. Pendapatan yang diperoleh dari entrance fee di kedua lokasi tersebut
mampu menutupi biaya operasional pengelolaan kawasan. Sementara bagi masyarakat, pendapatan yang diperoleh dari kegiatan ekowisata merupakan
sumber pendapatan kedua terbesar setelah pertanian.
d. Produk Ekowisata yang edukatif