Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
pelajaran guru hanya berinteraksi dengan sebagian siswa saja yang duduk di bangku depan dan siswa bekerja sendiri-sendiri dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan guru. Kemudian metode mengajar yang dipakai guru dalam mengajarkan materi IPS kurang menarik. Sehingga pembelajaran terkesan
monoton dan guru kurang memberi motivasi untuk belajar IPS. Kurangnya motivasi belajar di kelas VII-1 SMP Dua Mei dapat terlihat
oleh beberapa faktor yaitu, sebagian besar siswa kurang menunjukkan partisipasi di dalam kelas seperti menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru atau bertanya kepada guru apa yang belum dipahami. Kemudian kurang menunjukkan ketekunan dalam menghadapi tugas dari guru, cepat putus asa
dalam menghadapi kesulitan belajar, cepat bosan dalam kegiatan belajar mengajar, dan tidak senang dalam mencari dan memecahkan masalah soal-
soal. Berdasarkan hasil kegiatan pengamatan di kelas VII-1 SMP Dua Mei
Ciputat tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah yang mengakibatkan hasil belajar siswa juga menjadi rendah. Asumsi dasar
yang menyebabkan motivasi belajar yang belum maksimal adalah pemilihan metode pembelajaran dan kurangnya peran serta keaktifan siswa dalam
KBM. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar KBM lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Metode pembelajaran
yang digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Siswa yang aktif dalam KBM cenderung lebih aktif dalam bertanya dan menggali
informasi dari guru maupun sumber belajar yang lain sehingga cenderung memiliki pencapaian kompetensi belajar yang lebih tinggi. Siswa yang kurang
aktif cenderung pasif dalam KBM, mereka hanya menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru sehingga memiliki pencapaian kompetensi belajar yang
kurang maksimal. Maka untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan pendekatan
pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS. Dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa khususnya
bidang studi IPS, guru harus lebih dapat memahami kesulitan belajar siswa.
Seperti diketahui bahwa siswa lebih suka bertanya pada temannya daripada guru. Dari hal itu guru dapat melakukan usaha-usaha untuk dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan belajar secara berkelompok dengan teman-temannya.
“Pendekatan kelompok memang perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial peserta didik. Hal ini disadari bahwa peserta
didik adalah sejenis makhluk homo socius, yaitu makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
”
3
Pendekatan proses kelompok group process approach dipandang sebagai langkah yang tepat untuk menggali motivasi belajar siswa. Pendekatan
proses kelompok juga dapat membantu guru dalam mewujudkan kondisi kelas yang efektif dan produktif.
Kelebihan dari pendekatan proses kelompok ini adalah dapat memantapkan dan memelihara organisasi kelas yang efektif berupa
terciptanya keakraban antar sesama siswa. Pendekatan ini mengajari siswa bertanggung jawab atas kelompoknya. Selain itu dapat melatih ketua
kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan membiasakan anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajibannya sebagai warga
negara yang patuh pada aturan. Dengan pendekatan proses kelompok diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang rasa sosial yang tinggi pada diri setiap peserta didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-
masing, sehingga terbentuk sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Peserta didik yang dibiasakan hidup bersama dan bekerja sama dalam kelompok, akan
menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk
mengangkat permasalahan tersebut ke dalam bentuk penelitian ilmiah dengan
mengambil judul “ Penerapan Pendekatan Proses Kelompok Group Process
3
Junaedi,dkk, Strategi Pembelajaran, Surabaya:LAPIS-PGMI, 2008, hal.3.13
Approach terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Kelas VII SMP Dua Mei Ciputat
”.