ix
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK 4.1
N-Gain Siklus I
GRAFIK 4.2 N-Gain Siklus II
x
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1
Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus I
TABEL 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus II
TABEL 3.3 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
TABEL 4.1 Kepala Sekolah
TABEL 4.2 Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
Guru
TABEL 4.3 Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan Latar
Belakang Pendidikan
TABEL 4.4 Rata-rata Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
TABEL 4.5 Rata-rata Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
TABEL 4.6 Perolehan Skor Rata-rata Motivasi Belajar Siswa
TABEL 4.7 Hasil Belajar Siklus I
TABEL 4.8 Hasil Belajar Siklus II
TABEL 4.9 Deskriptif Peningkatan Aktivitas Siswa
TABEL 4.10 Perolehan Skor Aktivitas Guru
TABEL 4.11 Perolehan Skor Rata-rata Lembar Pengetahuan Siklus I
TABEL 4.12 Perolehan Skor Rata-rata Lembar Pengetahuan Siklus II
TABEL 4.13 Perolehan Skor Penilaian Sikap Siklus I
TABEL 4.14 Perolehan Skor Penilaian Sikap Siklus II
TABEL 4.15 Perolehan Skor Penilaian Keterampilan Kelompok Siklus I
TABEL 4.16 Perolehan Skor Penilaian Keterampilan Kelompok Siklus II
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Kisi –kisi Instrumen Motivasi Belajar IPS
LAMPIRAN 2 Instrumen Motivasi Belajar IPS
LAMPIRAN 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
LAMPIRAN 4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
LAMPIRAN 5 Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar IPS
LAMPIRAN 6 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar IPS
LAMPIRAN 7 Hasil Perolehan Skor Tes Hasil Belajar Siklus I
LAMPIRAN 8 Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I
LAMPIRAN 9 Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus I
LAMPIRAN 10 Hasil Perolehan Skor Tes Hasil Belajar Siklus II
LAMPIRAN 11 Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II
LAMPIRAN 12 Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus II
LAMPIRAN 13 Hasil Perolehan Skor Motivasi Belajar Siklus I
LAMPIRAN 14 Validitas dan Reliabilitas Skor Motivasi Belajar Siklus I
LAMPIRAN 15 Hasil Perolehan Skor Motivasi Belajar Siklus II
LAMPIRAN 16 Validitas dan Reliabilitas Skor Motivasi Belajar Siklus II
LAMPIRAN 17 Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 1
Siklus I
LAMPIRAN 18 Validitas dan Reliabilitas Skor Penilaian Pengetahuan
Pertemuan 1 Siklus I
LAMPIRAN 19 Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 2
Siklus I
LAMPIRAN 20 Validitas dan Reliabilitas Skor Penilaian Pengetahuan
Pertemuan 2 Siklus I
LAMPIRAN 21 Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 1
Siklus II
LAMPIRAN 22 Validitas dan Reliabilitas Skor Penilaian Pengetahuan
Pertemuan 1 Siklus II
LAMPIRAN 23 Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 2
xii
Siklus II
LAMPIRAN 24 Validitas dan Reliabilitas Skor Penilaian Pengetahuan
Pertemuan 2 Siklus II
LAMPIRAN 25 Hasil Perolehan Skor Penilaian Pengetahuan Pertemuan 3
Siklus II
LAMPIRAN 26 Validitas dan Reliabilitas Skor Penilaian Pengetahuan
Pertemuan 3 Siklus II
LAMPIRAN 27 RPP Siklus I
LAMPIRAN 28 RPP Siklus II
LAMPIRAN 29 Materi Pembelajaran Siklus I
LAMPIRAN 30 Lembar Penilaian Sikap, Pengetahuan, Keterampilan
Kelompok Siklus I
LAMPIRAN 31 Materi Pembelajaran Siklus II
LAMPIRAN 32 Lembar Penilaian Sikap, Pengetahuan, Keterampilan
Kelompok Siklus II
LAMPIRAN 33 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
LAMPIRAN 34 Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
LAMPIRAN 35 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
LAMPIRAN 36 N-Gain Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I
LAMPIRAN 37 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
LAMPIRAN 38 Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
LAMPIRAN 39 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
LAMPIRAN 40 N-Gain Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II
LAMPIRAN 41 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
LAMPIRAN 42 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Guru Siklus I
LAMPIRAN 43 Lembar Penilaian Sikap Siklus I
LAMPIRAN 44 Lembar Penilaian Keterampilan Kelompok Siklus I
LAMPIRAN 45 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
LAMPIRAN 46 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Guru Siklus II
LAMPIRAN 47
Lembar Penilaian Sikap Siklus II
LAMPIRAN 48 Lembar Penilaian Keterampilan Kelompok Siklus II
xiii
LAMPIRAN 49 Tabel Pearson Product Moment
LAMPIRAN 50 Lembar Observasi Pra-Penelitian Siswa
LAMPIRAN 51
Lembar Observasi Pra-Penelitian Guru
LAMPIRAN 52 Foto-foto Proses PTK
LAMPIRAN 53 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
LAMPIRAN 54 Surat Permohonan Izin Penelitian
LAMPIRAN 55 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. ”
1
Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
2
Belajar mengajar merupakan suatu kejadian yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik.
Interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, yang
diarahkan untuk tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Proses belajar-mengajar merupakan faktor penentu berhasil atau tidaknya pendidikan. Untuk memperoleh hasil pengajaran yang optimal maka
diperlukan suatu perencanaan pengajaran yang baik mulai penggunaan metode, penentuan alat bantu yang digunakan demi tercapainya kegiatan
dengan menggunakan metode pembelajaran yang baik.
1
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran Bandung: PT. Wacana Prima,2009, h.2
2
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional SISDIKNAS 2003, Jakarta: Citra Umbara,2003, h. 7
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat terwujud apabila ditunjang dengan upaya meningkatkan kemampuan guru. Guru sebagai salah
satu komponen di sekolah merupakan unsur penting dalam menjalankan fungsinya di kelas sebagai pendidik, pengajar dan pengelola kelas.
Mengajar adalah suatu tindakan untuk membuat orang lain mengerti, atau paham akan sesuatu. Sedangkan pendidik artinya memelihara dan memberi
latihan mengenai akhlak dan kecerdasan. Maka dari itu selain sebagai pengajar, sudah seharusnya guru juga menjadi seorang pendidik, yang artinya
menanamkan nilai-nilai budi pekerti dan akhlak yang baik. Menjadi guru tidak saja bertanggungjawab terhadap permasalahan akademis, namun juga pada
perkembangan psikologis dan kepribadian siswanya. Seorang pendidik sudah pasti bisa mengajar, namun seorang pengajar belum tentu bisa mendidik.
Seorang guru dituntut untuk dapat melakukan keduanya; mengajar dan mendidik. Selain itu guru juga harus mampu dalam mengelola kelas.
Pengelolaan kelas
adalah usaha
guru untuk
mendesain, mengkoordinasikan, mengintegrasikan serta mengevaluasi semua sumber
seperti manusia pendidik dan peserta didik dan fasilitasnya ada untuk mencapai tujuan yaitu terciptanya suasana kelas yang kondusif. Dalam
pengelolaan kelas, dibutuhkan serangkaian prosedur dan trik yang harus diketahui guru untuk menciptakan suasana yang kondusif tersebut.
Permasalahan peserta didik adalah faktor utama yang dilakukan guru yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa baik secara berkelompok
maupun secara individual. Keharmonisan hubungan guru dan peserta didik, tingginya bekerja sama diantara siswa dalam bentuk interaksi. Lahirnya
interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang dilakukan guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu pendekatan yang
digunakan dalam belajar-mengajar antara guru dan siswa di kelas yaitu pendekatan proses kelompok group process approach.
Seperti halnya yang terjadi pada kelas yang akan dijadikan penelitian yaitu kelas VII-1 SMP Dua Mei Ciputat. Metode mengajar yang dipakai oleh
guru dalam mengajarkan materi IPS masih sebatas metode ceramah. Pada saat
pelajaran guru hanya berinteraksi dengan sebagian siswa saja yang duduk di bangku depan dan siswa bekerja sendiri-sendiri dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan guru. Kemudian metode mengajar yang dipakai guru dalam mengajarkan materi IPS kurang menarik. Sehingga pembelajaran terkesan
monoton dan guru kurang memberi motivasi untuk belajar IPS. Kurangnya motivasi belajar di kelas VII-1 SMP Dua Mei dapat terlihat
oleh beberapa faktor yaitu, sebagian besar siswa kurang menunjukkan partisipasi di dalam kelas seperti menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru atau bertanya kepada guru apa yang belum dipahami. Kemudian kurang menunjukkan ketekunan dalam menghadapi tugas dari guru, cepat putus asa
dalam menghadapi kesulitan belajar, cepat bosan dalam kegiatan belajar mengajar, dan tidak senang dalam mencari dan memecahkan masalah soal-
soal. Berdasarkan hasil kegiatan pengamatan di kelas VII-1 SMP Dua Mei
Ciputat tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah yang mengakibatkan hasil belajar siswa juga menjadi rendah. Asumsi dasar
yang menyebabkan motivasi belajar yang belum maksimal adalah pemilihan metode pembelajaran dan kurangnya peran serta keaktifan siswa dalam
KBM. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar KBM lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Metode pembelajaran
yang digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Siswa yang aktif dalam KBM cenderung lebih aktif dalam bertanya dan menggali
informasi dari guru maupun sumber belajar yang lain sehingga cenderung memiliki pencapaian kompetensi belajar yang lebih tinggi. Siswa yang kurang
aktif cenderung pasif dalam KBM, mereka hanya menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru sehingga memiliki pencapaian kompetensi belajar yang
kurang maksimal. Maka untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan pendekatan
pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS. Dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa khususnya
bidang studi IPS, guru harus lebih dapat memahami kesulitan belajar siswa.