Remedial Yesus Memanggil Orang Berdosa

104 | Buku Guru Kelas V SD Tujuan 1. Dengan mendalami Matius 27:1-28:10 peserta didik dapat menjelaskan makna wafat Yesus 2. Dengan mendalami Matius 27:1-28:10 peserta didik dapat menjelaskan makna kebangkitan Yesus 3. Dengan mendalami pengalaman hidupnya peserta didik dapat menjelaskan makna sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus bagi hidupnya Bahan Kajian 1. Kisah hidup salah seorang pahlawan 2. Kisah Mat 26:26-29 3. Kisah Mat 27:1- 28:10 4. Pengalaman hidup peserta didik dan guru berkaitan dengan pengorbanan Sumber Belajar 1. Kitab Suci Mat 26:26- 29 2. Kitab Suci Mat 27:1- 28:10 3. Doa Bapa Kami 4. Komkat KWI. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas V. Yogyakarta: Kanisius, 2010. 5. Komkat KWI. Seri Murid-Murid Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas V. Yogyakarta: Kanisius, 2006. 6. Konferensi Waligereja Indonesia KWI. Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius, 1996. 7. Embuiru, Herman SVD penerjemah dan disyahkan oleh Propinsi Gerejani Ende. Katekismus Gereja Katolik. Ende: Propinsi Gerejani Ende, 1995. 8. Achmad Effendi. Teuku Umar. Tanpa data penerbitan. Uraian bersumber dari buku “Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan”, oleh Badan Pembina Pahlawan Pusat, 1972. Pendekatan Kateketis dan saintifik Metode Observasi, diskusi, cerita, informasi, refleksi Waktu 4 jam pelajaran 4 x 35 menit Pemikiran Dasar Di tengah masyarakat dikenal banyak orang-orang yang disebut pahlawan. Para pahlawan adalah orang-orang yang gigih berjuang, rela berkorban demi Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti | 105 masyarakat, bangsa, dan tanah airnya. Mereka melawan para penjajah, penindas, dan pembuat tidak adil. Mereka rela mati demi kemerdekaan, demi keadilan, dan demi martabat kemanusiaan. Demikian pula Yesus. Yesus menentang segala ketidakadilan dan segala kebobrokan di masyarakatnya. Tidak hanya itu Yesus banyak berbuat baik bagi orang-orang miskin, menderita, dan tersingkir di masyarakat-Nya. Bagi masyarakat Yahudi segala hal yang tidak baik penyakit, penderitaan, dan kemiskinan dipercaya sebagai akibat dosa. Maka tindakan-tindakan Yesus bagi orang-orang miskin, menderita dan tersingkir dipahami sebagai tindakan pengampunan dosa atau penyelamatan. Namun demikian tindakan Yesus itu oleh para pemimpin agama dianggap sebagai menghujat Allah. Sebuah tindakan yang tidak terampuni. Maka para pemimpin bangsa Israel sepakat untuk membunuh Yesus. Bangsa Yahudi dibawah penjajahan Romawi. Karena itu bangsa Yahudi tidak boleh memberikan hukuman mati. Yang boleh menghukum mati adalah pemerintahan Romawi. Maka pemimpin bangsa Yahudi membawa Yesus ke Ponsius Pilatus untuk dimintakan hukuman mati. Meskipun pada awalnya Pontius Pilatus tidak setuju dengan hukuman itu, akhirnya memberikan juga. Yesus disiksa, dipaksa memanggul salib hingga akhirnya mati disalib. Bagi masyarakat Yahudi mati muda dianggap sebagai kutukan dari Allah. Maka yang dapat menghilangkan kutukan hanya Allah. Yesus pada hari ketiga bangkit, hidup kembali dengan mulia. Kebangkitan Yesus berarti menolak kutukan Allah. Itu berarti segala ucapan dan tindakan Yesus dibenarkan oleh Allah. Sengsara dan wafat Yesus merupakan pengorbanan yang membuahkan pengampunan dan penyelamatan bagi manusia. Sebagaimana Ia nyatakan dalam perjamuan terakhir. Yesus wafat untuk keselamatan manusia. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan

1. Doa

Allah Bapa di surga, kami mengucap syukur kepada-Mu atas segala anugerah- Mu yang kami alami hingga saat ini. Kami mohon terangilah pikiran dan hati kami agar kami dapat belajar dengan baik. Kami mau belajar tentang sengsara, wafat dan kebangkitan Putera-Mu semoga proses belajar kami ini mampu menguatkan iman kami kepada-Mu. Demi Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

2. Apersepsi

Guru dapat menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan pembelajaran yang lalu, misalnya: 106 | Buku Guru Kelas V SD 1 Ceritakan kisah Yesus menumpang di rumah Zakheus 2 Mengapa Yesus menumpang di rumah Zakheus 3 Apa yang dilakukan zakheus setelah dikunjungi Yesus? Mengapa? Lalu menghubungkan dengan pembelajaran ini, yakni: Yesus dianggap banyak menentang hukum Yahudi bahkan Ia mengatakan mengampuni dosa, yang oleh orang Yahudi dianggap menghujat Allah dan tak terampuni, maka para pemimpin Yahudi berusaha menangkap dan mengajukan ke pengadilan hingga mati disalib. Langkah Pertama: Mendalami Pengalaman Hidup Seorang Pahlawan. 1. Menyusun Sinopsis Kisah Salah Satu Pahlawan Guru memberikan tugas pada para murid untuk mencari, membaca dan membuat sinopsis ringkasan kisah salah satu pahlawan. Salah satu sinopsis dibacakan di kelas. Sinopsis Pahlawan Teuku Umar Teuku Umar bertempat tinggal di Meulaboh, bagian barat Aceh, anak dari Teuku Mahmud. Ia seorang pemberani. Kegemarannya melakukan pengembara- an. Pada usia sekitar 16 tahun Teuku Umar mengembara selama dua tahun tanpa meminta nafkah dari orangtuanya. Selama pengembaraannya ia belajar berbagai ilmu, termasuk pencak silat. Dari berbagai pengembaraannya, Teuku Umar semakin cinta pada tanah airnya. Pada thun 1871 Inggris dan Belanda membuat perjanjian Sumatra. Isi perjanjian itu yang terpenting adalah bahwa Belanda boleh bebas bergerak di dalam daerah Aceh. Rakyat Aceh sangat marah mengetahui isi perjanjian tersebut. Seluruh rakyat Aceh merasa bahwa perjanjian antara orang-orang Belanda dengan Inggris itu adalah perbuatan yang merampas kemerdekaan rakyat Aceh. Kemarahan itu sebenarnya sudah lama terjadi yaitu kira-kira tahun 1857 ketika daerah Siak mulai diduduki Belanda. Teuku Umar beserta seluruh rakyat bertekad mengusir para penjajah itu. Mereka berunding dan sepakat mengangkat Nanta Satia Sebagai pemimpin tertinggi perjuangan Kemerdekaan. Nanta Satia adalah hulubalang VI Mukim Aceh Besar. Dan perang akan dikobarkan di daerah VI Mukim dalam tahun 1873. Teuku Umar pada waktu itu berumur 19 tahun, sebelum berangkat berperang ia pamitan kepada orangtuanya. Orangtuanya sangat terharu dan bangga. Pada waktu perang berkobar prajurit-prajurit Aceh sangat bersemangat. Meskipun persenjataan mereka kalah dari persenjataan Belanda. Tentara Belanda mulai kewalahan menghadapi rakyat Aceh yang mahir hidup di hutan. Mengingat pengalaman itu, Belanda mulai meningkatkan kemampuan dalam bertempur di medan hutan. Berkat latihan itu Belanda mulai menguasai medan perang. Tentara dan rakyat Aceh mengalami kekalahan.