Kisah Elisabet yang Tetap Percaya

Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti | 77 orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: “Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya.” Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya.” Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu. Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: ”Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.”

2. Kisah Maria Menerima Kabar Gembira

Dilanjutkan dengan kisah berikut Maria Menerima Kabar Gembira Luk 1:26-56 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak 78 | Buku Guru Kelas V SD yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia

3. Tanya jawab

Guru mengajak peserta didik untuk mendalami isi dan pesan kitab suci, dengan mengajukan beberapa pertanyaan. 1 Apa yang diharapkan Zakharia dan Elisabet sampai masa tuanya? 2 Secara manusiawi, mungkinkah Elisabet mempunyai anak? 3 Bagaimana Elisabet mempunyai anak? 4 Kabar apa yang disampaikan oleh Malaikat kepada Maria? 5 Bagaimana sikap Maria?

4. Peneguhan dan Rangkuman

Berdasarkan jawaban peserta didik, guru memberikan peneguhan dan rangkuman. Sebagai perempuan Yahudi, Elisabet tentu merindukan kehadiran anak di tengah keluarganya. Bagi perempuan Yahudi kemandulan merupakan aib, yang menempatkan perempuan pada kehinaan. Derita Elisabet makin bertambah, ketika ia semakin tua. Tapi, Elisabet dan Zakharia tidak pernah putus asa. Berdoa dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah merupakan sikap hidup mereka. Secara manusiawi, Kondisi fisik dan usia Elisabet tidak mungkin untuk mengandung dan melahirkan seorang anak. Tetapi apa yang tidak mungkin secara manusiawi, menjadi nyata bagi Allah. Kabar sukacita yang tidak terukur oleh kemampuan kemanusiaannya, membuat Zakharia bisu. Elisabet mengandung dan melahirkan seorang anak, membuktikan bahwa Allah berkenan kepadanya. Elisabet yang menanggung aib kemandulan, kehinaan dan penderitaan, diangkat oleh Allah sebagai perempuan pilihan. Hal serupa dialami Maria, ketika menerima kabar sukacita dari Malaikat Tuhan. Jawaban Maria : “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah kepadaku menurut perkatanMu” menunjukkan sikap iman, ketaatan dan kerendahan hati Maria. Langkah Ketiga : Refleksi dan Membangun Niat

1. Refleksi Pribadi

Guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan kehidupan iman serta kehidupan doanya, dengan menulis jawaban atas pertanyaan di bawah ini: