Pengantar dan apersepsi Mengamati Gambar atau Foto

Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti | 29 Dari pengamatan tersebut, guru mengajak peserta didik untuk menyampaikan pendapat, kesan, tanggapan atau pertanyaan mengenai gambar atau foto yang mereka lihat.

2. Tanya Jawab

Untuk mendalami dan menemukan pemahaman yang lebih luas, guru dapat memberikan beberapa pertanyaan: 1 Kegiatan apa yang biasa dilakukan oleh kaum perempuan di lingkungan masyarakat kita? 2 Kegiatan apa yang biasa dilakukan oleh kaum laki-laki di lingkungan masyarakat kita? 3 Sebutkan beberapa kegiatan perempuan yang mungkin dilakukan oleh laki-laki? 4 Sebutkan beberapa kegiatan laki-laki yang mungkin dilakukan oleh perempuan? 5 Apakah ada kegiatan laki-laki yang tidak mungkin dilakukan oleh perempuan dan sebaliknya? Beri keterangan 6 Bagaimana pandangan masyarakat di sekitarmu, terhadap laki-laki dan perempuan? setujukah kamu terhadap pandangan masyarakat? Beri penjelasan

3. Peneguhan

Guru dapat memberi peneguhan, sebagai berikut: 1 Setiap masyarakat dan budaya memiliki pandangan yang berbeda- beda mengenai kedudukan laki-laki dan perempuan. Pandangan masyarakat dan budaya memengaruhi kebiasaan atau kegiatan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. 2 Sebagian masyarakat berpandangan bahwa derajat perempuan lebih rendah dari laki-laki. Kaum perempuan cukup bekerja di dapur, mengurus rumah, merawat anak-anak, dan melakukan kegiatan di dalam rumah. Dalam pandangan ini, perempuan tidak perlu sekolah atau menempuh pendidikan yang tinggi. Sementara laki-laki haruslah berpendidikan tinggi, bekerja dan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. 3 Pandangan lain menegaskan bahwa derajat perempuan lebih tinggi dari kaum laki-laki. Menurut pandangan ini, perempuan tidak perlu bekerja keras, karena pekerjaan dan nafkah mutlak menjadi tanggungjawab kaum laki-laki. Perempuan seolah menjadi perhiasan dan atasan. Disebut perhiasan karena perempuan seolah tidak boleh kotor, dan disebut atasan, karena laki-laki harus tunduk dan taat kepada perempuan. 30 | Buku Guru Kelas V SD 4 Secara umum, masyarakat dewasa ini memandang laki-laki dan perempuan memiliki martabat dan derajat yang sama. Laki-laki dan perempuan memiliki hak serta kesempatan yang sama untuk meraih cita-cita dan mengembangkan kemampuan mereka. Maka, selain bersifat kodrati, perempuan dan laki-laki dapat melakukan kebiasaan serta kegiatan yang sama. Misalnya bermain sepak bola, menjadi tentara, bekerja sebagai sopir bus atau berprofesi sebagai montir, kini bukan lagi merupakan pekerjaan laki-laki semata. Sebaliknya, laki-laki pun bisa merawat bayi, memasak, mencuci pakaian, menjahit pakaian dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama, meskipun terdapat kebiasaaan dan kegiatan yang tidak mungkin diubah, yaitu kebiasaan dan kegiatan yang terkait dengan kodrat sebagai laki-laki atau perempuan. Misalnya menyusui bayi, tidak mungkin dilakukan oleh laki-laki. Langkah Kedua: Membaca dan Mendalami Cerita Kitab Suci 1. Membaca dan Mendengarkan Cerita Kitab Suci Guru mengajak peserta didik untuk membaca atau mendengarkan cerita Kitab Suci berikut ini: Perempuan dan Laki-laki Sepadan Bdk. Kej 1: 26-27; 2: 18, 20-23 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, diciptakan-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.