Diskusi Kelompok : mendalami arti pertumbuhan atau perkembang-

14 | Buku Guru Kelas V SD Langkah Kedua: Menemukan Arti Perkembangan Menurut Kitab Suci 1. Membaca Cerita Kitab Suci Guru mengajak peserta didik untuk membaca atau mendengarkan cerita Kitab Suci berikut ini: Perumpamaan Tentang Talenta Bdk. Mat 25: 14-30 Ada seorang tuan yang mau mengadakan perjalanan jauh ke luar negeri. Sebelum berangkat, ia memanggil hamba-hambanya dan memberikan uang kepada mereka masing-masing. Kepada orang pertama ia memberikan lima talenta. Orang yang kedua diberikannya dua talenta, dan yang seorang lagi diberikannya satu talenta. Semuanya diberikan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Setelah itu, pergilah tuan itu ke luar negeri. Sesudah menerima uang itu, maka pulanglah hamba-hamba itu ke rumahnya masing-masing. Hamba yang menerima lima talenta langsung menjalankan uang itu dan mendapat laba lima talenta. Hal yang sama dibuat juga oleh hamba yang menerima dua talenta, sehingga ia memperoleh laba dua talenta lagi. Tetapi hamba yang menerima satu talenta menyembunyikan uang itu dalam tanah. Lama kemudian, pulanglah tuan itu dari luar negeri. Ia memanggil hamba- hambanya untuk mengadakan perhitungan dengan mereka, maka datanglah hamba pertama yang menerima lima talenta. Ia menyerahkan kembali uang kepada tuannya sambil berkata: “Tuan, ini uang lima talenta yang Tuan percayakan kepadaku; lihat aku telah beroleh laba lima talenta.” Kata tuannya: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Sesudah itu datanglah hamba yang kedua menerima dua talenta. Ia berkata kepada tuan itu: “Tuan, ini uang dua talenta yang Tuan percayakan kepada saya; lihat aku telah beroleh laba dua talenta.” Kata tuannya: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Yang terakhir, datanglah hamba ketiga yang menerima satu talenta. Dengan takut-takut ia berkata kepada tuannya: “Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam, yang menuai di mana Tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan itu di dalam tanah, ini kepunyaan Tuan.” Maka marahlah tuan itu: “Hai kamu hamba yang jahat dan malas. Jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur dan memungut