Pengantar dan apersepsi Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Israel

66 | Buku Guru Kelas V SD Langkah Pertama: Keserakahan sebagai Salah Satu Penyebab Runtuhnya Suatu Bangsa

1. Membaca dan Mendengarkan Cerita

Guru mengajak peserta didik untuk membaca atau mendengarkan cerita berikut ini: Tujuh Buli-Buli Emas Seorang tukang cukur sedang berjalan di bawah sebatang pohon yang angker, ketika ia mendengar suara yang berkata: ‘Inginkah engkau mempunyai emas sebanyak tujuh buli-buli?’ Tukang cukur itu melihat kiri kanan dan tidak tampak seorang pun. Tetapi nafsu lobanya timbul, maka dengan tak sabar ia menjawab lantang: ‘Ya, aku ingin’ ‘Kalau begitu, pulanglah segera ke rumah,’ kata suara itu. ‘Engkau akan menemukannya di sana.’ Si tukang cukur cepat-cepat berlari pulang. Sungguh, ada tujuh buli-buli penuh emas, kecuali satu yang hanya berisi setengah saja. Si tukang cukur tak bisa melepaskan pikiran, bahwa satu buli-buli hanya berisi setengah saja. Ia ingin sekali untuk segera mengisinya sampai penuh. Sebab jika tidak, ia tidak akan bahagia. Seluruh perhiasan milik anggota keluarganya disuruhnya dilebur menjadi uang emas dan dimasukkannya dalam buli-buli yang berisi setengah itu. Tetapi buli-buli itu tetap berisi setengah seperti semula. Ini menjengkelkan Ia menabung, menghemat dan berpuasa sampai ia sendiri dan seluruh keluarganya kelaparan. Namun demikian, sia-sia belaka. Biarpun begitu banyak emas telah dimasukkannya ke dalam, buli-buli itu tetap berisi setengah saja. Pada suatu hari ia minta kenaikan gaji kepada raja. Upahnya dilipatduakan. Sekali lagi ia berjuang untuk mengisi buli-buli itu. Bahkan ia sampai mengemis. Namun buli-buli itu tetap menelan setiap mata uang emas yang dimasukkan dan tetap berisi setengah. Raja mulai memperhatikan, betapa tukang cukur itu tampak kurus dan menderita. ‘Kau punya masalah apa?’ tanya sang raja. ‘Kau dulu begitu puas dan bahagia waktu gajimu kecil saja. Sekarang gajimu sudah lipat dua, namun kau begitu muram dan lesu. Barangkali kau menyimpan tujuh buli-buli emas itu?’ Tukang cukur terheran-heran. ‘Siapakah yang menceritakan hal itu kepada Paduka, ya Tuanku Raja?’ Raja tertawa seraya berkata: ‘Tindak-tandukmu jelas menampakkan gejala- gejala yang terdapat pada semua orang yang ditawari tujuh buli-buli emas oleh setan. Ia pernah menawarkannya juga kepadaku. Aku bertanya, apakah uang itu boleh dipergunakan atau semata-mata untuk disimpan. Namun ia terus menghilang tanpa berkata apa-apa. Uang itu tidak bisa digunakan, tetapi hanya memaksa orang supaya mau menyimpannya. Lekas kembalikanlah uang itu pada setan. Pastilah engkau akan bahagia kembali’ Pendidikan Agama Katholik dan Budi Pekerti | 67 Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994

2. Menggali Tanggapan, Kesan dan Pertanyaan dari Peserta Didik

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan kesan, tanggapan atau pertanyaan mengenai cerita tersebut. Atas kesan, tanggapan serta pertanyaan, guru dapat memberikan ulasan serta keterangan secukupnya.

3. Mendalami Cerita

Untuk membantu menemukan hubungan antara cerita di atas dengan situasi bangsa Indonesia, guru dapat mengajukan pertanyaan pengarah : 1 Sikap apa yang ditunjukkan oleh Si Tukang Cukur setelah menerima tawaran tujuh buli-buli emas dari setan? 2 Mengapa Si Tukang Cukur tidak pernah merasa puas? 3 Beri contoh nyata mengenai orang-orang yang serakah dan tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki, di lingkungan masyarakat kita 4 Pelajaran apa yang dapat kita petik dari cerita tersebut?

4. Peneguhan

Berdasarkan Tanya jawab tersebut, guru memberikan peneguhan : Setelah menerima tujuh buli-buli emas, Si Tukang Cukur menjadi serakah dan tamak. Ia tidak pernah puas, jika ketujuh buli-bulinya tidak penuh semua dengan emas. Ia tidak bahagia dan tidak mampu bersyukur dengan apa yang ia peroleh, sebaliknya dengan segala cara, ia menumpuk harta kekayaan. Sikap serakah, tamak, tidak pernah puas, menumpuk harta kekayaan, dan menghalalkan segala cara, adalah sikap-sikap yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia yang kaya raya dan memiliki sumber daya alam yang melimpah, kini menghadapi krisis serta terancam runtuh. Salah satu penyebabnya sikap serakah, tidak pernah puas dan memperkaya diri. Hal itu tercermin dengan maraknya korupsi di berbagai segi kehidupan. Jika kita tidak mampu mengubah sikap, Indonesia akan runtuh. Pengalaman orang kaya tadi memberi pelajaran kepada kita supaya kita selalu ingat dan akrab bergaul dengan Allah. Allah adalah sumber kebahagiaan sejati. Langkah Kedua: Membaca dan Mendengarkan Cerita Kitab Suci 1.