Ruang Lingkup Penelitian Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan pada Pekerja Pembuatan Pipa dan Menara Tambat Lepas Pantai (EPC3) di Proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013

Suma’mur 1999 mendefinisikan kelelahan kerja sebagai aneka keadaan yang disertai dengan penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja serta lambatnya merespon suatu keadaan yang dapat disebabkan oleh kelelahan yang sumber utamanya adalah kelelahan visual indera penglihatan, kelelahan fisik umum, kelelahan syaraf, kelelahan oleh lingkungan yang monoton dan kelelahan oleh lingkungan yang bersifat kronis atau terus menerus sebagai faktor secara menetap. Kejadian kelelahan pada pekerja ini dapat dilihat dari adanya perlambatan pada proses faal syaraf dan otot yang ditandai dengan pemanjangan waktu reaksi. L.R Hartley dalam artikel Fatigue and Driving juga menyimpulkan bahwa kelelahan merupakan suatu keadaan dimana individu menyatakan bahwa dirinya tidak ingin melanjutkan tugas lagi, dikarenakan tuntutan tugas yang harus dikerjakan meningkat dan membuat kinerja mereka menurun Karwowski, 2001. Sedangkan Bridger 2003 mendeskripsikan kelelahan menjadi tiga definisi umum, yang pertama yaitu kelelahan merupakan kantuk kelelahan yang disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan adanya gangguan irama sirkadian, kelelahan juga disebut dengan “capek” karena melakukan aktivitas fisik yang berat atau berlebih dan juga mengacu pada kelelahan mental akibat melakukan pekerjaan yang sama berulang-ulang.

B. Gejala Kelelahan

Kelelahan memang mudah untuk dihilangkan, dengan istirahat yang cukup perasaan lelah akan segera hilang. Namun, kelelahan yang terjadi secara terus menerus akan berakibat pada kelelahan yang bersifat kronis Suma’mur, 2009. Oleh sebab itu, baik tenaga kerja ataupun pengusaha perlu mengetahui kejadian kelelahan yang dapat dikenali dengan melihat gejala kelelahan. Adapun gejala kelelahan menurut Suma’mur 2009 adalah sebagai berikut: 1. Perasaan berat dikepala 2. Menjadi lelah seluruh badan 3. Kaki merasa berat 4. Menguap 5. Pikiran terasa kacau 6. Menjadi Mengantuk 7. Merasakan beban pada mata 8. Kaku dan canggung dalam gerakan 9. Tidak seimbang ketika berdiri 10. Ingin berbaring 11. Susah dalam berpikir 12. Lelah berbicara 13. Menjadi gugup 14. Tidak dapat berkonsentrasi 15. Tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu 16. Cenderung untuk lupa 17. Kurang kepercayaan 18. Cemas terhadap sesuatu 19. Tidak dapat mengontrol sikap 20. Tidak dapat tekun dalam pekerjaan 21. Sakit kepala 22. Bahu terasa kaku 23. Punggung terasa nyeri 24. Pernafasan terasa tertekan 25. Haus 26. Suara Serak 27. Merasa pening 28. Spasme dari kelopak mata 29. Tremor pada anggota badan 30. Merasa kurang sehat

C. Mekanisme Kelelahan

Perasaan kelelahan merupakan reaksi fungsionil dari cortex cerebri yang merupakan pusat kesadaran yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistik, yaitu sistem penghambat atau inhibisi yang terdapat di dalam thalamus yang berfungsi menurunkan kemampuan manusia dalam bereaksi dan membuat seseorang ingin beristirahat atau tidur. Serta sistem penggerak atau aktivasi yang terdapat di dalam formatio retikularis yang bekerja merangsang pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan dalam tubuh untuk bekerja, melarikan diri dan lain- lain Suma’mur, 2009. Keadaan seseorang sangat dipengaruhi oleh kedua sistem tersebut yang bekerja secara berlawanan protagonis. Jika sistem penghambat lebih kuat, maka seseorang akan merasakan kelelahan dan penyesuaian trofotropik akan beraksi sehingga tindakan organ motorik akan menurun. Begitu juga sebaliknya, jika sistem penggerak bekerja secara dominan, maka seseorang akan merasa segar, penyesuaian ergotropik berjalan dan terdapat ketersediaan organ motorik untuk bekerja Sastrowinoto, 1985.