Pekerjaan Monoton Faktor- Faktor Penyebab Kelelahan

12. Waktu Kerja

WORKCOVER 2008 Suma’mur 1999 OHS, 2003 Kroemer dan Grandjean, 1997. Waktu kerja adalah lamanya waktu yang dihabiskan pekerja melakukan pekerjaan dalam satu hari. Lamanya seseorang bekerja secara baik pada umumnya adalah 6-8 jam setiap harinya, sedangkan sisanya 16- 18 jam dapat digunakan untuk bersosialisasi dengan keluarga, istirahat, tidur dan lain- lain Suma’mur, 2009. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8 jam. Memperpanjang waktu kerja akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja Tarwaka dkk, 2004. Waktu kerja akan menentukan status kesehatan seseorang, efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerjanya. Suma’mur 1999 menyatakan bahwa produktivitas mulai menurun setelah empat jam bekerja terus menerus apapun jenis pekerjaannya yang disebabkan oleh menurunnya kadar gula di dalam darah. Itulah sebabnya istirahat sangat diperlukan minimal setengah jam setelah empat jam bekerja terus menerus agar pekerja memperoleh kesempatan untuk makan dan menambah energi yang diperlukan tubuh untuk bekerja. Semakin lama durasi dan insentisas dalam bekerja, maka perasaan kelelahan akan semakin besar dirasakan oleh pekerja Kroemer dan Grandjean, 1997.

13. Shift Kerja

WORKCOVER, 2008 OHS, 2003 Shift kerja adalah periode waktu dimana suatu kelompok pekerja dijadualkan bekerja pada tempat kerja tertentu Maurits dan Widodo, 2008. Dalam upaya menghasilkan produksi yang berkesinambungan, suatu perusahaan terkadang mempekerjakan karyawannya dalam sistem shift selama 24 jam. Adapun yang termasuk dalam kriteria kerja shift adalah apabila terdapat pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerja yang normal, yaitu diluar pukul 07.00 sampai 18.00 Workcover NSW, 2008. Shift kerja memiliki berbagai macam dampak negatif yang salah satunya adalah kelelahan. Kelelahan karena pengaruh shift kerja dapat menyebabkan kesulitan konsentrasi dalam bekerja, meningkatkan resiko kesalahan human error, berdampak kepada kualitas kerja dan kecepatan kerja, dan akhirnya menyebabkan kecelakaan kerja Kodrat, 2011. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kecelakaan banyak terjadi pada shift malam sehubungan dengan gangguan pada irama sirkadian Lerman et al, 2012. Pekerja yang bekerja pada shift malam tentu lebih mudah merasa lelah dan mengantuk, karena pekerja sudah terbiasa bekerja di pagi hari dan memiliki pola kantuk dan tidur tertentu, yang tentu butuh penyesuaian jika harus berganti ke shift malam Kodrat, 2011. Seseorang yang memutuskan untuk bekerja melawan pengaturan biologis untuk tidur dan dengan waktu yang panjang akan mengganggu worker’s body clock dan menimbulkan kelelahan Workcover NSW, 2008.