karbondioksida terganggu sehingga terjadi akumulasi karbondioksida dalam tubuh yang menyebabkan kelelahan. Terganggunya proses
tersebut karena jaringan otot paru-paru terkena radang. d.
Tekanan Darah Rendah: Pada penderita tekanan darah rendah, kerja jantung dalam memompa darah ke bagian tubuh yang membutuhkan
kurang maksimal dan lambat sehingga kebutuhan oksigennya tidak terpenuhi, sehingga proses kerja terhambat karena kurangnya
ketersediaan oksigen. e.
Tekanan Darah Tinggi: Tekanan darah tinggi menyebabkan kerja jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung membesar dan tidak lagi
mampu memompa darah untuk diedarkan keseluruh tubuh. Sehingga terjadi sesak nafas akibat pertukaran oksigen O
2
terhambat. Pada penderita hipertensi aliran darah pada otot ketika berkontraksi sangat
terbatas, otot menekan pembuluh darah sehingga oksigen yang dibawa berkurang dan memungkinkan terjadinya kelelahan Santoso, 2004.
f. Penyakit Paru: Pada penyakit paru, oksigen O
2
dan karbondioksida CO
2
terganggu sehingga banyak yang tertimbun yang akhinya akan menyebabkan seseorang cepat mengalami kelelahan.
g. Masalah Psikologis: Tenaga kerja yang sehat adalah tenaga kerja yang
produktif, sehingga kesehatan psikis perlu diperhatikan untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Tenaga kerja yang mempunyai masalah
psikologis amatlah mudah mengidap suatu bentuk kelelahan kronis
Budiono dkk, 2003. Stres yang timbul saat pekerjaan, maka akan dapat menimbulkan kelelahan saat bekerja Bridger, 2003.
5. Lama Tidur
WORKCOVER, 2008 OSHS, 2003 OHS, 2003 Kroemer dan Grandjean, 1997.
Menurut Occupational Safety and Health 2003 hal-hal yang dapat menghilangkan perasaan kelelahan seseorang diantaranya adalah waktu
istirahat atau lama tidur. Tidur merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi dengan baik. Rata-rata
orang dewasa sehat membutuhkan lama tidur sekitar 7-8 jam tiap malam Kozier et al, 2008. Tidur dimalam hari ataupun waktu bebas disiang hari
memberikan kontibusi bagi istirahat psikis dan fisik sehingga kesehatan dan efisiensi tubuh terjaga dan kejadian kelelahan dapat dihilangkan Budiono
dkk, 2003. Nadia 2009 menyatakan bahwa pencegahan kelelahan pada tenaga
kerja yang paling baik dilakukan adalah dengan mengelola jam kerja, lama tidur dan mengelola bahaya yang terkait dengan kelelahan. Penelitian Nadia
2009 menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan proporsi kelelahan antara responden yang memiliki jam tidur optimal dengan responden yang tidak
memiliki lama tidur optimal. Responden yang tidak memiliki jam tidur yang optimal memiliki peluang 4 kali lebih besar untuk mengalami kelelahan
dibandingkan dengan responden dengan lama tidur optimal.
6. Status Perkawinan
WORKCOVER, 2008 Seseorang yang sudah menikah dan memiliki keluarga maka akan
mengalami kelelahan akibat kerja dikarenakan waktu setelah bekerja digunakan untuk melayani anak dan istrinya, bukan untuk beristirahat
Puspita, 2009. Selain itu, pekerja yang memiliki tanggung jawab khusus, dalam hal ini seorang suami atau istri akan memiliki tanggung jawab lebih
dalam memenuhi kebutuhan keluarga Workcover NSW, 2008. Penelitian Mauludi 2009 yang dilakukan pada 100 pekerja di proses
produksi kantong semen pbd paper bag division PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, didapatkan Pvalue sebesar 0,045 yang berarti terdapat
hubungan bermakana antara status perkawinan dengan kelelahan. 7.
Konsumsi Alkohol dan Obat-obatan
WORKCOVER 2008 bridger,2003
Dapat diketahui bahwa obat-obatan dan alkohol dapat menyebabkan gangguan koordinasi bagi penggunanya Astrand dan Rodahl, 1970.
Dengan mengkonsumsi alkohol, detak jantung akan meningkat, pembuluh darah di lengan dan kulit melebar, dan tekanan darah menurun. Sedangkan
jika mengkonsumi alkohol secara rutin, maka akan menyebabkan kesulitan bergerak, berbicara dan berkonsentrasi, kemudian akan berlanjut pada
kejadian kelelahan yang berkombinasi dengan keadaan muak atau cepat bosan, sakit perut, pusing, meningkatnya sensitivitas pada suara dan menjadi
marah Hanson dan Venturelli, 1983.