Pencahayaan Ventilasi Faktor- Faktor Penyebab Kelelahan

nomor 18 tahun 1999 dapat didefinisikan sebagai layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi . Sampai saat ini, Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 terutama di sektor konstruksi masih memprihatinkan. Data Kemenakertrans menyebutkan bahwa kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada tahun 2010 sektor kontruksi tercatat sebanyak 65.000 kasus kecelakaan kerja antaranews.com. Kecelakaan yang sering terjadi tersebut 85 nya diakibatkan oleh faktor manusia Endroyo, 2010.

J. Kerangka Teori Penelitian

Kelelahan memiliki beragam penyebab yang berbeda-beda. Menurut Kroemer dan Grandjean 1997 mengelompokkan penyebab kelelahan menjadi intensitas kerja fisik dan mental, faktor lingkungan, circadian rhythm status kesehatan, keadaan gizi, serta problem fisik seseorang yang berasal dari adanya tanggung jawab, konflik dan kekhawatiran. Selain dari penyebab kelelahan yang telah disebutkan, Suma’mur 1999 menambahkan bahwa kelelahan juga dapat disebabkan oleh faktor monotoni. Sedangkan Bridger 2003 juga menyebutkan secara rinci penyebab menurunnya kapasitas kerja seseorang karena perasaan kelelahan yang berasal dari faktor personal seperti umur, status gizi, jenis kelamin, konsumsi rokok dan alkohol, status gizi, gaya hidup dan motivasi serta dari faktor lingkungan di tempat kerja seperti kualitas udara, ventilasi, kebisingan, dan iklim kerja panas dan dingin. Untuk lebih mudahnya, faktor yang mempengaruhi kelelahan dapat dilihat pada gambar kerangka teori dibawah ini: Bagan 2.1. Kerangka Teori Penelitian Sumber: Kroemer dan Grandjean 1997, Suma’mur 1999 dan Bridger 2003 Status Gizi Getaran Lama Tidur Tekanan Panas Shift Kerja Waktu Kerja Status Kesehatan Status Perkawinan Alkohol dan Obat-obatan Kebiasaan Merokok Masa kerja Pekerjaan Monoton Beban Kerja Umur Jenis Kelamin Pencahayaan Ventilasi Kelelahan Ergonomis Kebisingan