Keterbatasan Penelitian Gambaran Kelelahan Pada Pekerja

C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Pada Pekerja

1. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang diduga dapat menyebabkan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa menara tambat lepas pantai EPC3 di Proyek Banyu Urip yang digambarkan melalui nilai waktu reaksi. Hasil temuan dalam penelitian ini mengasumsikan bahwa pekerja dengan umur yang lebih tua berpeluang lebih tinggi mengalami kelelahan dibandingkan dengan pekerja yang berumur lebih muda. Berdasarkan hasil uji statistik, dalam tabel 5.10 didapatkan bahwa pekerja yang memiliki umur kategori tua atau 37 Tahun memiliki presentase lebih besar pada tingkat kelelahan kerja berat dibandingkan dengan pekerja yang berumur lebih muda atau ≤ 37 Tahun. Melalui uji Chi Square didapatkan Pvalue sebesar 0,037 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai EPC3 di proyek Banyu Urip, PT Rekayasa Industri Serang-Banten Tahun 2013. Hasil penelitian ini juga ditemukan di penelitian Ihsan dan Salami 2010 yang menunjukan adanya pengaruh umur terhadap kelelahan pada pekerja di pabrik perakitan mobil Indonesia. Keadaan ini juga sebanding dengan penyataan Bridger 2003 bahwa penurunan kapasitas kerja seseorang akibat kelelahan disebabkan oleh adanya fenomena dasar penuaan seperti hilangnya fungsi otot, terjadinya penurunan curah jantung, dan hilangnya kapasitas aerobik. Suma’mur 1999 juga menyatakan bahwa kelelahan yang terjadi sejalan dengan meningkatnya umur seseoraang disebabkan oleh adanya perubahan fungsi faal pada tubuh. Adanya hubungan antara umur dengan kelelahan pekerja dapat terjadi karena aktivitas fisik pada pekerja yang berumur lebih tua tidak memiliki perbedaan dengan yang berumur muda. Dari aktivitas fisik yang dilakukan pekerja, maka akan diperoleh beban kerja baik ringan, sedang ataupun berat yang akan mempengaruhi terjadinya kelelahan pada pekerja. Dalam hal ini, perusahaan tidak melakukan distribusi pekerjaan dan pembatasan beban kerja berdasarkan umur seseoarang. Semua pekerja baik yang berumur tua ataupun muda memiliki pekerjaan dengan beban kerja yang sama. Hal ini disebabkan bahwa pekerja yang berumur tua dianggap memiliki pengalaman dan keahlian yang lebih baik dibandingkan dengan pekerja yang berumur muda. Sehingga pekerja yang berumur tua melakukan pekerjaan diluar kapasitas kerja fisik. Adapun upaya pencegahan kelelahan yang sudah dilakukan perusahaan salah satunya adalah penggunaan alatmesin produksi yaitu dan penyediaan alat angkut dan angkat seperti crane dan forklift untuk mengurangi beban kerja yang diterima pekerja. Selain itu untuk mengurangi kejadian kelelahan pada pekerja di proyek EPC3-Banyu Urip akibat umur, upaya pencegahan yang perlu dilakukan perusahaan yaitu dengan membatasi beban kerja yang diterima pekerja yang lebih tua. Contohnya dengan membatasi paparan kebisingan ataupun tekanan panas yang menjadikan adanya beban tambahan bagi pekerja serta perlu diadakannya kegiatan olahraga seperti kebugaran atau senam fisik setiap minggu untuk menjaga kesehatan dan stamina pekerja.

2. Status Gizi

Status gizi merupakan salah satu faktor individu yang dapat menyebabkan kelelahan pada pekerja. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.11 dapat ditarik kesimpulan bahwa jika dibandingkan antara kelompok dengan kategori status gizi normal dengan tidak normal, yang memiliki perbedaan presentase cukup berarti adalah pada tingkat kelelahan sedang, dimana dari 65 pekerja dengan status gizi normal, 25 pekerja 38,5 mengalami kelelahan sedang. Sedangkan dari 35 pekerja dengan status gizi tidak normal, 20 pekerja 57,1 mengalami kelelahan sedang. Selain itu, ketika dilakukan uji statistik, tidak dapat ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kelelahan pada pekerja. Hasil penelitian ini tidak sebanding dengan pernyataan Wiegand 2009 yang menyatakan bahwa seseorang dengan IMT obesitas atau dengan status gizi tidak normal akan mudah mengalami kelelahan dibandingkan dengan seseorang dengan IMT normal. Supriasa 2002 juga melengkapi bahwa selain seseorang dengan IMT obesitas, seseorang dengan IMT kurus juga akan lebih mudah merasakan kelelahan akibat adanya perubahan fungsi tubuh karena simpanan zat gizi habis dan terjadi kemerosotan jaringan sehingga menyebabkan perubahan biokimia dan rendahnya zat gizi dalam darah berupa rendahnya Hb, serum vitamin A dan Karoten. Perbedaan hasil temuan pada penelitian ini mungkin dapat disebabkan karena terdapat beberapa hal atau faktor lain yang juga memungkinkan dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorang yang kemudian mengakibatkan kelelahan. Namun, hasil penelitian mengenai kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai EPC3 ini ditemukan pula pada penelitian yang dilakukan oleh Virgy 2011 terhadap karyawan di Instalasi Gizi RSUD Pasar Rebo Jakarta Tahun 2011 dan Riyanti 2011 pada pekerja di PT Cosmar Indonesia Serpong Tahun 2011 yang menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan. Tidak adanya hubungan antara status gizi dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai EPC3 salah satunya adalah akibat adanya keterkaitan dengan aktivitas fisik seseorang. Aktivitas fisik akan melahirkan beban kerja yang diterima pekerja yang kemudian erat kaitannya dengan status gizi pekerja Tarwaka dkk, 2004. Oleh sebab itu, dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa pekerja dengan status gizi baiknormal kemungkinan lebih banyak melakukan aktivitas