Gambaran Umum Proyek Offshore Pipeline and Mooring Tower EPC3,

6. Proses Pemasangan Proses pemasangan assembly akan dilaksanakan sesuai dengan gambar dan persyaratan teknis lainnya. 7. Proses penghalusanpenyetelan dengan mesin Proses ini dilakukan dengan mesin. Pekerjaan ini biasanya dilakukan pada produk –produk container crane dan peralatan angkat lainnya. 8. Proses kegiatan blasting Kegiatan blasting bertujuan untuk membersihkan karat –karat dan kotoran yang menempel pada permukaan struktur material. Tujuan lainnya agar semua struktur pipa terlindung dan tahan terhadap air laut atau tidak mudah korosif. 9. Proses Pelapisan Proses pelapisan coating bertujuan untuk melapisi permukaan struktur dari pengaruh lingkungan sehingga dapat memperlambat terjadinya proses korosi. Coating dilakukan pada permukaan pipa terutama yang berada pada zona splash dan bersentuhan langsung dengan air laut dan udara bebas. 10. Proses Pengecatan Kegiatan pengecatan atau painting selain bertujuan untuk pewarnaan digunakan pula untuk mencegah korosi. Pengecatan dilakukan dalam halte dan ruangan khusus namun tidak menutup kemungkinan dilakukan dilahan terbuka pada lokasi perakitan. 11. Proses PerakitanPemancangan Pembentukan menara tambat dilakukan dengan merakit erection satu persatu setiap bagian sampai terbentuk hasil produksi yang diinginkan.

C. Hasil Analisis Univariat

1. Gambaran Kelelahan

Hasil penelitian mengenai gambaran tingkat kelelahan pada pekerja diperoleh dari hasil pengukuran kelelahan dengan Reaction Timer Test. Gambaran kelelahan terbagi menjadi 4 empat kategorik yaitu normal jika waktu reakasi 150,0 – 240,0 mili detik, kelelahan kerja ringan KKR jika waktu reaksi 240,0 - 410,0 mili detik, kelelahan kerja sedang KKS jika waktu reaksi 410 - 580 mili detik dan kelelahan kerja berat KKB jika waktu reaksi ≥ 580 mili detik. Adapun hasil penelitian tentang gambaran kelelahan pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1. Distribusi frekuensi kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai EPC3 di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri , Serang-Banten Tahun 2013 Tingkat Kelelahan Jumlah n Persentase KKR 29 29,0 KKS 45 45,0 KKB 26 26,0 Total 100 100 Data di atas memperlihatkan gambaran tingkat kelelahan pekerja yang cukup bervariasi. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak ada pekerja dalam keadaan normal atau tidak mengalami kelelelahan. Semua pekerja yang menjadi sampel penelitian mengalami tingkat kelelahan yang bervariasi. Tingkat kelelahan yang paling terbanyak adalah KKS yaitu sebanyak 45 pekerja 45 sedangkan tingkat kelelahan yang paling sedikit adalah KKB yaitu sebanyak 26 pekerja 26.

2. Gambaran Umur

Data umur diperoleh dari wawancara pada pekerja dengan menggunakan kuesioner. Pada penelitian ini umur dikategorikan berdasarkan nilai mean pada populasi , yaitu muda jika umur ≤ 37 Tahun dan tua jika umur 37 Tahun. Hasil penelitian mengenai gambaran umur pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2. Distribusi frekuensi umur pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai EPC3 di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah pekerja dalam masing- masing kelompok umur tua dan muda tidak memiliki perbedaan presentase yang cukup tinggi. Dalam tabel 5.2. dapat disimpulkan bahwa Umur Jumlah n Persentase Muda 51 51,0 Tua 49 49,0 Total 100 100 pekerja yang memiliki umur lebih banyak adalah kelompok umur muda yaitu sebanyak 51 pekerja 51.

3. Gambaran Status Gizi

Data status gizi diperoleh dengan cara menghitung Indeks Masa Tubuh IMT setiap pekerja. Hasil perhitungan dikategorikan menjadi 2 dua, yaitu normal jika IMT sebesar 18,5 – 24,9 kgm 2 dan tidak normal jika 18,5 kgm 2 dan ≥ 25 kgm 2 . Hasil penelitian mengenai gambaran status gizi pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.3. Distribusi frekuensi status gizi pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai EPC3 di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pekerja memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 65 pekerja 65.

4. Gambaran Lama Tidur

Data lama tidur diperoleh dari wawancara pada pekerja dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian mengenai gambaran lama tidur pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.4. Status Gizi Jumlah n Persentase Normal 65 65,0 Tidak Normal 35 35,0 Total 100 100 Tabel 5.4. Distribusi frekuensi lama tidur pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai EPC3 di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa lebih banyak pekerja masuk dalam kategori lama tidur buruk, yaitu yang memiliki rata-rata lama tidur kurang dari 7 jam dan lebih dari 8 jam. Pekerja yang memiliki lama tidur buruk sebanyak 53 pekerja 53.

5. Gambaran Status Perkawinan

Data status perkawinan diperoleh melalui wawancara pada pekerja dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian mengenai gambaran status kawin pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.5. Tabel 5.5. Distribusi frekuensi status perkawin pada pekerja pembuatan pipa menara tambat lepas pantai EPC3 di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013 Lama Tidur Jumlah n Persentase Baik 47 47,0 Buruk 53 53,0 Total 100 100 Status Kawin Jumlah n Persentase Tidak Kawin 21 21,0 Kawin 79 79,0 Total 100 100