Pencegahan Kelelahan Kerangka Teori Penelitian

Bagan 2.1. Kerangka Teori Penelitian Sumber: Kroemer dan Grandjean 1997, Suma’mur 1999 dan Bridger 2003 Status Gizi Getaran Lama Tidur Tekanan Panas Shift Kerja Waktu Kerja Status Kesehatan Status Perkawinan Alkohol dan Obat-obatan Kebiasaan Merokok Masa kerja Pekerjaan Monoton Beban Kerja Umur Jenis Kelamin Pencahayaan Ventilasi Kelelahan Ergonomis Kebisingan 61 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini mengacu pada faktor penyebab kelelahan yang terdapat di lingkungan pekerjaan yang diteliti, fakta-fakta kejadian dan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Kerangka konsep terdiri dari variabel bebas independent dan variabel terikat dependent. Variabel bebas terdiri dari umur, status gizi, lama tidur, status perkawinan, konsumsi rokok, masa kerja, tekanan panas dan kebisingan. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan pada pekerja. Adapun variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini, yaitu: 1. Variabel jenis kelamin, tidak diteliti karena mayoritas pekerja berjenis kelamin laki-laki. 2. Variabel status kesehatan, tidak diteliti karena status sehat keadaan fit merupakan persyaratan responden penelitian. Selain itu status sehat merupakan persyaratan dari pihak perusahaan untuk seluruh kontraktor yang bekerja tidak memiliki riwayat penyakit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pekerja dalam keadaan sehat dan tidak memiliki penyakit tertentu. 3. Variabel konsumsi alkohol dan obat-obatan, tidak diteliti karena kemungkinan besar orang yang mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan tidak mengakui hal tersebut untuk menjaga norma budaya Indonesia, sehingga dapat berpotensi bias. 4. Variabel pekerjaan monoton, tidak diteliti karena berdasarkan hasil observasi di lapangan, pekerjaan di Proyek Banyu Urip, EPC3 bukan merupakan pekerjaan monoton disebabkan setiap hari terdapat perubahan pada aktivitas kegiatan. 5. Variabel waktu kerja, tidak diteliti karena semua pekerja melakukan pekerjaan selama 8 jam. 6. Variabel beban kerja, tidak menjadi variabel yang berdiri sendiri, namun perhitungannya digabung bersamaan dengan variabel takanan panas. 7. Variabel shift kerja, tidak diteliti karena saat berlangsungnya penelitian, perusahaan tidak menerapkan shift kerja. 8. Variabel ergonomis, tidak diteliti karena merupakan keterbatasan penelitian akibat adanya keterbatasan waktu dan tenaga dalam penelitian 9. Variabel pencahayaan tidak diteliti karena berdasarkan hasil studi pendahuluan, pencahayaan di siang hari sudah sesuai dengan standar yang berlaku menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1405 Tahun 2002 yaitu lebih dari 1000 lux dan pencahayaan di malam hari menggunakan yard lighting system menggunakan lampu TL dan lampu Halogen 1000 watt. 10. Variabel getaran, tidak diteliti karena tidak ditemukan adanya sumber getaran yang berarti di lingkungan kerja yang memapar pekerja. 11. Variabel ventilasi tidak diteliti karena area produksi memiliki ventilasi terbuka sehingga sirkulasi udara di tempat kerja dirasa sudah baik. Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Umur Status Gizi Lama Tidur Konsumsi Rokok Masa kerja Kebisingan Tekanan Panas Status Perkawinan Kelelahan

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Kelelahan Keadaan melemahnya kondisi fisik dan mental pada pekerja yang dilihat dari adanya perlambatan pada proses faal syaraf dan otot yang ditandai dengan pemanjangan waktu reaksi. Reaction Timer Test Reaction Timer 0 Normal: 150.0 – 240.0 mili detik 1 Kelelahan Kerja Ringan KKR: 240.0 - 410.0 mili detik 2 Kelelahan Kerja Sedang KKS: 410 - 580 mili detik 3 Kelelahan Kerja Berat KKB: ≥ 580 mili detik Koesyanto dan Tunggul, 2005 Ordinal

2. Umur

Jumlah tahun dari awal lahir sampai berlangsungnya penelitian. Wawancara Kuesioner 0 Muda: ≤ 37 Tahun 1 Tua: 37 Tahun Mean Populasi Ordinal

3. Status Gizi

Kondisi keadaan gizi pada pekerja yang diperoleh melalui perhitungan Indeks Masa Tubuh IMT berdasarkan berat badan dan tinggi badan. Pengukuran Langsung Kuesioner, Timbangan, Microtoise, Kalkulator. 0 Normal 18.5 – 24.9 kgm 2 1 Tidak Normal: 18.5 kgm 2 dan ≥ 25 kgm 2 Depkes RI 2004 Ordinal