Pengukuran Kualitas dan Kuantitas Kerja

didapatkan informasi mengenai kegunaan fungsi sistem syaraf yaitu atensi, kemampuan proses persepsi dan proses kecepatan reaksi. Kelebihan dari pengukuran kelelahan dengan Reaction Timer diantaranya adalah mudah dilakukan, tidak memerlukan keahlian khusus, murah dan memungkinkan jika ingin melakukan pengukuran rutin. Hasil pengukuran dengan Reaction Timer akan dibandingkan dengan standar pengukuran kelelahan yaitu : Koesyanto dan Tunggul, 2005 a. Normal : waktu reaksi 150,0 – 240,0 mili detik b. Kelelahan Kerja Ringan KKR : waktu reaksi 240,0 - 410,0 mili detik c. Kelelahan Kerja Sedang KKS : waktu reaksi 410,0– 580,0 mili detik d. Kelelahan Kerja Berat KKB : waktu reaksi ≥ 580,0 mili detik.

4. Uji Performa Mental

Uji performa mental merupakan pengukuran kelelahan yang meliputi: Kroemer dan Grandjean, 1997 a. Masalah aritmatika b. Uji konsentrasi crossing-out test c. Uji estimasi dengan uji estimasi interval waktu d. Uji memori atau ingatan Konsep awal dari uji perfoma mental hampir sama dengan uji psikomotorik. Uji ini dapat memacu seseorang untuk menentukan dan mengeluarkan tanda-tanda kelelahan. Faktor lain yang berperan adalah akibat pelatihan dan pengalaman. Apabila uji terus dilakukan, maka gejala kelelahan akan muncul dengan sendirinya Kroemer dan Grandjean, 1997.

5. Uji Fusi Kelipan flicker fusion test

Menurut Suma’mur 2009 flicker fusion test merupakan salah satu metode pengukuran kelelahan kerja. Frekuensi kerlingan mulus Flicker Fusion Frequency dari mata adalah kemampuan mata untuk membedakan cahaya berkedip dengan cahaya yang dipancarkan secara terus- menerus. Dalam kondisi yang lelah, kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan berkurang. Semakin lelah akan semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jarak antara dua kelipan. Uji kelipan, disamping untuk mengukur kelelahan juga menunjukkan keadaan kewaspadaan tenaga kerja Tarwaka dkk, 2004. Cara melakukan uji fusi kelipan adalah menempatkan responden yang diteliti kemampuannya di depan sumber cahaya yang berkedip. Kedipan dimulai dari lambat frekuensi rendah, kemudian perlahan-lahan dinaikkan semakin cepat dan lama-lama cahaya tersebut akan menjadi cahaya yang kontinu mulus. Frekuensi batasambang dari kelipan itulah disebut ”frekuensi kelipan mulus”. Bagi orang yang tidak lelah, frekuensi ambang jika memakai cahaya pendek adalah 2 Hertz atau 0.6 Hertz jika memakai cahaya siang day light. Jika seseorang dalam keadaan lelah, maka angka frekuensi berkurang dari 2 Hertz atau 0.6 Hertz. Pada seseorang yang lelah sekali atau setelah