Kebisingan Faktor- Faktor Penyebab Kelelahan

a. Pengukuran Kebisingan Pengukuran kebisingan di tempat kerja dapat dilakukan dengan Sound Level Meter. Alat ini dapat mengukur kebisingan diantara 30 – 130 dB dan dari frekuensi 20 – 20000 Hz Suma’mur, 2009. Selain itu, ntuk mengukur nilai ambang pendengaran dapat menggunakan Audiometer. Sedangkan, untuk menilai tingkat pajanan pekerja lebih tepat digunakan Noise Dose Meter karena pekerja umumnya tidak menetap pada suatu tempat kerja selama ia melakukan pekerjaan. Cara melakukan pengukuran kebisingan dapat dilihat berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI tahun 2009 tentang metode pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja. Pengukuran kebisingan pada dasarnya meliputi pengukuran intensitas kebisingan, frekuensi dan dosis kebisingan. Adapun cara pengukuran kebisingan dengan Sound Level Meter sesuai SNI 7231 Tahun 2009 adalah sebagai berikut: 1 Hidupkan alat ukur intensitas kebisingan. 2 Periksa kondisi baterei, pastikan bahwa keadaan power dalam kondisi baik. 3 Pastikan skala pembobotan. 4 Sesuaikan pembobotan waktu respon alat ukur dengan karakteristik sumber bunyi yang diukur S untuk sumber bunyi relatif konstan atau F untuk sumber bunyi kejut. 5 Posisikan mikropon alat ukur setinggi posisi telinga manusia yang ada di tempat kerja. 6 Hindari terjadinya refleksi bunyi dari tubuh atau penghalang sumber bunyi. 7 Arahkan mikropon alat ukur dengan sumber bunyi sesuai dengan karakteristik mikropon mikropon tegak lurus dengan sumber bunyi, 70 o – 80 o dari sumber bunyi. 8 Pilih tingkat tekanan bunyi SPL atau tingkat tekanan bunyi sinambung setara Leq Sesuaikan dengan tujuan pengukuran. 9 Catatlah hasil pengukuran intensitas kebisingan pada lembar pengukuran.

17. Getaran

Mark L lehto. 2008 WORKCOVER. Menurut Permenakertrans No. 13 Tahun 2011, getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya. Getaran dapat diklasifikasikan menjadi Whole body Vibration WBV dan Hand Arm Vibration HAV. WBV atau yang dikenal getaran pada seluruh tubuh dapat menyebabkan kelelahan pada pekerja yang mana hal ini disebabkan adanya kenaikan denyut jantung, penarikan oksigen dan kecepatan pernafasan meningkat Lehto, 2008. Adanya getaran di lingkungan kerja akan menjadikan pekerja cepat lelah dan dapat mengganggu performa kerja Workcover NSW, 2008.

18. Pencahayaan

Suma’mur 1999 Pencahayaan di tempat kerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi. Selain itu pencahayaan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan Suma’mur, 2009. Notoatmodjo 2007 menyatakan bahwa kurangnya pencahayaan di lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab terjadinya kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. A. Wolska dalam Karwowski 2001 menyatakan bahwa pencahayaan ditempat kerja bergantung pada luminances dari sumber cahaya, tingkat adaptasi luminance background luminance, jumlah sumber cahaya serta daerah sumber dan sudut antara objek utama dan sumber cahaya. Jika pencahayaan ditempat kerja kurang, dapat menyebabkan adanya perasaan tidak nyaman, gangguan atau sakit yang meningkat seiring waktu, dan dapat menyebabkan kelelahan. Standar pencahayaan yang seharusnya diterima pekerja adalah antara 100 sampai 200 Lux, dengan mempertimbangakan tingkat kesilauan glare, pantulan dari permukaan yang berkilat dan peningkatan suhu ruangan Silalahi, 1985. Adapun standar pencahayaan di tempat kerja menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1405 Tahun 2002 adalah berikut ini: Tabel 2.5. Standar Tingkat Pencahayaan di Lingkungan Kerja Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan Minimal lux Keterangan Pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus 100 Ruang penyimpanan ruang peralataninstalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu Pekerjaan kasar dan terus-menerus 200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin perakitanpenyusun Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin halus perakitan halus Pekerjaan amat halus 1500 Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus

19. Ventilasi

bridger, 2003 Menurut Bridger 2003 ventilasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penurunan kapasitas kerja akibat kelelahan. Ventilasi di dalam suatu industri atau tempat pertukaran udara di dalam industri merupakan suatu metode yang digunakan untuk memelihara dan menciptakan udara suatu ruangan yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi atau kenyamanan pekerja. Ventilasi ditempat kerja yang memadai akan mencegah kelelahan yang tidak perlu terjadi sebagai akibat lingkungan kerja yang terlalu sesak LeBouef, 1979.

H. Pencegahan Kelelahan

Kelelahan dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai cara. Salah satu contohnya adalah memperhatikan keadaan umum di lingkungan tempat kerja seperti pengaturan jam kerja, pengaturan waktu istirahat, menyediakan tempat atau ruangan untuk beristirahat, melakukan rekreasi dan lain sebagainya Suma’mur 2009. Selain itu, menurut Occupational Safety and Health 2003 kelelahan dapat dikurangi dengan menyediakan waktu istirahat, tidur yang cukup, relaksasi, gizi yang cukup, kegiatan yang menarik, kondisi kesehatan yang baik, adanya kegiatan yang membangkitkan semangat, pemberian reward untuk para pekerja, dukungan teman dan keluarga dan lain sebagainya.

I. Kontraktor

Kontraktor menurut Holt 2005 adalah setiap orang suatu badan yang menjalankan bisnis atau usaha baik untuk keuntungan atau tidak dan telah menyanggupi untuk mengelola atau melakukan pekerjaan konstruksi, atau mengatur setiap orang di tempat kerja di bawah kekuasaannya termasuk setiap karyawan untuk melaksanakan atau mengelola pekerjaan konstruksi. Kontraktor bergerak dalam bidang jasa konstruksi. Jasa konstruksi menurut undang-undang