Populasi dan Sampel Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan sampel pada tabel diatas, jumlah sampel yang akan diambil adalah 45 orang P1: Proporsi pada kategori terpapar tekanan panas yang mengalami kelelahan dan P2: Proporsi pada kategori tidak terpapar tekanan panas yang mengalami kelelaha n pada α: 5 dan β: 80. Dari hasil tersebut, kemudian dilakukan perhitungan sampel minimal dengan menggunakan perbandingan dari hasil penelitian Fahri dan Pasha 2010 yaitu prevalensi dari responden yang tidak kelelahan sebesar 48.7 adalah: 45 = 48.7 X N 100 N = 45 x 100 48.7 = 93 pekerja Namun, untuk menghindari adanya drop out atau missing jawaban dari pekerja, maka peneliti membulatkan jumlah sampel penelitian menjadi 100 pekerja. Adapun sampel yang akan dipilih oleh peneliti mempunyai persamaan dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: 1. Kriteria Inklusi Karakteristik umum yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah: a. Pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai EPC3 di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri b. Berjenis kelamin laki-laki. 2. Kriteria Eksklusi a. Tidak bersedia menjadi objek penelitian atau sampel penelitian. b. Pekerja dalam status kesehatan kurang baik tidak fit dan penderita penyakit jantung, gangguan ginjal, asma, tekanan darah rendah, tekanan darah tinggi, paru dan mengalami masalah psikologis serta buta warna berdasarkan dari pengakuan pekerja.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer Data primer dikumpulkan dengan pengukurang langsung, yaitu pengukuran kelelahan dengan Reaction Timer, tekanan panas menggunakan Wet Bulb Globe Thermometer WBGT, kebisingan menggunakan Sound Level Meter, pengukuran berat badan dengan tinbangan dan tinggi badan meter untuk melihat Indeks Masa Tubuh IMT atau variabel status gizi. Sedangkan untuk variabel umur, lama tidur, status perkawinan, konsumsi rokok dan masa kerja didapatkan dari kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan yaitu meliputi data kecelakaan, data ketenagakerjaan dan profil perusahaan.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini melibatkan pekerja dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik pekerja. Adapun data yang didapatkan melalui wawancara adalah: variabel umur, lama tidur, status perkawinan, konsumsi rokok dan masa kerja. b. Pengukuran Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja pembuatan pipa dan menara tambat lepas pantai EPC3 di Proyek Banyu Urip, PT Rekayasa Industri Tahun 2013 . Adapun pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran kelelahan, tekanan panas, kebisingan dan status gizi. 2. Instrumen Penelitian a. Kelelahan Pengukuran kelelahan menggunakan Reaction Timer Timer. Reaction Timer merupakan alat untuk mengukur tingkat kelelahan berdasarkan kecepatan waktu reaksi. Prinsip kerja dari alat ini adalah memberikan rangsangan tunggal berupa rangsangan lampu yang kemudian tenaga kerja akan meresponnya, sehinga dapat dihitung waktu yang dibutuhkan tenaga kerja untuk merespon rangsangan tersebut. Pemberian rangsangan dilakukan sebanyak 5 kali dalam satu waktu, yang artinya akan didapatkan waktu rekasi pekerja sebanyak 5 hasil pengukuran. Setiap hasil pengukuran waktu reaksi di setiap pemberian rangsangan akan dijumlahkan, kemudian diambil nilai rata- ratanya. Pengukuran waktu reaksi dilakukan selama ± 5 menit pada setiap pekerja secara bergantian setelah bekerja selama 4 jam saat jam istirahat. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar pengukuran kelelahan yaitu : 1 Normal : waktu reaksi 150,0 – 240,0 mili detik 2 Kelelahan Kerja Ringan KKR: waktu reaksi 240,0 - 410,0 mili detik 3 Kelelahan Kerja Sedang KKS: waktu reaksi 410,0 - 580,0 mili detik 4 Kelelahan Kerja Berat KKB: waktu reaksi ≥ 580,0 mili detik. b. Status Gizi Data status gizi pada pekerja dengan mengukur secara langsung Berat Badan BB dan Tinggi Badan TB, sehingga di dapatkan Indeks Masa Tubuh IMT pekerja yang bersangkutan. 1 Berat Badan Data mengenai berat badan diperolehnya dengan cara melakukan penimbangan berat badan langsung menggunakan timbangan badan. 2 Data Tinggi Badan Data tinggi badan diperoleh melalui pengukuran tinggi badan langsung menggunakan microtoise. Kemudian mencatat hasil pengukuran yang ada. Adapun pengukuran Indeks Masa Tubuh IMT adalah sebagai berikut: ��� = BB Dalam kg TB²Dalam m Hasil perhitungan Indeks Masa Tubuh IMT berdasarkan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan akan dikelompokan menjadi 2 kategori IMT yang dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Kategori Indeks Masa Tubuh IMT Berat IMT kg m 2 Normal 18.5 – 24.9 Tidak Normal 18.5 dan ≥ 25