Dampak Kelelahan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan pada Pekerja Pembuatan Pipa dan Menara Tambat Lepas Pantai (EPC3) di Proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013

3. Status Gizi

OHS, 2003 Suma’mur, 1999 Lehto, 2008 bridger,2003 Kroemer dan Grandjean Status gizi adalah ukuran keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi Almatsier, 2009. Status gizi seseorang dapat diketahui dari perhitungan Indeks Masa Tubuh IMT. Adapun cara perhitungan IMT adalah sebagai berikut: ��� = BB Dalam kg TB ² Dalam m Hasil perhitungan IMT tesebut akan dibandingkan dengan standar yang diterapkan oleh Departemen Kesehatan RI Depkes RI Tahun 2004. Adapun standar IMT yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.1. Indeks Masa Tubuh IMT Keadaan gizi merupakan salah satu faktor individu yang menyebabkan kelelahan pada pekerja Kroemer dan Grandjean, 1997. Seorang pekerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu juga sebaliknya Budiono dkk, 2003. Pada keadaan gizi buruk, dengan beban kerja berat akan mengganggu kerja dan Berat IMT kg m 2 Sangat Kurus 17 Kurus 76.0 – 18.4 Normal 18.5 – 24.9 Kelebihan Berat Badan 25.0 – 26.9 Gemuk 27.0 – 28.9 Sangat gemuk 29 menurunkan efisiensi dan ketahanan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit dan mempercepat timbulnya kelelahan. Wiegand 2009 juga menyimpulkan bahwa terdapat hubungan status gizi berlebih atau dengan IMT obesitas dengan kelelahan. Seseorang dengan IMT obesitas akan merasakan kelelahan yang lebih berat dibandingkan dengan IMT non- obesitas. Seseorang dengan IMT obesitas akan mudah merasakan gangguan tidur dan terjangkit penyakit degeneratif seperti diabetes yang kemudian berdampak pada kejadian kelelahan. Keadaan kurang atau kelebihan gizi pada orang dewasa atau usia 18 tahun ke atas juga merupakan masalah penting. Kekurangan dan kelebihan gizi dapat menimbulkan suatu penyakit tertentu dan mempengaruhi produktivitas kerja. Dalam kondisi kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Bila keadaan ini berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan dapat terjadi kemerosotan jaringan sehingga menyebabkan perubahan biokimia dan rendahnya zat gizi dalam darah berupa rendahnya Hb, serum vitamin A dan Karoten. Selain itu, akan terjadi peningkatan beberapa hasil metabolisme seperti asam laktat dan piruvat pada kekurangan tiamin. Bila keadaan ini berlangsung secara terus-menerus akan mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi tubuh dengan gejala seperti lemah, pusing, kelelahan, nafas pendek dan lain-lain Supriasa dkk, 2002.