Tujuan Umum Tujuan Khusus

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi PT Rekayasa Industri

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam merancang program manajemen yang tepat untuk mengatasi permasalahan kelelahan di setiap proyek PT Rekayasa Industri.

2. Bagi Pekerja di PT Rekayasa Industri

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan pada pekerjaterkait faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan, sehingga pekerja dapat melakukan pencegahan terhadap timbulnya kelelahan.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk peneliti lain ketika melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan secara mendetail dan mendalam.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan pengambilan sample dengan menggunakan simple random sampling yang dilaksanakan pada bulan April sampai Juli Tahun 2013 oleh mahasiswi peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2009. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data Primer didapatkan dari pengukuran kelelahan menggunakan Reaction Timer, variabel tekanan panas dengan Wet Bulb Globe Temperature WBGT, variabel kebisingan dengan Sound Level MeterSLM, variabel status gizi dengan pengukuran berat badan dengan timbangan dan pengukuran tinggi badan dengan microtoise. Untuk variabel umur, lama tidur, konsumsi rokok, status perkawinan dan masa kerja pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder yang digunakan pada penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari perusahaan seperti data kecelakaan,data ketenagakerjaan dan profil perusahaan. 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II Tinjauan Pustaka membahas mengenai definisi kelelahan, gejala kelelahan, mekanisme kelelahan, klasifikasi kelelahan, pengukuran kelelahan dengan bebagai macam metode pengukuran dan dampak kelelahan. Selain itu terdapat penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab kelelahan berdasarkan teori yang dikemukakan Kroemer dan Grandjean 1997, Suma’mur 1999 dan Bridger 2003. Tinjuan pustaka juga membahas mengenai cara pencegahan kelelahan ditempat kerja serta definisi kontraktor yang merupakan objek dari penelitian ini.

A. Definisi Kelelahan

Para ahli telah banyak mengemukakan mengenai definisi kelelahan. Secara umum semua definisi menunjukkan bahwa akibat dari kelelahan adalah berupa gangguan negatif yang akan diterima tenaga kerja. Menurut Occupational Safety and Health 2003 kelelahan merupakan penurunan sementara atau ketidakmampuan, kurangnya keinginan dalam menanggapi suatu kondisi atau situasi dikarenakan aktivitas mental atau fisik yang berlebih. Dengan kelelahan fisik, otot seseorang tidak dapat melakukan kegiatan apapun semudah seperti sebelumnya dan dengan kelelahan mental seseorang tidak dapat memusatkan pikiran seperti sebagaimana mestinya Spiritia, 2004. Suma’mur 1999 mendefinisikan kelelahan kerja sebagai aneka keadaan yang disertai dengan penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja serta lambatnya merespon suatu keadaan yang dapat disebabkan oleh kelelahan yang sumber utamanya adalah kelelahan visual indera penglihatan, kelelahan fisik umum, kelelahan syaraf, kelelahan oleh lingkungan yang monoton dan kelelahan oleh lingkungan yang bersifat kronis atau terus menerus sebagai faktor secara menetap. Kejadian kelelahan pada pekerja ini dapat dilihat dari adanya perlambatan pada proses faal syaraf dan otot yang ditandai dengan pemanjangan waktu reaksi. L.R Hartley dalam artikel Fatigue and Driving juga menyimpulkan bahwa kelelahan merupakan suatu keadaan dimana individu menyatakan bahwa dirinya tidak ingin melanjutkan tugas lagi, dikarenakan tuntutan tugas yang harus dikerjakan meningkat dan membuat kinerja mereka menurun Karwowski, 2001. Sedangkan Bridger 2003 mendeskripsikan kelelahan menjadi tiga definisi umum, yang pertama yaitu kelelahan merupakan kantuk kelelahan yang disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan adanya gangguan irama sirkadian, kelelahan juga disebut dengan “capek” karena melakukan aktivitas fisik yang berat atau berlebih dan juga mengacu pada kelelahan mental akibat melakukan pekerjaan yang sama berulang-ulang.