Tekanan Panas Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Pada Pekerja

yang ekstrim panas memiliki efek yang signifikan pada kapasitas kerja Bridger, 2003. Lingkungan kerja yang memiliki tekanan panas yang cukup tinggi hendaknya dilakukan upaya pengendalian dengan menyediakan tempat istirahat yang sejuk dengan suhu nyaman bagi orang indonesia atau comfort zone temperature adalah 24 C - 26 C. Perusahaan juga sebaiknya menyarankan kepada pekerja untuk mengenakan pakaian khusus yang terbuat dari bahan katun dan berwarna cerah atau putih yang dapat menyerap keringat. Selain itu, perusahaan juga disarankan untuk memberikan informasi kepada pekerja untuk minum sebanyak 150-200 cc setiap 15-20 menit supaya suhu tubuh tetap dalam keadaan normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini air minum sebaiknya ditempatkan pada jarak yang relatif dekat dari semua area tempat kerja.

8. Kebisingan

Faktor lingkungan pekerjaan lain yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya kelelahan di tempat kerja adalah kebisingan. Kebisingan merupakan stressor yang dapat meningkatkan denyut jantung dan mengurangi efisiensi jantung, sehingga mempengaruhi kinerja dari kapasitas fisik seseorang Bridger, 2003. Paparan kebisingan untuk jangka waktu yang panjang dapat menghasilkan perasaan subjektif ketidaknyamanan dan peningkatan kelelahan Lerman et al, 2012. Pengukuran kebisingan di tempat kerja di lakukan di 5 lima titik tempat pekerja melakukan pekerjaan. Pengukuran kebisingan menggunakan Sound Level Meter selama 10 menit dalam setiap titik. Dimana didapatkan dalam beberapa titik area tempat kerja, tingkat kebisingan melebihi Nilai Ambang Batas NAB yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2011 yaitu di workshop 1, Pre-cut dan area Chamber. Berdasarkan hasil observasi tempat kerja, kebisingan yang terdapat di tempat kerja berasal dari dari mesin gerinda, mesin las, mesin kompresor, mesin generator ataupun mesin peralatan bermotor lainnya seperti crane Berdasarkan tabel 5.17 dapat diketahui bahwa kelelahan tingkat berat lebih banyak di rasakan oleh pekerja yang terpapar kebisingan. Hal ini juga sejalan dengan hasil uji Chi Square dimana didapatkan Pvalue sebesar 0,043 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara kebisingan dengan kelelahan pada pekerja pembuatan menara tambat lepas pantai di proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri Tahun 2013. Hasil penelitian ini ditemukan juga pada penelitian yang dilakukan Mauludi 2009 terhadap pekerja di proses produksi kantong semen PBD Paper Bag Division PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Citeureup- Bogor Tahun 2010 dan penelitian yang dilakukan Hanifa 2006 yang menyatakan bahwa dari 18 sample yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa kebisingan dapat menyebabkan kelelahan sebesar 42,8 dan sisanya dipengaruhi faktor lain. Pekerja yang bekerja pada tempat kerja yang bising akan memiliki beban tambahan sehingga mempercepat timbulnya kelelahan. Adapun upaya perusahaan dalam mengurangi kebisingan yaitu dengan melakukan isolasi pada mesin yang menimbulkan bising seperti generator dengan memberikan bantalan atau peredam berupa karet. Selain itu, perusahaan juga sudah memberikan Alat Pelindung Telinga APT berupa earplug untuk mereduksi kebisingan di tempat kerja. Namun, hal ini tidak menjamin dapat mereduksi kebisingan karena berdasarkan hasil observasi peneliti, masih ditemukan pekerja yang tidak menggunakan earplug, sehingga pekerja masih terpapar kebisingan di atas NAB yang ditentukan. Oleh sebab itu, untuk mengurangi kejadian kelelahan akibat kebisingan, dalam hal ini perusahaan sebaiknya melakukan pengawasan intensif untuk menjaga agar pekerja menggunakan Alat Pelindung Telinga APT yang disediakan oleh perusahaan dan membuat kebijakan berupa sanksi jika ditemukan pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Telinga APT di tempat yang bising. 133 BAB VII PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya adalah: 1. Dari seluruh pekerja yang dijadikan sampel penelitian, seluruh pekerja mengalami kelelahan dengan tingkat kelelahan yang bervariasi yaitu 29 pekerja mengalami kelelahan ringan, 45 pekerja mengalami kelelahan sedang dan 26 pekerja mengalami kelelahan berat. 2. Berdasarkan hasil analisis univariat, maka dapat disimpulkan bahwa, 51 pekerja berumur muda, 65 pekerja memiliki status gizi normal, 53 pekerja memiliki lama tidur buruk, 79 pekerja dengan status kawin, 63 pekerja mengkonsumsi rokok, 50 pekerja masuk dalam kategori masa kerja lama, 58 pekerja tidak terpapar panas dan 53 pekerja tidak terpapar kebisingan.