WASPADA TERHADAP BERSOLEK

WASPADA TERHADAP BERSOLEK

Diantara dampak negatif terbesar yang di timbulkan dari bersolek adalah mempengaruhi para pria remaja dan mendorong mereka untuk menganiaya wanita pesolek. Sebagai bukti, pernah suatu malam seorang pemuda dewasa keluar dari bioskop di temani isterinya yang pesolek. Ia membanggakan isterinya dimuka umum. Lalu pemuda itu dan isterinya menyewa mobil untuk membawa mereka pulang kedesanya. Akan tetapi, ditengah perjalan- an, syaitan mulai menggoda sang pengemudi, dikarenakan pemandangan yang ada pada diri wanita pesolek tersebut. Kemudian sang pengemudi berdalih bahwa mobilnya mogok dan meminta kepada sang suami untuk turun mendorongnya secara perlahan dari belakang. Sedangkan pengemudi tetap berada didalam mobil tersebut bersama sang isteri. Lalu kaburlah pengemudi tersebut membawa lari sang wanita pesolek dan tinggallah suaminya terpaku mencari pertolongan. Akan tetapi, tiada seorang pun yang menolongnya. Ia berpikiran, bahwa sesuatu yang buruk telah me-nimpa isterinya, karena sejak saat itu tidak ada lagi kabar mengenai isteri-nya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman didalam Al Qur'an:

"Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi mereka sendirilah yang selalu menganiaya diri mereka. " (An Nahl 33)

Pada suatu saat penulis mengatakan kepada salah seorang wanita tentang keharusan memiliki sikap malu dan tidak bersolek. Maka wanita itu men-

458 — Kado Perkawinan 458 — Kado Perkawinan

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman didalam Al Qur'an:

"Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anakperem- puanmu dan isteri orang-orang mu 'min: Hendaklah mereka meng- ulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk di kenali, yang karenanya mereka tidak lagi akan diganggu." (Al Ahzab 59)

Termaktub didalam kitab Al Islam wa Al Hayat Al Jinsiyah, yang me- ngatakan bahwa: "Inilah cara pengobatan Qur'ani,yaitu dengan mengajak untuk menutup seluruh aurat pada wanita. Adapun fungsinya tidak terbatas pada sisi psikologis semata, sebagaimana telah di jelaskan pada pembahas- an terdahulu. Namun, didalamnya juga mengandung fungsi sosial yang dapat menyelesaikan krisis (kemelut) rumah tangga."

Penyebab krisis tersebut diantaranya adalah terbukanya aurat pada wanita, dimana pemandangan semacam itu dapat dinikmati oleh para pria di pantai-pantai, berbagai pesta, perkumpulan, klub, di jalan-jalan dan halte (pemberhentian bus). Sesuatu yang harusnya tersembunyi kini telah tampak didepan mata, kapan dan di mana saja. Sudah menjadi hal yang dianggap wajar bagi seorang lelaki melontarkan kata-kata rayuan atau janji-janji palsu di tepi-tepi jalan. Sang wanita pun terpesona dan terpedaya hingga merelakan diri jatuh ke pelukan laki-laki tersebut. Hingga berakhirlah ke- hidupannya sebagai seorang wanita terhormat dan mengawali hidupnya sebagai perempuan malam.

Kondisi masyarakat dan krisis rumah tangga seperti ini akan terus ber- langsung selama budaya membuka aurat masih merajalela. Sesungguhnya setiap larangan itu biasanya diikuti dan segala sesuatu yang ditangan pasti- lah terlihat oleh mata. Setiap sesuatuyang berharga, menjadi kecil nilainya ketika telah di miliki.

Waspada Terhadap Bersolek — 459

Seandainya para wanita menutup aurat mereka atau menggunakan ungkapan yang lebih halus; seandainya mereka membentengi diri dengan hijab, niscaya kaum pria akan merindukan mereka dan ingin segera me- nikahi. Demikianlah kondisi masyarakat pinggiran yang nyaris tidak me- rasakan adanya krisis perkawinan yang telah menghancurkan masyarakat perkotaan. Ada perjumpaan, perkenalan, akan tetapi tempat-tempat atau peluang untuk terjadinya fitnah itu tertutup.

Seorang remaja puteri yang masih suci seharusnya terhindar dari pan- dangan mata atau sentuhan tangan pria pada wilayah yang terlarang (sampai- sampai berjabat tangan pun diharamkan). Oleh karena itu, orang desa hampir tidak pernah bersolek ataupun banyak melamun, hingga kemudian mereka menuntut apa yang selama ini jauh dari apa yang pernah mereka bayangkan, yakni menjadi seorang isteri.

Tidaklah mengherankan jika ayat tersebut diatas adalah solusi untuk menyelesaikan krisis sosial dan sebagai penawar bagi jiwa seorang wanita suci dan terhormat. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al Qur'an:

"Dan Kami (Allah) telah menurunkan dari Al Qur'an ini sesuatu yang menjadi obat (penawar), sekaligus sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang senang berbuat zhalim selain kerugian. " (Al Isra' 82)

Sangat bijaksana apa yang dikatakan Marry Wood Allen didalam kitab- nya Fann Al 'AlaqatAl Jinsiyah, sekalipun pendidikannya ia peroleh dari Barat: "Bahwa sesungguhnya para remaja puteri saat ini tengah memikul beban psikologis teramat besar didalam hal-hal yang berkaitan dengan per- jalanan hidup para pemuda. Yaitu, dengan membiarkan pakaiannya tersing- kap atau dengan model rambut yang berlebihan untuk diperlihatkan bagian- bagian yang semestinya wajib disembunyikan dari tatapan (pandangan) mata. sehingga para pemuda akan menatapnya dengan tatapan yang penuh arti."

Sesungguhnya dengan gaya, gerak-gerik dan pandangan matanya, maka wanita dapat mengilhami orang-orang yang menatapnya dengan pikiran- pikiran yang akan menuntunnya kepada perbuatan-perbuatan tercela. Ter- kadang dikatakan, bahwa sesungguhnya kaum pria wajib mengekang nafsu syahwat mereka. Sementara tidak disangka, bahwa hal ini menjadi satu

460 — Kado Perkawinan 460 — Kado Perkawinan

Seyogyanya wanita menjadi pendukung bagi laki-laki, bukan menjadi penyebab kehancurannya. Dengan kemampuannya pula wanita dapat me- lindungi laki-laki, seperti seorang laki-laki melindungi seorang wanita. Seandainya para remaja puteri mengetahui kadar kemampuannya serta berlaku konsekuen seperti layaknya seorang wanita dewasa dan bersikap rendah hati, maka sesungguhnya ia akan dapat menjauhkan semua pikiran yang merusak dari diri seorang pria.

Adapun diantara dampak negatif dari bersolek yang mengancam ke- sehatan ialah menyebabkan kemandulan pada diri wanita. Di Sovia, Ibu Kota negara Bulgaria, untuk terakhir kalinya penulis berjumpa dengan seorang pelajar yang sedang melangsungkan studi disana. Pelajar tersebut manikahi seorang wanita Bulgaria yang berprofesi sebagai dokter. Lalu penulis bertanya kepada pelajar tersebut dihadapan isterinya tentang anak- anaknya. Ia menjawab: "Sesungguhnya isteriku menjadi mandul oleh sebab mengenakan pakaian yang membahayakan rahimnya, akibat pengaruh hawa dingin." Sejak saat itu, ia menganjurkan untuk tidak mengenakan pakaian tersebut dan memulai memperingatkan kepada puteri-puterinya dari mode pakaian seperti itu.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman didalam Al Qur'an: "Hai Anak Adam, janganlah sekali-kali kalian dapat di tipu oleh

syaitan, sebagaimana ia (syaitan) telah menipu dan mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga. Ia menanggalkan dari keduanya pakaian untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat mereka." (Al A'raf27)

Allah juga berfirman pada ayat yang lain: Waspada Terhadap Bersolek — 461

"Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaknya mereka me- nahan pandangan dan memelihara kemaluannya. Janganlah mereka menampakkan perhiasan yang ada, kecuali yang biasa nampak dari- padanya. Juga hendaknya mereka menutupkan kain kerudung ke dada dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau bapak mereka atau bapak dari suami mereka (mertua) atau putera-putera mereka atau putera-putera suami mereka atau saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara perempuan mereka atau wanita-wanita muslimah atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan laki- laki yang sudah tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Juga janganlah mereka menghentakkan kaki agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertaubatlah kalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung." (An Nuur 31)

Al Ustadz Al Maududi berkata didalam kitabnya yang berjudul Al Hijab: "Bahwa kerap kali lidah yang diam digantikan posisinya dengan gerakan- gerakan lain yang dengan suaranya dapat melenakan pendengaran orang yang menikmatinya. Ini termasuk kategori yang dapat merusakkan niat_ Untuk itu, Islam melarang hal tersebut, sebagaimana tertuang didalam firman-Nya pada surat An Nuur di atas.

Disampinmg itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: 462 — Kado Perkawinan

"Wahai isteri-isteri Nabi, kalian tidaklah seperti wanita-wanita yang lainjika kalian bertaqwa. Oleh karena itu, janganlah kalian tunduk (melembutkan) dalam berbicara, sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit didalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. Juga hendaknya kalian tetap dirumah dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat serta taatilah Allah dan Rasul-Nya." (Al Ahzab 32-33)

Al Ustadz Al Maududi berkata didalam kitabnya yang berjudul Fitnah Al Lisan —mungkin yang dikehendakinya adalah Fitnah Ash Shaut—, hal. 317 yang secara ringkasnya adalah: "Dan wakil lainnya —selain fitnah penglihatan— bagi syaitan penggoda jiwa adalah lidah. Alangkah banyak kesesatan (fitnah) yang ditimbulkan oleh lidah, dimana penyebarluasan fitnah tersebut dapat melalui percakapan antara pria dan wanita. Yang tiada tampak sedikit pun hal-hal yang meragukan dalam percakapan mereka berdua. Akan tetapi, ketidak-jujuran nuranilah yang telah menjadikan suara terdengar merdu, dialek terkesan fasih dan ucapan terasa manis.

Karenanya Allah mengisyaratkan hal tersebut melalui firman-Nya (yang artinya): "Jika kalian bertaqwa, maka janganlah kalian tunduk dalam ber- bicara, sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit didalam hati- nya dan ucapkanlah perkataan yang baik."

Adapun makna ayat 'berhias dan bertingkah laku' definisinya adalah, larangan bagi wanita untuk memperlihatkan perhiasan dan keelokan tubuh yang seharusnya wajib ditutup dari hal-hal yang dapat mengundang syahwat kaum lelaki. Demikianlah di sebutkan didalam kitab Fathul Bayan.

Tatkala kaisar Jerman yang bernama Guillaume berkunjung ke Turki, para anggota organisasi pemersatu dan kemajuan ingin mendemonstrasikan peradaban mereka dihadapan sang kaisar. Maka mereka mengerahkan para siswi sekolah yang telah di rias untuk menyambut sang kaisar, menyerah- kan rangkaian bunga. Sang kaisar merasa aneh dengan apa yang dilihatnya, lalu berkata kepada para penanggung jawab acara penyambutan tersebut: "Sungguh aku telah membayangkan, bahwa yang akan aku saksikan di sini (Turki) adalah kesopanan dan aurat wanita yang tertutup, sebagaimana diatur oleh agama kalian, yakni agama Islam. Namun, justru aku menyaksi- kan unjuk perhiasan dan kecantikan yang pernah menyengsarakan kami — bangsa Eropa—, dimana hal tersebut membawa kepada terlantarnya ke- luarga, hancurnya tanah air dan tercerai-berainya anak-anak."

Diantara bukti terbesar yang menunjukkan buruknya akibat bersolek ialah upaya penjajahan secara cepat untuk menyebar luaskan bersolek di

Waspada Terhadap Bersolek — 463 Waspada Terhadap Bersolek — 463

Al Ustadz Husein Yusuf menyusun sebuah karangan yang diberi judul Al Harakat An Nisaaiyatfi Asy Syarqi wa Ash Shalatiha bi Al Isti 'mar. Ia menguatkan keabsahan karangannya itu dengan bukti-bukti serta berbagai penelitian yang jelas dan valid (meyakinkan) sebatas support kepada im- perialisme ini. Karena, mayoritas organisasi kewanitaan yang ada bersifat komersial dan standarisasinya dinilai dengan harta serta adanya tekanan dari organisasi tersebut terhadap lawan-lawannya yang berhaluan murni dan mandiri dalam kancah politik maupun kemiliteran. Semua itu bertujuan agar memudahkan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi serta bertebar-annya racun-racun kehidupan yang bersifat hina dan aliran bebas dibawah bendera syi'ar, mengajak pada perkembangan dan kemajuan menuju atmosfir kebinasaan dan kehancuran.

Dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, ia berkata: "Sesungguhnya Asma' binti Abubakar radhiyallahu 'Anha mengunjungi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan busana yang tipis (transparan). Maka berpaling- lah beliau darinya seraya berkata: Wahai Asma', sesungguhnya apabila seorang wanita telah mendapatkan masa haidnya, maka tidak baik mem- perlihatkan anggota tubuhnya kecuali ini, ini dan ini; sebagai isyarat beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya." (Periwayatan hadits ini memiliki beberapa metode yang menguatkannya kepada derajat hasan)

Ibnu Abdil Barri berkata: "Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menga- takan, bahwa para wanita yang mengenakan busana tipis lagi transparan dan tidak menutupi auratnya, maka secara lahir mereka memang berpakai-an, namun pada hakikatnya mereka telanjang."

Disamping itu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga pernah bersabda:

"Barangsiapa yang memanjangkan pakaiannya (hingga melebihi mata kaki) karena didasari rasa sombong, maka Allah tidak akan melihat kepadanya pada hari kiamat kelak. Kemudian 'Ummu Salamah ber-

464 — Kado Perkawinan 464 — Kado Perkawinan

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga pernah bersabda:

"Tiga kelompok manusia yang tidak akan ditanya (oleh Allah pada hari pembalasan kelak). Yaitu, orang yang memisahkan diri dari jama'ahnya dan mendurhakai pemimpinnya, lalu ia mati dalam keadaan durhaka. Demikian pula dengan budak perempuan atau laki- laki yang melarikan diri dari tuannya, kemudian ia mati dalam pe- lariannya. Juga wanita yang ditinggal pergi oleh suaminya dimana sang suami telah mencukupi kebutuhan dunianya, akan tetapi ia malah bersolek untuk laki-laki lain sesudah kepergian suaminya. Itulah mereka yang tidak akan ditanya." (HR. Al Hakim dalam musnadnya dan Bukhari didalam Al Adab Al Mufrad serta Al Hakim, lalu di- tashih dan ditetapkan oleh Adz Dzahabi, sebagaimana dikatakan oleh keduanya)

Pada kesempatan lain, beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga pernah bersabda:

"Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku melihatnya (sekarang). Yaitu, suatu kaum yang bersama mereka terdapat cambuk seperti ekor sapi. Dimana dengan cambuk tersebut mereka memukuli

Waspada Terhadap Bersolek — 465 Waspada Terhadap Bersolek — 465

Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda: "Sesungguhnya wanita yang suka melanggar janji dan suka menanggalkan pakaiannya ada- lah termasuk wanita munafiq." (HR. Thabrani dengan sanad sahih)

Termaktub didalam risalah At Tabarruj, karangan DR. Muhammad Rasyid Ridha: "Bahwa setiap wanita yang keluar dari kamar riasnya menuju tempat prosesi pengantin dan dirinya telah bersolek serta berhias, maka sang suami akan mengatakan kepada mereka yang hadir: Sudikah kalian memandang keelokkannya? Adakah diantara kalian yang berkeinginan untuk dekat ke- padanya?"

Sesungguhnya banyak dari kaum wanita memamerkan kecantikannya dipasar-pasar pinggir jalan, laksana pedagang keliling menawarkan barang dagangannya dan bagaikan penjual buah yang telah menghiasi buah- buahannya dengan warna-warna memikat serta dedaunan beraneka ragam agar mendapat perhatian mata. Hiasan pada barang mereka menggetarkan perasaan dan membangkitkan selera, sehingga terjual cepat barang dagang- annya tersebut. Lalu para pembeli berlimpah serta semakin haus untuk mendapatkannya. ‡

466 — Kado Perkawinan