PANDANGAN LAKSANA ANAK PANAH IBLIS

PANDANGAN LAKSANA ANAK PANAH IBLIS

Alangkah besar perhatian Islam yang tidak membiarkan seorang muslim menentukan arah dirinya sendiri dengan hanya mengikuti hawa nafsu, hingga terjerumus kedalam kemaksiatan jiwa yang akan membinasakan dirinya dan orang lain serta mendapatkan siksa dunia dan juga akhirat. Karenanya, Islam datang untuk menutup segera pintu-pintu kejahatan. Seperti terhadap bahaya pandangan, unjuk kecantikan, sikap menyerupai orang-orang kafir dan bertempat tinggal dekat dengan mereka serta bagi mereka yang tidak mau memperhatikan larangan-larangan agama. Yangmana kesemuanya itu merupakan bentuk-bentuk kejahatan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman didalam Al Qur'an:

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demi- kian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui apa yang mereka perbuat. Juga katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan me- melihara kemaluannya serta janganlah mereka menampakkan per-

438 — Kado Perkawinan

hiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedada mereka." (An Nuur 30- 31)

Disebutkan didalam sebuah sya'ir: "Pandangan, kemudian senyuman

Kemudian memberikan salam Kemudian mengadakan pembicaraan Kemudian membuat perjanjian Dan kemudian mengadakan pertemuan."

Ibnu 'Abbas berkata: "Perangkap syaitan pada laki-laki itu ada tiga cara; yaitu pada pandangannya, hatinya dan kemaluannya. Sedangkan pada wanita terdapat tiga cara; yaitu pandangannya, hatinya dan kelemahannya."

Ibnul Qayyim berkata didalam kitabnya yang berjudul Raudhatul Mu- hibbin: "Dalam menahan pandangan —dari segala sesuatu yang di haramkan oleh Allah— terdapat banyak sekali manfaat, diantaranya adalah member- sihkan hati dari duka cita. Karena, jika pandangan tidak terjaga, maka duka akan berkelanjutan. Sesuatu yang sangat membahayakan terhadap hati adalah membebaskan pandangan. Sebab, ia (pandangan) memperlihatkan sesuatu yang menjadikan hati kita menginginkannya, akan tetapi tidak mendapat- kannya. Yang demikian itulah sangat menyiksa dan membuatnya (hati) berduka."

Orang yang selalu mengikuti syahwatnya berkata: "Aku pernah melihat seorang wanita seperti seekor kijang betina yang sangat elok. Lalu aku me- lihat kepadanya dengan pandangan yang penuh kekaguman oleh karena kecantikannya. Akan tetapi, wanita tersebut bertanya dengan nada sinis kepadaku: Wahai laki-laki, kenapa engkau memandangiku seperti itu? Aku menjawab dengan bertanya pula: Apa yang menyakitimu dengan pandang- an seperti ini? Maka ia menjawab dengan melantunkan sebuah sya'ir:

"Kenapa engkau mengarahkan pandanganmu Sebagai mata-mata bagi hatimu Yang suatu hari akan menyusahkan dirimu Tidak semuanya engkau sanggup memandangnya Sedang engkau tidak sabar dari sebagiannya."

Pandangan memberi pengaruh pada hati, seperti pengaruh anak panah yang melesat dari busurnya. Jika tidak membunuh, maka setidaknya akan dapat melukai obyeknya. Pandangan bagai percikan api yang dilempar ke tengah-tengah rumput yang kering. Jika tidak membakar semuanya, maka

Pandangan Laksana Anak Panah Iblis — 439 Pandangan Laksana Anak Panah Iblis — 439

Selama seseorang masih mempunyai mata yang dapat berfungsi, maka ia akan cenderung untuk membalikan pandangan matanya pada sesuatu yang membahayakan biji matanya, membahayakan aliran darahnya dan berusaha mendapatkan sedikit kebahagiaan melalui cara yang membahaya- kan. Sedangkan menahan pandangan dari segala sesuatu yang di haramkan akan memberikan kebahagiaan pada hati dan kesenangan yang lebih besar dari kenikmatan yang sedikit. Terlebih jika ia menahan kenikmatan me- mandang dan syahwatnya karena Allah, niscaya Dia akan menggantikan kebahagiaan dan kenikmatan yang lebih sempurna dari kebahagiaan syahwat yang mengajak kepada kejahatan.

Sebagaian ulama berkata: "Demi Allah, kenikmatan terhindar dari ke- jahatan jauh lebih besar nilainya daripada memperoleh kenikmatan yang mengandung dosa. Tidak diragukan lagi, bahwasanya jiwa yang tidak me- nyetujui syahwatnya akan menjadikan kebahagiaan dan kesenangan serta kenikmatan yang lebih sempurna daripada mengikutinya. Yang pasti, tidak ada persamaan diantara keduanya. Disinilah nilai lebih (keistimewaan) akal dari syahwat. Untuk itu, sudah selayaknya bagi kita menahan pandangan dari sesuatu yang di larang oleh Allah, termasuk juga menyaksikan film dan membaca buku-buku porno yang hanya membangkitkan gairah dan mengarahkan kepada perbuatan jahat lagi tercela. Selain menahan pan- dangan, termasuk juga menahan pendengaran. Karena, telinga sama halnya dengan mata, maka tidak diperbolehkan untuk mendengar segala apa yang dilarang oleh Allah, khususnya mendengarkan lagu-lagu atau musik yang dapat merusak moral."

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan untuk anak Adam dari per-

buatan zina. Adapun zina bagi mata ialah pandangan dan zina bagi lisan ialah ucapan sedangkan nafsu mengangan-angankan dan meng-

440 — Kado Perkawinan 440 — Kado Perkawinan

Dririwayatkan dari Jariir bin Abdillah , ia berkata:

"Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengenai pandangan kebetulan (yang di larang). Maka beliau me- merintahkan kepadaku agar aku dengan segera memalingkan pan- danganku darinya." (HR. Muslim)

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para dokter ditetap- an, bahwa pandangan yang di arahkan secara terus-menerus kepada apa yang di larang (bukan haknya) akan berdampak buruk pada kejiwaan orang yang memandangnya. Sebab, ia menguras habis gairah kejiwaannya seperti mesin mobil yang di hidupkan sepanjang hari.

Dokter Frederik Kuhn menjelaskan masalah tersebut secara terperinci dalam kitabnya yang berjudul Hayatuna Al Jinsiyah, dimana ia berpen- dapat: "Apabila kita menganalogikan alat fital yang tengah ber-ereksi dengan sebuah alat pada mesin, maka yang disebut sebagai biji penis itu serupa dengan alat yang disebut sebagai dinamo yang berfungsi untuk menegang- kan penis. Biji penis mengaliri badan menusia dengan arus gejolak seksual melalui timbunan hormon yang disebar ke dalam darah dan ikut mengalir bersama aliran darah, hingga mencapai seluruh penjuru tubuh."

Masih menurutnya (dr. Frederik Kuhn): "Sedangkan pada anak kecil dan laki-laki yang sudah tua, gejolak seksualnya tidak lagi berkobar, karena biji penis milik keduanya tidak atau belum (bagi anak-anak) berfungsi. Dengan demikian, syarat utama agar penis bisa ber-ereksi ialah adanya aliran hormon yang mempengaruhi pada selaput otak, maka akan me- ngobarkan gejolak seks. Wajib bagi kita mengetahui dan menyakini, bahwa bel tidak mungkin akan berbunyi tanpa adanya dinamo yang diisi dengan arus listrik atau batrei. Adapun syarat kedua, ereksi pada penis yang juga sama pentingnya adalah adanya keinginan biologis atau kobaran jiwa."

Begitu juga halnya pada lonceng, tidak mungkin berbunyi tanpa adanya kemauan seseorang untuk membunyikannya. Apabila timbulnya kobaran

Pandangan Laksana Anak Panah Iblis — 441 Pandangan Laksana Anak Panah Iblis — 441

Demikian juga apabila kaum wanita cenderung untuk memamerkan kecantikannya dengan mengenakan pakaian yang serba transparan, hingga leher dan dadanya terlihat secara jelas. Tanpa disadari, semua itu merupa- kan tindak kebodohan atas menginjak-injak derajat kaum wanita sendiri. Sebab, perbuatannya itu telah menghilangkan gairah laki-laki untuk me- nempuh jenjang perkawinan, karena wanita tersebut telah membunuhnya dengan penampilan badan yang setengah telanjang dan dengan matanya yang sayu.

Pandangan terkadang membawa kepada rasa gelisah bagi jiwa. Sungguh bijaksana orang yang mengatakan: "Apabila engkau selalu mengutus pan- dangan sebagai mata-mata bagi hatimu, maka suatu hari nanti pandangan- pandangan tersebut akan membuat dirimu sengsara."

Bahaya akan pandangan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap apa yang telah di larang oleh Allah adalah sebagian dari perbuatan maksiat kepada-Nya. Sebab, melalui pandangan tersebut akan menjadikan tumbuh- nya rasa cinta yang bukan pada tempatnya. Sekaligus menjadikannya se- nantiasa merasa gelisah, sebagai akibat dari siksaan dialam dunia. Seorang ahli sya'ir menggambarkan bahaya cinta tersebut didalam sya'irnya sebagai berikut:

"Itulah cinta.... Maka salamatkanlah diri kalian Tiada cinta itu mudah Perasaanku menganggapnya tidak baik Juga akalku tidak dapat menerimanya Hiduplah dengan damai Karena keharuman cinta itu membebani Awalnya adalah kesengsaraan Dan akhirnya adalah pertikaian."

442 — Kado Perkawinan

Ibnul Qayyim berkata: "Sebagian manusia beranggapan, bahwa pan- dangan mata sangat bermanfaat bagi tubuh. Anggapan seperti ini sangat keliru. Karena, dari sanalah terlahir pikiran-pikiran yang berbahaya. Yang mana bahayanya lebih besar daripada manfaatnya. Adapun obat bagi mereka yang terpuruk dalam rasa cinta adalah sesuatu yang tidak dihalalkan bagi- nya (yang di maksud disini adalah rasa cinta yang di curahkan kepada yang bukan menjadi haknya, Ed.)."

Ibnul Qayyim juga berpendapat, bahwa kenikmatan yang tercapai dengan mengingat (berdzikir) kepada Allah adalah amal shalih, yang lambat laun akan mendapatkan manfaat lebih besar dan kekal serta lebih tepat untuk menghilangkan duka cita, sedih serta perasaan gundah. Kenikmatan yang akan diperoleh, seperti dengan mendirikan shalat secara khusyu', merupa- kan manfaat mulia yang sangat besar. Ia dapat menyelamatkan moral kita dari kerusakan yang mendorong kepada bahaya dan tipu muslihat manusia yang licik. Yaitu, dari kenikmatan terlarang yang mencegah kita untuk dapat mencapai kesempurnaan. Atau dari kenikmatan yang dapat menimbulkan kesedihan yang sangat besar (Raudatul Muhibbin, hal. 158).

Barangsiapa memperhatikan beberapa dari firman Allah yang telah lalu dan apa saja yang dijanjikan oleh Allah kepada orang-orang beriman yang bertaqwa, maka ia akan menghinakan kenikmatan dunia dan melupakan kerinduan kepadanya serta bersegera untuk meningkatkan taqwa kepada Allah guna mendapatkan sorga-Nya. Yang di dalamnya terpenuhi seluruh ketenangan jiwa dan kenikmatan mata.

Pada saat Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan para wanita muslimah dengan kewajiban menu f up leher, dada dan menutup kepala,

maka mereka bersegera merobek pakaian dalam mereka untuk menutup leher dan dada dengannya. Hal itu dilandasi oleh keimanan yang membe- narkan apa-apa yang telah Allah turunkan dalam kitab-Nya. Maka mereka berada dibelakang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan ber- jilbab. Lalu bagaimanakah dengan para wanita muslimah saat ini?

Ibnul Qayyim berpendapat: "Bahwa didalam menjaga pandangan ter- dapat banyak manfaat, diantaranya adalah:

1. Membersihkan hati dari perasaan gelisah.

2. Memberikan cahaya dalam hati yang tercermin pada raut wajah dan seluruh anggota tubuh. Karena Allah sebagai pencipta manusia yang tentu saja lebih mengetahui akan hal itu, maka Dia (Allah) menyebutkan secara khusus didalam sebuah surat yang dinamakan dengan An Nuur (cahaya).

3. Dapat mewariskan keteguhan hati dan ketegaran.

Pandangan Laksana Anak Panah Iblis — 443

4. Mewarisakan hati akan kebahagiaan dan ketenangan yang lebih besar dari kenikmatan dan kebahagiaan yang didapat dengan melihat sesuatu yang dilarang. Karena, syaitan selalu memaksa manusia untuk melaku- kan hal itu.

5. Membersihkan hati dari kejahatan nafsu birahi.

6. Menutup pintu dari pintu-pintu neraka.

7. Mempertajam daya pikir, hingga senantiasa cepat tanggap terhadap suatu permasalahan yang muncul.

8. Membebaskan pandangan mata tidak akan menghasilkan apa-apa, ke- cuali membuat sempit daya pikir dan tidak adanya kewaspadaan terhadap akibat-akibat yang akan menerpa (ringkasan dari Raudatul Muhibbin, hal. 95-102).