KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU DAN BAHAYAWAKTU KOSONG

KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU DAN BAHAYAWAKTU KOSONG

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Sebaik-baiknya wanita Anshar adalah yang tidak menyia-nyiakan

waktunya untuk mempelajari agama." (HR. Bukhari) Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda yang artinya: "Dan

apabila kalian telah selesai dari suatu urusan (pekerjaan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain." (Hadits ini diriwayatkan di dalam kitab Asy Syarhu)

Alangkah bahayanya waktu-waktu senggang (kosong), hingga seorang penya'ir berkata:

"Sesungguhnya masa muda, waktu dan kekayaan Merupakan faktor perusak bagi seseorang."

Permulaan runtuhnya sebuah keluarga adalah karena anggotanya sering menghabiskan waktu senggang mereka untuk menyaksikan film-film cabul yang dapat menjerumuskan pasangan suami isteri kepada kehidupan keji dan mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang berbagai jenis dari tindak kejahatan. Terkadang sebuah keluarga juga menghabiskan waktu- waktu luang mereka pada acara-acara perjamuan malam, yang mereka anggap sebagai acara ramah tamah. Padahal sebenarnya adalah mendatangkan ancaman kehancuran bagi sebuah keluarga.

318 — Kado Perkawinan

Ada banyak kejadian mengerikan yang diakibatkan oleh terlalu sering- nya menghadiri jamuan malam ini. Bahkan ada yang sampai tega meracuni suaminya sendiri hanya untuk bisa bersenang-senang dengan teman kencan- nya. Mereka juga menghabiskan waktu luang di kedai-kedai kopi (cafe), tempat-tempat perjudian, menghisap rokok yang dapat merusak kesehatan —termasuk bagi orang lain yang menghirupnya— dan melakukan berbagai perbuatan sia-sia lainnya. Begitu juga dengan pertemuan-pertemuan yang di dalamnya hanya ada pembicaraan yang memalukan dan hanya menyebar isu saja (lebih lanjut lihat didalam kitab Munkaraat Al Afrah.

Seorang isteri yang bijaksana adalah isteri yang mampu untuk menjadi- kan rumah tangganya sebagai surga yang memikat hati suami dan anak- anaknya serta mengajak mereka agar gemar mengunjungi taman (kebun) untuk menghirup udara yang bersih dan membiasakan diri berolah raga. Juga membuat perpustakaan yang bermanfaat untuk melewatkan waktu- waktu senggang keluarga dengan kegiatan yang bermanfaat dan sekaligus dapat menggembirakan (lebih lanjut lihat didalam kitab Nakwa 'Usrah Al Islamiyah).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman di dalam Al Qur'an:

"Apabila diantara mereka menemukan orang-orang yang mengerja- kan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat (sia-sia), maka mereka lalui begitu saja dengan tetap menjaga kehormatan dirinya." (Al Furqan 72)

Betapa banyak waktu luang bagi orang-orang yang enggan dan betapa sedikit waktu luang bagi mereka yang bijaksana. Telah penulis sebutkan didalam pembahasan sebelumnya mengenai bahaya menyia-nyiakan umur pada setiap detik dari waktu yang ada. Inilah pengarahan (nasihat) dalam kehidupan rumah tangga yang Islami, utamanya untuk kaum wanita (isteri), agar mereka meninggalkan segala pertemuan yang didalamnya bertujuan untuk memperbincangkan sesuatu yang tidak memiliki manfaat. Allah Sub- hanahu wa Ta'ala telah memerintahkan kepada kita untuk tidak berkumpul dengan orang-orang yang berbuat sesuatu yang tidak mengandung manfaat, yangmana kesemuanya itu adalah untuk menjaga kehormatan diri.

Sedangkan pada sisi anak-anak kita, mereka sesungguhnya mempunyai kecenderungan yang lebih untuk menghadiri berbagai pertemuan yang ada. Karena, sudah menjadi tabiat mereka, bahwa didalam pikiran mereka ter- dapat pertanyaan atas berbagai hal yang di lihat dan di dengar oleh mereka,

Keutamaan Menuntut Ilmu dan Bahaya Waktu Kosong — 319 Keutamaan Menuntut Ilmu dan Bahaya Waktu Kosong — 319

Perlu diketahui, bahwasannya ada banyak waktu menyenangkan untuk mendidik anak diluar pendidikan sekolah. Yang demikian ini bisa dilaku- kan dengan menyuguhkan cerita-cerita tentang kesenian, berwisata dan lain-lain pada waktu senggang. Dimana hal tersebut dapat menjadi arahan —bagi anggota keluarga— serta pendidikan yang luas untuk bekal me- laksanakan berbagai kepentingan dimasa yang akan datang.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah bersabda: "Ambillah pelana, wahai Bani Ufadah, supaya orang-orang Yahudi tahu bahwa pada agama kita juga ada hiburan (wisata)." (HR. Bukhari, Muslim)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengatakan hal tersebut kepada Bani Ufadah, yakni ketika mereka mulai memainkan tombak di masjid pada hari raya, sebagaimana termaktub didalam penjelasan hadits tersebut diatas.

Bandingkan dengan hadits-hadits dha'if dan maudhu' yang mengha- ramkan anak-anak memasuki masjid, sebagaimana mengharamkan adanya perbincangan yang sebenarnya diperbolehkan. Sehingga orang-orang yang tidak mengerti menjadikan masjid menyerupai penjara. Bahkan lebih dari itu, dimana dalam penjara sekalipun masih ada kebebasan berbicara.

Benar, seharusnya masjid-masjid kita saat ini juga mengikuti seperti apa yang bersumber dari hadits tersebut, yaitu mengenai 'permainan yang dilakukan oleh orang-orang Habsyah di masjid'. Seandainya mampu, maka penulis akan membuat kolam renang di atas kubah masjid, juga arena panahan dan olah raga lainnya dengan berdasarkan pada anjuran sebuah hadits, sebagaimana pada sebagian masjid yang juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan masyarakat dan arena olah raga (tentunya diluar area pelaksanaan shalat, Ed.), sehingga masjid memiliki fungsi ekstra disamping sebagai tempat pelaksanaan shalat. Maka dari itu, sebuah masjid sebaiknya dibangun menjadi beberapa lantai, tidak hanya satu lantai.

Adapun yang tidak baik untuk dilakukan adalah jika masjid dijadikan sebagai tempat mencari harta, dimana bagian-bagian tertentu dari masjid itu dijadikan sebagai pasar atau sejenisnya.

Disamping itu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga pernah bersabda: "Segala sesuatu (pekerjaan) yang tidak disebut nama Allah di dalamnya adalah sia-sia dan hanyalah merupakan sebuah permainan (yang tidak memiliki nilai apa-apa), kecuali pada empat perkara (berikut) : Per- jalanan seorang laki-laki diantara dua tujuan, melatih kuda, bersenda gurau bersama keluarga dan belajar berenang." (HR. An Nasa'i)

320 — Kado Perkawinan

Alangkah agungnya tuntunan yang diberikan oleh Rasulullah, dimana beliau telah mengungkapkan aktivitas senda gurau bersama keluarga (se- perti dalam haditsnya) sebagai sesuatu yang memiliki manfaat ini sejak empat belas abad yang lalu. Adapun apa yang dimaksudkan dengan pe- ngertian keluarga dalam konteks pembahasan ini berarti juga mencakup peranan anak-anak. Oleh karena itu, hendaknya seorang bapak juga ikut mengajak bermain anak-anaknya guna menguatkan fisik mereka dan mem- berikan kebahagiaan untuk dirinya sendiri dan sekaligus bagi anak-anaknya.

Didalam sebuah kitab yang berjudul Kaifa Tushbihi Imra'ati, karya seorang penulis wanita yang tidak mau menyebutkan identitas dirinya — namun hanya menuliskan simbol "J" pada halaman sampul kitab terse-but— , dalam Bab yang membahas tentang "Permainan Adam dan Hawa", dimana sang penulis menerangkan: "Aku tidak menganggap diriku meng-ungkapkan sesuatu yang belum pernah diketahui oleh banyak orang. Karena aku berpendapat, bahwa seorang wanita ketika mengungkapkan sesuatu, khususnya mengenai hubungan seksnya yang dilakukan dengan laki-laki, maka akan terdapat sesuatu yang lain disamping mengharapkan untuk mendapat keturunan. Yang karenanya akan menjadikan olah raga pacuan kuda —yang tadinya— merupakan kegemaran nomor satu bagi laki-laki, turun menjadi nomor dua, digantikan dengan "Permainan Adam dan Hawa" tersebut. Hal itu terjadi sejak adanya peristiwa dimaksud (yang dilakukan oleh Adam dan hawa) hingga kini, karena indahnya dorongan seks yang ada pada diri manusia."

Lebih lanjut di jelaskan di dalam kitab tersebut: "Bahwa penjelasan seperti itu bukan berasal dari diri penulis sendiri, melainkan dari keterang-an yang diberikan oleh seorang dokter dan psikolog. Telah menjadi sebuah pengetahuan umum, bahwa rutinitas seks merupakan aktivitas yang sehat untuk dilakukan. Juga dapat mendekati wanita dan laki-laki dengan per- bekalan psikologis serta sesuatu yang bersifat ruhani hingga dapat melega- kan (memuaskan) keduanya secara jasmani. Menjadikan keduanya lupa akan berbagai kesulitan hidup duniawi yang tengah dialami, walaupun bersifat sementara. Memberikan kesempatan keduanya untuk tidur dengan pulas dan sekaligus mampu untuk menjaga pandangan keduanya dari me- lihat sesuatu yang bukan menjadi hak mereka berdua. Selain itu, semua hubungan ini juga akan menguatkan kesempurnaan dalam cinta.

Diharapkan, bahwa kepuasan dari hubungan rutin itu didapatkan oleh kedua belah pihak. Jika seseorang dapat memilih dengan baik, maka pa- sangannya akan mengagumi dirinya, untuk kemudian memberi keutamaan padanya seperti apa yang telah ia terima. Cinta adalah unsur yang harus selalu ada, baik itu pada saat pertama menjalin hubungan maupun pada

Keutamaan Menuntut Ilmu dan Bahaya Waktu Kosong — 321 Keutamaan Menuntut Ilmu dan Bahaya Waktu Kosong — 321

Isteri merupakan penanggung jawab pertama dalam mencapai kebaha- giaan rumah tangga. Sebab, keserasian dan keharmonisan sebuah rumah tangga adalah tujuan utama yang ingin diciptakan isteri, yang kemudian dibantu oleh peran suami. Maka isteri wajib mengerahkan segala usahanya untuk mencapai keharmonisan dengan sikap keterbukaan dan tolong-me- nolong dengan suami.

Jadi, sungguh sangat disayangkan apabila seorang isteri muslimah tidak memahami akan arti dari waktu, sebagaimana yang telah diterangkan di atas. Khususnya pada saat memasak makanan yang menyita banyak waktu, dimana hal tersebut tidak dikenal oleh isteri-isteri pada zaman Nabi, juga para isteri di negara-negara Barat pada zaman modern seperti sekarang ini.

Salah seorang wanita Barat pernah menyaksikan salah seorang isteri muslimah yang masak makanan dengan menghabiskan banyak waktu. Ke- mudian ia (sang wanita Barat) berkata kepada sang isteri muslimah: "Se- karang aku baru mengerti akan sebab kemunduran kaum muslimin. Wanita di negara-negara Barat menghidangkan makanan untuk keluarga dan tamu- nya hanya sekitar 1 jam, dengan ukuran yang tidak terlalu lebih dan tidak terlalu kurang. Sementara wanita-wanita muslimah sering menghabiskan hampir dari setengah hari untuk memasak makanan di dapur."

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah bersabda yang arti- nya: "Tidaklah bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat kelak. hingga ia akan ditanya mengenai empat perkara. Pertama, tentang umur- nya, yaitu di mana ia menghabiskannya. Kedua, tentang kesehatannya. yaitu untuk apa ia pergunakan hingga mencapai usia tua. Ketiga, tentang ilmunya, yaitu apa yang ia perbuat dengannya. Keempat, tentang hartanya. yaitu dari mana ia mendapatkan dan untuk apa ia membelanjakannya." (Hadits ini berstatus sahih, karena adanya bukti atas kesahihannya)

Tidak di sangsikan lagi, bahwa hadits ini sangatlah masyhur di kalang- an umat islam. Oleh karena itu, salah satu dari elemen pendukung bagi terjadinya kebangkitan umat Islam adalah mereka mau mempergunakan waktu luang dan mengisinya dengan hal-hal yang mendatangkan manfaat berupa kekuatan, semangat dan kesenangan.

Betapa kita semua sangat mengharapkan keluarga yang Islami akan mengulangi sejarah kejayaannya, seperti yang pernah terjadi pada masa awal kejayaan Islam. Sehingga lebih maju dan tangguh didalam menangaru berbagai persoalan dan meninggalkan berbagai perkara yang menghinakan.

322 — Kado Perkawinan

Sehubungan dengan pembahasan tentang masalah waktu, berikut ini akan penulis nukilkan lembaran yang menyakitkan bagi arti dari sebuah kehidupan para wanita yang pernah terjadi di negeri kita. Salah seorang dari mereka menulis surat kepada temannya untuk mengadukan kesulitan yang tengah di alaminya. Dalam hal ini penulis menukil redaksi kalimatnya seperti apa adanya, untuk menerangkan batas keteledoran yang telah mereka lakukan, walaupun sebagian dari mereka adalah wanita terpelajar. Surat tersebut berbunyi:

"Problem terbesar yang tengah aku alami saat ini adalah kesibuk- anku didalam menjahit pakaian yang harus aku kenakan, yangmana kesemuanya itu hampir saja melenyapkan nyawaku. Sebab, aku se- nantiasa berharap untuk dapat memakai hasil jahitan yang bagus, agar aku bisa mengandalkan kepercayaan diriku padanya sebagai penunjang bagi penampilanku. Akan tetapi, di mana aku harus mencari seorang penjahit yang benar-benar cocok untukku. Pada suatu musim panas, ada orang yang memanggil seorang penjahit yang katanya ia sangat trendi — didalam model jahitannya—, elok dan kuat. Kemudian aku pun me- mesan sebuah gaun dan kimono yang terbuat dari kain wol. Setelah gaun aku ambil, ternyata hasilnya sangat mengecewakan, hingga aku tidak ingin memakainya dan hanya aku simpan di dalam lemari. Kimono yang aku pesan pun tidak sudi aku mengambilnya, karena diberi tali yang sangat jelek. Adapun tujuanku memberitahukan hal ini kepadamu adalah agar engkau berhati-hati jika menjahitkan gaun kepadanya. Oleh karena itu, aku menghabiskan waktuku hanya untuk menjahit gaun yang hendak aku kenakan." •:•

Keutamaan Menuntut Umu dan Bahaya Waktu Kosong — 323