NALURI GEMAR MENARIK PERHATIAN
NALURI GEMAR MENARIK PERHATIAN
Naluri ini mendorong si empunya untuk gemar menarik perhatian orang lain. Jika hal itu dilakukan untuk kepentingan menebarkan keutamaan, kemuliaan dan keluhuran budi pekerti (akhlak), maka dalam hal ini justru merupakan suatu perintah yang disyari'atkan. Didalam Al Qur'an Al Azhim tertulis do'a yang dipanjatkan oleh Nabi Allah Ibrahim 'Alaihissalam:
"Ya Rabb, anugerahkanlah kepada kami isteri dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami Imam bagi orang- orang yang bertaqwa. " (Al Furqan 74)
Namun, sekelompok ahli tasawwuf (sufi) mencoba memerangi ber- cokolnya tabiat seperti ini, lalu memadamkannya dengan lumpur kenistaan. Sehingga Ibnu 'Atha'illah Al Iskandari berkata didalam kitabnya yang berjudul Al Hikam Al 'Atha'iyyah: "Pendamlah wujud kalian di dalam tanah belukar. Karena, segala yang tumbuh dari sesuatu yang tidak dipendam (tanam), maka tidak akan sempurna hasilnya."
Yang di sesalkan adalah, bahwa naluri ini telah menyimpang dikalang- an mayorits kaum wanita. Mereka mencoba menarik perhatian lawan jenis dengan cara-cara tercelaseperti; bersolek, memakai parfum dan membuka aurat untuk mempengaruhi laki-laki. Penulis pernah mendengar cerita (ke- jadian) tentang seorang wanita di salah satu taman hiburan. Didekatnya ada seorang laki-laki. Lalu ia mengadukan laki-laki tersebut kepada polisi dan menuduh bahwa laki-laki itu akan menyakitinya. Tatkala polisi menanya-
Naluri Gemar Menarik Perhatian — 473
kan kepada laki-laki itu perihal pengaduan wanita tadi, maka sang laki-laki memberikan jawaban dibelakang polisi, dengan tujuan agar tidak melihat wanita tersebut. Maka berkatalah wanita itu: "Hal itulah yang menyakitkan hatiku, karena ia tidak mau memperhatikan aku."
Ada pula sebuah kisah seperti contoh wanita diatas. Yaitu, seorang wanita tengah mengemudikan kendaraan dan diawasi secara sungguh-sungguh oleh polisi lalu lintas. Ia melakukan pelanggaran yang dapat membahaya-kan (mencelakakan) para pejalan kaki. Karena kecantikannya yang me- nyilaukan mereka, sampai-sampai ia nyaris menabrak mereka. Seketika itu juga sang petugas menghentikannya dan memeriksa kelengkapan surat-surat yang ia miliki. Kemudian petugas itu menemukan didalamnya surat keterangan dokter tentang kewajiban memakai kaca mata. Maka sang pe- tugas menanyakan alasan mengapa wanita tersebut tidak memakai kaca mata sesuai anjuran dokter? Dengan penuh keterus-terangan ia (sang wanita) menjawab dengan bertanya pula: "Apakah anda menghendaki aku menyembunyikan keindahan mataku dibalik kaca mata?"
Wanita semacam ini hendaknya takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan memelihara pakaian malunya serta menjauhi gerak dan gaya yang dapat merangsang laki-laki untuk menjaga kehormatan mereka, juga kehormatan kaum laki-laki. Kecuali hanya kepada sang suami. Juga para wanita hendaknya menyalurkan naluri kegemaran mereka menarik per- hatian tersebut melalui pendidikan anak cucu yang baik serta memper- siapkan para pemuda dan calon ibu yang luhur, sebagaimana do'a yang di ucapkan oleh Nabi Allah Ibrahim 'Alaihissalam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman didalam Al Qur'an:
"Dan janganlah mereka memukulkan kaki agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertaubatlah kalian kepada Allah, wahm orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung." (An Nuur 311
Imam Ibnu Katsir berkata: "Para wanita di zaman Jahiliyah jika ber- jalan dijalanan umum, maka mereka menghentakkan kaki yang terdapai gelangnya, agar laki-laki yang ada di sekitarnya dapat mendengarkan ge- merincingnya. Karenanya Allah melarang para wanita muslimah melaku- kan hal seperti itu. Begitu pula jika ada bagian perhiasannya yang tertutup, maka mereka (wanita-wanita Jahiliyah) melakukan gerakan untuk mem-
474 — Kado Perkawinan 474 — Kado Perkawinan
Masih bersumber pada ayat tersebut, bahwasanya para wanita mus- limah juga dilarang memakai wewangian yang dapat merangsang nafsu laki-laki ketika keluar rumah.
Ibnu Katsir berkata tentang penghujung ayat tersebut yang berbunyi: "Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang mengaku dirinya beriman, agar kalian beruntung." Artinya, laksanakanlah oleh kalian apa-apa yang telah diperintahkan Allah dari sifat-sifat yang baik dan akhlak yang mulia serta tinggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah dari apa yang pernah di kerjakan oleh orang-orang pada zaman Jahiliyah, yaitu dari akhlak dan sifat-sifat tercela. Sesungguhnya keberuntungan itu terdapat pada pelaksanaan perintah Allah dan Rasul-Nya serta meninggalkan larang- an Allah dan Rasul-Nya. Karena itu, hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan.
Adapun perhiasan itu di halakan bagi wanita, sebagai sambutan untuk fitrahnya. Oleh karenanya, semua wanita gemar berpenampilan cantik. Agar nampak cantik, maka dibutuhkan perhiasan yang selalu berubah bentuk- nya dari masa ke masa. Akan tetapi, wanita pada dasarnya secara lahiriah memang suka menghasilkan keindahan serta menyempurnakannya untuk kemudian mempersembahkan keindahan itu kepada laki-laki (suaminya).
Islam sendiri tidak menentang kegemaran yang ada sejak lahir ini, akan tetapi Islam turut mengatur dan mengendalikannya. Lalu menjadikannya terhenti pada tujuan wanita tersebut, yakni kepada seorang laki-laki pen- damping hidup yang akan muncul dikemudian hari. Namun demikian, yang menyakitkan ialah bahwasanya pengarang kitab Adh Dhilaal, di sela-sela tafsirannya mengenai ayat ini dan ayat sebelumnya, telah jauh dari ke- benaran manakala ia berkata (setelah penulis pindahkan (salin) dari kitab tersebut ialah sebagai berikut):
"Keseluruhan mereka (kerabat laki-laki dari pihak wanita dan anak laki-laki yang masih kecil) tiada ditimpakan kesalahan (dosa). Tidak juga kepada sang wanita, karena melihat bagian-bagian tubuhnya. Ke- cuali bagian dibawah pusar, hingga ke bawah lutut...." Yang pengarang maksudkan ialah diatas lutut."
Ucapan ini sama sekali bertentangan dengan kebenaran. Adapun bagian yang diperkenankan untuk terlihat bagi para kerabat laki-laki ialah sebagian leher serta sebagian lengan dan betis yang terpaksa terlihat saat mengerja- kan pekerjaan rumah.
Naluri Gemar Menarik Perhatian — 475
Sebagaimana perkataan yang menyalahi kebenaran diatas adalah per- kataan beberapa ulama, bahwasanya tidak diperkenankan kepada para ke- rabat laki-laki melihat aurat wanita kecuali bagian wajah dan kedua telapak tangan saja. Referensi utama dari pembahasan mengenai masalah ini ada-lah kitab yang berjudul Hijab Al Mar'ah Al Muslimah fii Al Kitab wa As Sunnah, yang dikarang oleh Al 'Allamah Al Albani.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Wanita mana pun jika memakai wewangian, kemudian ia keluar melewati satu kaum dengan maksud agar mereka mencium wangi dirinya, maka ia dikatakan sebagai orang yang berzina dan tiap mata yang memandang juga dikatakan sebagai berzina." (HR. Ahmad di dalam musnadnya dan An Nasa'i dengan sanad hasan)
Al Ustadz Al Maududi mengatakan didalam kitabnya, tepatnya pada halaman 319, pada Bab 'fitnah memakai wewangian': "Bahwa parfum itu ibarat utusan dari jiwa yang jelek kepada jiwa yang jelek lainnya. Artinya, jika parfum tersebut berasal dari wanita dijalanan, maka ia merupakan media komunikasi paling efektif untuk berbuat zina. Ini merupakan satu hal yang dianggap remeh oleh sistem moral secara umum (selain Islam). Akan tetapi, etika Islam dengan segenap sensifitas yang ada tidak membiarkan parfum sebagai salah satu faktor yang menyesatkan.
Untuk itu, Islam tidak memperbolehkan para wanita muslimah berada dijalanan atau diperkumpulan —dimana didalamnya terdapat pula kaum laki-laki— dengan menggunakan parfum. Karena, walaupun mereka me- nyembunyikan kecantikan dan perhiasannya, akan tetapi aroma parfum yang ia kenakan akan memenuhi ruangan dan dapat membangkitkan gairah bagi lawan jenisnya.
Berkaitan dengan dampak negatif keluarnya wanita dengan mengguna- kan parfum, maka disini penulis sampaikan pembahasan berikut, yang di- kutip dari kitab Al Hilal, tentang wanita-wanita agresif, halaman 96-97: "Tahukah anda rahasia tersembunyi dibalik berkumpulnya anjing-anjing jantan disekeliling anjing betina dalam keadaan birahi?"
Pertanyaan ini sejak bertahun-tahun lamanya telah menarik perhatian salah seorang ilmuwan. Asumsi semula adalah, bahwa anjing betina (pada musim kawin) melepaskan 'aroma betinanya' yang mampu menarik per- hatian anjing jantan dari jarak jauh. Seekor anjing mustahil berpikir tentang lawan jenisnya kalau bukan disebabkan oleh pesona dari aroma tersebuL
476 — Kado Perkawinan
Pada saat itulah gairahnya timbul dan ia pun mencari anjing betina yang mengeluarkan aroma khasnya itu.
Ilmuwan ini kemudian menyelidiki persoalan tersebut secara lebih mendalam dan berkesimpulan, bahwa materi inilah (aroma betina) yang membangkitkan gairah bagi anjing laki-laki.
Suatu hari ia meninggalkan Laboratoriumnya dan menuju ke rumah, setelah sebelumnya ia melumuri bajunya dengan aroma anjing betina yang ia kenakan. Ternyata ia diikuti oleh segerombolan anjing jantan yang mem- perlakukannya sebagai anjing betina yang sedang birahi. Hal ini menakjub- kan banyak orang, karena tidak mengetahui sebabnya. Sesungguhnya aroma anjing betina tidak akan memancar kecuali berkeinginan untuk menyalur- kan hasrat seksual yang ada.
Sepertinya, aroma khas anjing betina tersebut merupakan ajakan tersirat untuk berhubungan seksual yang disampaikan kepada anjing jantan di seluruh penjuru melalui hembusan angin. Mustahil seekor anjing berpikir tentang seks, kalau tidak karena 'insting hewani'. Aroma betina itu dicium oleh hidung, terserap oleh organ-organ penciuman yang berada di otak. Kemudian membangkitkan kelenjar-kelenjar seksualnya. Demikianlah hal yang mengakibatkan seekor anjing jantan terpikat kepada lawan jenisnya.
Imam Al Munawi didalam kitabnya yang berjudul Faidhul Qadir ber- kata: "Sepertinya wanita tersebut berzina karena dosa yang dihasilkan dari memakai wewangian, sekalipun derajatnya berbeda dengan melakukan perzinaan secara fisik. Karena, pelaku sebab sama dengan pelaku musabab (yang menyebabkan)."
Sedangkan Ath Thibli mengatakan: "Keluarnya wanita dari rumah dengan memakai wewangian yang menggairahkan syahwat laki-laki disamakan dengan pemandu zina."
Adapun yang dimaksudkan dengan 'setiap mata berzina' adalah: "Se- tiap mata yang memandang kepada perempuan yang bukan mahramnya telah mendapatkan bagian dosa zina. Karena, zinanya mata adalah meman- dang kepada sesuatu yang bukan mahramnya. Sebagian ulama madzhab Maliki menjadikan hadits ini sebagai dalil diharamkannya menikmati aroma parfum wanita yang bukan mahramnya. Sebab, ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala mengharamkan sesuatu, Dia juga melarang semua yang menye- rupainya. Sampai-sampai sebagian dari ulama salaf, termasuk diantaranya adalah Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu melarang duduk di tempat yang bekas diduduki oleh wanita, hingga aroma parfum yang dikenakan oleh wanita tersebut hilang.
Naluri Gemar Menarik Perhatian — 477
Hadits diatas menitik-beratkan larangan bagi wanita untuk keluar pada waktu malam, karena kemungkinan terjadinya fitnah lebih besar akibat gelapnya malam. Akan tetapi, tidak berarti keluamya seorang wanita dengan memakai parfum diluar waktu-waktu tersebut diperbolehkan. ‡
478 — Kado Perkawinan